Kepala BSSN Ungkap Ancaman yang Kini Dihadapi Sejumlah Negara
Pergantian nama tersebut diungkapkan Kepala BSSN, Djoko Setiadi seiring dengan perkembangan teknologi informasi sekaligus ancaman yang di dalamnya.
Editor: Malvyandie Haryadi
![Kepala BSSN Ungkap Ancaman yang Kini Dihadapi Sejumlah Negara](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/mendagri-tjahjo-dan-kelapa-bssn_20180518_112500.jpg)
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Lembaga Sandi Negara (LSN) kini berganti nama menjadi Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN).
Pergantian nama tersebut diungkapkan Kepala BSSN, Djoko Setiadi seiring dengan perkembangan teknologi informasi sekaligus ancaman yang di dalamnya.
Ancaman terbesar yang dihadapi sejumlah negara saat ini adalah serangan siber dan malware.
Terlebih, serangan siber katanya kini memiliki spektrum yang sangat lebar, seperti halnya serangan malware yang menimpa Rumah Sakit Pusat Kanker Dharmais dan Rumah Sakit Pusat Jantung Nasional Harapan Kita pada tahun 2017 lalu.
Seluruh pemberkasan dilakukan secara manual hingga akhirnya proteksi lewat firewall dioptimalisasi.
Baca: ICW: Lima Sektor Ini Paling Banyak Dikorupsi dari Penyaluran Dana Desa Sepanjang 2018
Baca: PSSI Dinilai Tebang Pilih, Persiwa Wamena Serahkan Kemenangan pada Persib
"Sebagaimana diketahui, BSSN merupakan revitalisasi dari Lembaga Sandi Negara, Indonesia Security Incident Response Team on Internet Infrastructure (ID-SIRTII) dan Direktorat keamanan informasi, Direktorat Jenderal Aplikasi dan Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatika. Seluruhnya digabung menjadi BSSN," ungkapnya di forum Cyber Corner, Restoran Tugu Kunstkring Paleis, Menteng, Jakarta Pusat pada Kamis (7/2/2019).
Honeypot Project
Lewat penggabungan tersebut, kini pihaknya tengah menjalankan Honeynet Project bersama Indonesia Honeynet Project (IHP).
Kerjasama pun berhasil dilakukan, tercatat ada sebanyak 21 titik Honeypot yang tersebar di enam titik di seluruh Nusantara.
"Honey pot adalah sebuah sistem yang dirancang untuk memikat penyerang. Sistem ini memiliki fungsi untuk memberikan interaksi yang sama dengan sistem yang asli, sehingga penyerang tidak menyadari sudah masuk dalam perangkap," jelasnya.
Terkait hal tersebut, pengembangan akan dilakukan dengan menggandeng pemerintah daerah sebagai bentuk langkah proteksi daerah terkait keamanan Siber.
Lewat upaya tersebut, dirinya berharap BSSN Honeypot dapat tersebar di seluruh Nusantara, mewakili lokus stakeholder nasional.
Tidak hanya sebatas membangun infrastruktur serta pelatihan terkait pengelolaan Honeypot, BSSN membentuk tim bernama Govemment Computer Security Incident Responce Team (CSIRT) yang bertugas khusus menangani insiden Siber yang menyerang masing-masing institusi.
Serangan Terbesar
Djoko Setiadi menyebutkan serangan siber terbesar yang tercatat dalam sistem pertahanan siber BSSN berasal dari Rusia.
Hal itu terangkum dalam Laporan Tahunan Honeynet Project tahun 2018, jumlah total serangan yang menyerang Indonesia pada 21 sensor yang telah terpasang yaitu sebanyak 12.895.554 serangan, dengan jumlah serangan malware sebanyak 513.863 serangan.
Dipaparkannya, terdapat tiga sumber serangan tertinggi dalam kasus tersebut antara lain berasal dari Rusia yakni sebanyak 2.597.256 serangan, China sebanyak 1.871.363 serangan dan Amerika Serikat sebanyak 1.428.440 serangan.
Sementara lanjutnya, target port tertinggi menyasar pada port smbd sebanyak 2.071.320 serangan , SipSession sebanyak 1.298.691 serangan dan SipCall sebanyak 1.187.560 serangan.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.