Selamatkan Ribuan Hewan Terlantar, Animal Defenders Indonesia Justru Difitnah
Ketua sekaligus pendiri organisasi pecinta hewan 'Animal Defenders Indonesia', Doni Herdaru Tona mengatakan salah satu animal shelter . . .
Penulis: Vincentius Jyestha Candraditya
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Vincentius Jyestha
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua sekaligus pendiri organisasi pecinta hewan 'Animal Defenders Indonesia', Doni Herdaru Tona mengatakan salah satu animal shelter (tempat penampungan hewan terlantar) difitnah oleh oknum tertentu.
Akibatnya, massa bersama Muspika dan Satpol PP menggeruduk salah satu animal shelter di RT 01 RW 06 Desa Wargajaya, Kecamatan Sukamakmur, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Kamis (28/2).
"Awalnya mereka protes soal 'buangan kotoran' hewan dari tempat kami. Padahal, semua sudah langsung masuk septic tank. Pada saat sidak yang dihadiri Muspika dan Satpol PP, mereka melihat sendiri. Lalu, isu ini berkembang menjadi isu agama karena dipelintir. Animal shelter dibilang peternakan dan pemotongan anjing, bahkan kami disebut pemasok daging anjing," ujar Doni, dalam keterangannya, Jumat (1/3/2019).
Menurutnya, lahan tempat berdirinya animal shelter yang digeruduk merupakan milik Sumri, Kepala Desa Wargajaya, Kecamatan Sukamakmur, Kabupaten Bogor, Jawa Barat.
Baca: Jadwal Lengkap Babak Penyisihan Grup Piala Presiden 2019: Persib Bandung Vs Tira Persikabo Pembuka
Tanah tersebut kemudian dibeli oleh Yayasan Rumah Satwa Nusantara dan diperuntukkan sebagai animal shelter pada September 2018.
"Pemilihan lokasi tersebut berdasarkan kecocokan antara kriteria yang diperlukan, seperti jauh dari pemukiman dan telah diutarakan sejak awal oleh notaris yang mencarikan tanah sesuai kriteria. Kepala Desa sekaligus pemilik tanah menjanjikan bahwa ijin akan beres dia urus dan mendapat persetujuan warga setempat," kata dia.
Selanjutnya, dimulailah proses-proses pembenahan dan persiapan lahan hingga membangun pelan-pelan karena disesuaikan dengan dana yang ada sejak awal November 2018.
Baca: Pria Wonogiri Ini Tak Terima Diputus, Nekat Sebar Video Mesum dengan Kekasih Hati
Kemudian tanggal 23 Februari 2019, sejumlah perwakilan ormas mendatangi animal shelter untuk menanyakan ijin penggunaan lahan. Para pekerja yang berada di lokasi sudah menjelaskan bahwa ijin sudah diberikan oleh Sumri selaku Kades Wargajaya.
"Mereka datang beberapa kali dan sidak mengenai isu yang dihembuskan bahwa tempat kami membuang kotoran langsung ke sungai. Hal ini langsung terbantahkan dengan pembuktian bahwa telah terbangun septic tank dan semua kotoran dikumpulkan, tidak dibuang ke saluran," jelasnya.
Animal Defenders Indonesia sudah beritikad baik dengan meminta bertemu dengan warga yang protes. Awalnya mereka merasa tak perlu bertemu, namun akhirnya terjadilah perbincangan bahwa semua pihak merasa tidak keberatan.
Akan tetapi, massa mendatangi kantor Kepala Desa pada Kamis (28/2). Mereka mendesak Kepala Desa untuk menandatangani surat pernyataan kesanggupan menyetop pembangunan dan memindahkan semua anjing-anjing dari tempat bersangkutan paling lambat Jumat (1/3/2019) pukul 24.00 WIB.
"Terbit berita dari Viva dan Radar Bogor dengan headline provokatif dan berita yang tidak berdasarkan fakta, seperti ditemukan peternakan, penyembelihan anjing untuk dikirim ke Jakarta sebagai makanan, rabies, pemilik kabur, serta menyebar konten SARA. Diberitakan juga bahwa pemilik tempat kabur dan diburu polisi. Untuk diketahui, salah satu pengurus, aktif berkomunikasi dengan Kepala Desa saat kejadian berlangsung hingga tengah malam," urai Doni.
Ia menyebut pihaknya sangat menyesalkan pemberitaan yang tidak memenuhi kaidah jurnalistik, dan akan mengambil tindakan serius agar tidak menjadi preseden buruk di kemudian hari.
Misi besar yang ingin dicapai oleh para aktivis shelter, kata dia, yaitu untuk menyelamatkan hidup hewan terlantar atau dibuang agar nantinya dapat dirawat dengan lebih baik oleh yang mengadopsi.
Doni menegaskan agar semua pihak tak melakukan fitnah dan memelintir isu demi kepentingan tertentu.
Bila semakin banyak anjing dan kucing liar yang berkembang biak, maka semakin banyak dari mereka yang terlantar atau dibuang di jalanan. Di shelter, para binatang yang diselamatkan akan segera disterilisasi. Hal ini dilakukan untuk mengontrol over-population pada hewan liar.
"Anda juga bisa membantu mereka yaitu dengan memberikan donasi berupa uang, barang, obat, menjadi volunteer dalam penyelamatan hewan, orangtua asuh untuk hewan terlantar atau bahkan adopter salah satu hewan di shelter. Semuanya akan sangat berarti, daripada memfitnah dan memelintir isu yang menimbulkan konflik," pungkas Doni.