Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Demokrat Sempat Bahas Soal Pelaksana Tugas Ketua Umum

Isu Pelaksana Tugas (Plt) untuk mengisi ketua umum Partai Demokrat, sempat menjadi pembahasan oleh Susilo Bambang Yudhoyono pengurus DPP Demokrat.

Penulis: Amriyono Prakoso
Editor: Malvyandie Haryadi
zoom-in Demokrat Sempat Bahas Soal Pelaksana Tugas Ketua Umum
Tribunnews.com/ Danang Triatmojo
Sekjen Partai Demokrat Hinca Panjaitan di DPP Partai Demokrat, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (28/2/2019). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Isu Pelaksana Tugas (Plt) untuk mengisi ketua umum Partai Demokrat, sempat menjadi pembahasan oleh Susilo Bambang Yudhoyono pengurus DPP Demokrat.

Namun, kata Sekjen Partai Demokrat, Hinca Pandjaitan, pembahasan lebih kepada pengalihan tugas, bukan pergantian ketua umum. "Ada. Pak SBY sempat memanggil saya dan membahas soal itu. Tapi, lebih ke pengalihan tugas, bukan pergantian," jelasnya di Kantor DPP Demokrat, Jakarta, Kamis (28/2)

Tuturnya, SBY meminta Hinca untuk berpendapat mengenai hal tersebut. Namun, secara administrasi pergantian memerlukan banyak syarat untuk terpenuhi.

Terutama, ketua umum tidak bisa lagi menjalankan tugasnya secara permanen. Sementara hari ini, SBY, lanjut Hinca, dirasa masih dapat menjalankan tugas sebagai ketua umum meski tidak dapat hadir secara fisik. "Pergantian itu, ketua umum harus berhalangan tetap. Ini kan tidak, masih bisa komunikasi. Maka, tadi saya tegaskan dua kali bahwa tidak ada pergantian kepengurusan di dalam DPP," tegas dia.

Baca: Ini Dia Tiga Kota yang Akan Disambangi Del Piero dan Carles Puyol

Kepada Hinca, SBY mengatakan akan selesai pada Kongres Partai 2020 mendatang dan mempersilakan generasi berikutnya untuk memimpin partai berlambang Mercy tersebut. "Beliau sendiri yang bilang, sudah selesai saat kongres besok. Pak SBY bilang akan menyerahkan ke generasi berikutnya," kata dia.

Demokrat memaklumi atas beredarnya isu tersebut di kalangan media dan pengurus partai politik. Saat ini, SBY juga harus menemani istrinya Ani Yudhoyono di Singapura, sehingga ada kekosongan secara fisik sosok ketua umum. Terlebih, disaat kampanye pileg dan pilpres berlangsung. "Kami memaklumi ada isu itu beredar, karena ada faktor-faktor itu," ucapnya.

Wasekjen Demokrat, Renanda Bahctar menjelaskan, presiden keenam itu, sempat merasa bersalah kepada kader. Alasannya, di tengah situasi yang mengharuskan dirinya terjun ke lapangan, justru tidak dapat dilakukan oleh SBY.

Berita Rekomendasi

"Beliau sempat merasa bersalah karena tidak bisa hadir dan terjun langsung ke lapangan. Di satu sisi Pak SBY juga harus menemani Bu Ani di rumah sakit," ujarnya.

Oleh karena itu, ia memberikan surat keputusan kepada DPP untuk melakukan pekerjaan tambahan dan menunjuk Nahrawi Ramli sebagai koordinator pemenangan wilayah barat, serta Soekarwo di wilayah timur. Serta Agus Harimurti Yudhoyono tetap sebagai Komandan Kogasma Partai Demokrat.

Tidak Hadir hingga Pilpres

Sekjen DPP Demokrat, Hinca Pandjaitan menjelaskan SBY tidak akan hadir hingga gelaran Pemilu 2019. Ia tetap akan menjaga istrinya, Kristiani Herrawati Yudhoyono selama di rumah sakit. Pasalnya, pihak dokter masih belum dapat memastikan kepulangan Ibu Negara itu.

"Jadi, kami sampaikan bahwa Pak SBY tidak dapat hadir dan turun langsung ke lapangan saat masa kampanye berlangsung hingga Pilpres," jelasnya.

Absennya SBY sebagai ikon partai di lapangan bakal digantikan sang anak, Agus Harimurti Yudhoyono. Hal itu demi menghadirkan sosok pemimpin yang tetap lekat ditengah masyarakat, sekaligus menjaga elektabilitas partai tetap pada posisinya. 

AHY selaku Komandan Kogasma Partai Demokrat juga telah didapuk sebagai Panglima pemenangan Pemilu 2019. Penunjukkan dirinya, ditetapkan oleh SBY lewat surat yang ia tulis dari Singapura.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas