Amien Rais, Fadli Zon, dan Fahri Hamzah Dituding Sebagai Penumpang Gelap Reformasi
Para penumpang gelap reformasi yakni Amin Rais, Fadly Zon, Fahri Hamzah membuat arah gerak reformasi seolah-olah berjalan di tempat
Editor: Sugiyarto
TRIBUNNEWS.COM - SEJUMLAH tokoh pergerakan mahasiswa 1998 menilai, arah pergerakan reformasi yang diperjuangkan dengan penuh perjuangan saat itu, hingga sampai saat ini belum mencapai cita-cita utama.
Tohap Silaban, Ketua Keluarga Besar Kampus Reformasi (KBKR) mengatakan setelah pasca reformasi berlalu selama 21 tahun lamanya arah gerak perubahan yang diharapkan sangat jauh dari apa yang diperjuangkan.
"Para penumpang gelap reformasi yakni Amin Rais, Fadly Zon, Fahri Hamzah membuat arah gerak reformasi seolah-olah berjalan di tempat. Bahkan, yang lebih tragis mereka mengklaim dirinya adalah para pelaku tokoh reformasi sebenarnya," ujar Tohap, dalam konferensi pers bertajuk Sarasehan Politik Reformasi 98, di gedung Usmar Ismail Jalan Rasuna Said Blok C no 22, Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa (19/3) malam.
"Bahkan pemerintah hari ini yang dipilih secara konstitusional yang mencoba melanjutkan cita-cita reformasi, hari ini tak luput dari rongrongan mereka dengan fitnah dan memutar balikkan fakta," sebutnya.
Menurut Tohap, mereka berusaha mengembalikan kekuatan otoriter rezim orba dengan mendukung salah satu calon presiden yang terindikasi dalam peristiwa penculikan dan penghilangan nyawa para mahasiswa dan aktivis.
"Hal tersebut menjadi beban sejarah keluarga besar kampus KBKR, sebab itu kami sepakat berkumpul kembali untuk meluruskan sejarah yang mana telah kami mulai 21 tahun yang lalu," katanya.
"Jangan lupa sejarah (jasmerah), Kami (KBKR) menolak lupa akan proses sejarah yang kami lalui, dan menjadi tanggung jawab KBKR untuk meluruskan sejarah ini secara utuh dan untuk dipertanggung jawabkan kepada rakyat Indonesia, khususnya pada generasi muda, yang saat ini dikenal dengan generasi milenial atau generasi Z, sehingga mereka tau, dan memahami, bagaimana proses perjuangan kami secara utuh," tegas Tohap.
Dia juga mengatakan, mereka tidak akan lupa dengan sejarah kawan-kawan yang diculik oleh kekuasaan rezim Soeharto, mulut dibungkam, dan media dikendalikan.
"Sejarah diubah semaunya oleh kekuasaan. Sekarang kami memberanikan hadir di depan rakyat Indonesia, mengungkapkan apa yang terjadi sebenarnya, dan yang kami takutkan adalah kejadian seperti ini akan muncul lagi. Harapan kami berikan kepada teman-teman mahasiswa melek kondisi politik saat ini, " tandasnya.
KBKR pada Selasa malam juga dihadiri oleh para aktivis 98 diantaranya Adian Napitupulu, Sarbini, Bob Randilawe, Elly Salomo, Wahab Talaohu, Sayed Junaedi Rizaldi, Basuki Rahmat, Waluyo Jati dll.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.