Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Fadli: di Negara Lain Tidak ada Presiden yang Kagetan

Wakil Ketua DPR Fadli Zon mengatakan kekagetan Jokowi mendengar naiknya harga tiket pesawat dan avtur merupakan hal biasa.

Penulis: Taufik Ismail
Editor: Malvyandie Haryadi
zoom-in Fadli: di Negara Lain Tidak ada Presiden yang Kagetan
dpr.go.id
Wakil Ketua DPR RI Fadli Zon 

Laporan Wartawan Tribunnews, Taufik Ismail

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua DPR Fadli Zon mengatakan kekagetan Jokowi mendengar naiknya harga tiket pesawat dan avtur merupakan hal biasa. Menurutnya, Jokowi memang selalu kaget bila mendengar adanya permasalahan.

"Saya kira ini bukan kekagetan pertama ya. Terlalu banyak kekagetan yang saya lihat dari awal. Kaget bahwa kemacetan bisa menimbulkan (kerugian) triliunan rupiah. Ada kaget karena avtur naik tinggi, banyak lah," kata Fadli di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu, (13/2/2019).

Fadli menilai Jokowi yang selalu merasa kaget saat mendengar adanya permasalahan merupakan bukti pemerintah yang tidak profesional. Selain itu juga, merupakan bukti bahwa pemerintah tidak bekerja dengan baik.

"Ini menunjukan suatu pemerintahan yang amatir. kalau di negara lain engga ada tuh presiden kaget. karena semuanya well informed. Ada mekanisme alur informasi, alur komunikasi. Kalau ada masalah bisa diselesaikan dengan tupoksi masing masing," katanya.

Baca: Keasyikan Nyabu, Pria Ini Tidak Menyadari Polisi Telah Kepung Rumahnya

Kondisi tersebut menurut Fadli bisa karena menterinya yang tidak melaporkan adanya permasalahan atau juga presiennya tidak pernah menanyakan perkembangan kondisi yang terjadi di masyarakat.

"Tidak pernah ada di negara negara lain ada orang kaget kaget begitu. dan kagetnya banyak. coba anda google deh, "jokowi kaget" banyak banget beritanya. kaget semua tuh isinya. kemarin kaget dipatil udang, kaget dipatuk mikrofon, banyak banget lah kekagetan kekagetan," pungkasnya.

Berita Rekomendasi

Sebelumnya Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengaku kaget dengan harga tiket maskapai penerbangan nasional mengalami kenaikan signifikan.

Hal tersebut disampaikan Jokowi setelah mendapatkan keluhan dari Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Hariyadi Sukamdani terkait mahalnya harga tiket pesawat dalam acara Gala Dinner 50 Tahun PHRI di Hotel Sahid, Jakarta, Senin (11/2/2019).

"Berkaitan dengan harga tiket pesawat, saya terus terang kaget," ujar Jokowi.

Mahalnya harga tiket maskapai nasional, seperti Garuda Indonesia karena harga avtur yang dijual Pertamina lebih mahal dari harga internasional.

Melihat kondisi tersebut, Jokowi pun akan memanggil Direktur Utama Pertamina Nicke Widyawati untuk meminta kejelasan terkait harga avtur, dimana saat ini terjadi tindakan monopoli.

"Karena monopoli, harga jadi tidak kompetitif, bandingkan harga avtur disitu dengan yang di dekat-dekat lain, terpaut kurang lebih 30-an persen," ujar Jokowi.

Selisih harga avtur di dalam negeri dan internasional yang terpaut jauh, kata Jokowi, harus dibenahi agar tercipta daya saing yang sehat dan akhirnya harga tiket maskapai menjadi kompetitif.

"Kalo ini terus-teruskan (dibiarkan mahal), ya nanti pengaruhnya ke harga tiket pesawat, karena harga avtur itu menyangkut 40 persen dari cost yang ada di tiket pesawat," papar Jokowi.

Dalam kesempatan itu, Jokowi juga menyampaikan jika nantinya Pertamina tidak bisa menyesuaikan harga avtur di dalam negeri seperti harga internasional, maka akan diberikan izin perusahaan lain untuk dapat menjual avtur di Indonesia.

"Banyak kalau yang mau (perusahaan jual avtur), nganterilah, saya pastikan ngantri," ucap Jokowi.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
×

Ads you may like.

© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas