Sudirman Said Duga Ada Pihak yang Mau Politisasi Sholat Jumat Prabowo
Ia mengatakan Indonesia saat ini sudah sangat toleran. Perbedaan pilihan politik tidak sampai menghambat orang lain beribadah.
Penulis: Taufik Ismail
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kubu Prabowo-Sandi menyayangkan adanya keberatan dari Takmir Masjid Agung Kauman kepada Prabowo untuk menunaikan ibadah solat Jumat di Masjid tersebut.
Direktur Materi dan Debat Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandi, Sudirman Said bahkan mengatakan pelarangan tersebut mengingatkan pada kehidupan beragama di Indonesia pada era 1960 an.
“Saya prihatin dengan kejadian ini, mengingatkan pada masa kecil. Terakhir kali saya mendengar orang salat dilarang-larang waktu kecil tahun 60an. Ada kelompok yang melarang mushalanya dipakai karena beda aliran. Ada kelompok yang menghalangi rombongan mau salat ied di lapangan,” kata Sudirman kepada wartawan, Kamis, (14/2/2/2019).
Baca: KH Irfan Yusuf: Berlebihan Apabila Prabowo Ditolak Sholat Jumat
Ia mengatakan Indonesia saat ini sudah sangat toleran. Perbedaan pilihan politik tidak sampai menghambat orang lain beribadah.
“Beda pilihan ya biasa saja. Kok sampai ada pelarangan seorang calon Presiden masuk ke masjid,” katanya.
Sudirman yakin pelarangan kepada Prabowo untuk beribadah Solat Jumat di Masjid Kauman, tidak merepresentasikan sikap warga Jawa Tengah, khususnya semarang. Sebagai Mantan Cagub Jateng, udirman mengaku tahu bagaimana sikap warganya.
“Masjid Kauman punya sejarah panjang, pasti para pengurusnya memiliki kebijakan, keluasan pikiran, dan hati. Saya tidak percaya kalau mereka tega melarang-larang. Saya mau duduk di barisan tengah karena masuk terlambat, oleh pengurusnya malah dibawa ke mihrab, duduk sebalahan dengan Imam.” katanya.
Oleh karena itu Sudirman mengaku sangat menyayangkan pelarangan Solat Jumat kepada Prabowo Subianto. Ia menduga justru ada pihak yang mau mempolitisasi ibadah nya Prabowo.
“Saya kok menduga ini justru ada pihak lain yang mempolitisasi salat Jumatnya Pak Prabowo,” pungkasnya.
Sebelumnya dilansir dari Tribun Jateng, Ketua Masjid Agung Semarang atau biasa disebut Masjid Kauman, KH Hanief Ismail, menyatakan keberatan adanya rencana Capres 02 Prabowo Subianto jumatan di Masjid Kauman Semarang, Jumat (15/2/2019).
Secara khusus KH Hanief mengontak mantan Komisioner Panwaslu Semarang Mohamad Ichwan menulis keberatannya itu.
Dia juga meminta agar diberitahukan kepada Bawaslu Kota Semarang untuk mengambil tindakan yang diperlukan.
Menurut Kiai Hanief, jumatan yang akan diadakan oleh Prabowo itu perbuatan memolitisasi ibadah shalat jumat sekaligus memakai masjid untuk kepentingan politik.
“Kami para nadlir atau takmir Masjid Kauman merasa keberatan dengan rencana jumatan Prabowo tersebut. Tolong sampaikan ke Bawaslu agar mengambil tindakan yang perlu sesuai aturan hukum," tutur Kiai Hanief yang juga Rais Syuriyah PCNU Kota Semarang dalam keterangan pers kepada Tribunjateng.com, Kamis (14/2/2019).
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.