Mela Trauma Dengar Ledakan Saat Nobar Debat Capres
Suaranya terus gemetar saat dia menceritakan bunyi dentuman ledakan sekitar 20 meter di belakangnya.
Penulis: Amriyono Prakoso
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Peluh dari seorang wanita paruh baya bernama Mela terlihat jelas di wajahnya.
Nafasnya terengah. Dia berjalan cepat menjauh dari lokasi nonton bareng di area Gelora Bung Karno, Jakarta. Tepatnya, di depan Venue Aquatik Senayan.
"Di sana, mas. Di belakang posko Seknas Jokowi," katanya kepada Tribun di lokasi, Minggu (17/2/2019).
Suaranya terdengar berbisik saat dia menceritakan bunyi dentuman ledakan sekitar 20 meter di belakangnya.
Baca: Video Detik-detik Ledakan di Area Nobar Debat Kedua Pilpres 2019
Suara yang bahkan terdengar hingga Hotel Sultan, lokasi debat capres kedua. Mela mengaku ledakan tersebut terdengar usai dirinya berdoa untuk kelancaran debat Capres Jokowi.
"Saya baru saja selesai doa, terus ada ledakan. Ini kuping saya masih berdengung," ucap wanita yang masih mengenakan seragam Seknas Jokowi itu. "Saya takut. Saya mau pulang," ujarnya menutup wawancara.
Selain Mela, wanita paruh baya lainnya, Ajeng bahkan tidak dapat berdiri. Ia dikerumuni oleh relawan lain untuk menenangkan diri.
Ia terus mengusap wajahnya dengan ujung hijab yang dikenakannya. Suaranya terdengar parau saat menceritakan ulang ledakan tersebut.
"Tadi persis di belakang saya. Kita langsung lari. Saya tadi lagi ngobrol sama teman-teman," kata dia pelan.
Baca: Ini Kata BIN soal Ledakan di Dekat Lokasi Debat Capres
Kesaksian relawan lainnya, Dedi mengaku sedang membeli rokok tidak jauh dari titik ledakan.
Dia menuturkan, ada satu unit mobil berwarna putih yang sempat berhenti di dekat lokasi.
Tidak lama setelahnya, suara ledakan terdengar dan massa yang sedang menonton debat langsung berlarian.
"Disitu kan memang bisa lewat mobil. Terus ada mobil disitu lagi berhenti," urainya.
Ia juga mengaku melihat sempat ada plastik putih yang ada di dekat titik ledakan. Namun, dirinya tidak ambil pusing karena hanya berpikir sampah biasa.