Safari Toleransi di Palangkaraya, Sekjen PSI : Dialog Antar Agama Perlu untuk Tangkal Hoaks
"Kehadiran saya di Palangka Raya merupakan bagian dari rangkaian Safari Toleransi," katanya
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sekjen Partai Solidaritas Indonesia, Raja Juli Antoni menghadiri acara "Dialog Kebangsaan: Indonesia dan Toleransi" yang berlangsung di Gedung Keuskupan Palangka Raya, Kalimantan Tengah.
"Kehadiran saya di Palangka Raya merupakan bagian dari rangkaian Safari Toleransi, yakni kegiatan silaturahmi ke berbagai institusi untuk bertukar gagasan tentang toleransi dan demokrasi," kata Raja Juli dalam keterangannya, Jumat (22/3/2019).
Baca: Raja Juli Sebut Doa Neno Warisman Lebay Sebagai Upaya Menakut-nakuti Warga
Dalam acara itu, Raja Juli mengatakan dia teringat pada pernyataan Hans Kung, seorang teolog Katolik asal Jerman yang mengatakan, “Tidak ada perdamaian dunia tanpa perdamaian antar agama dan tidak ada perdamaian antar agama tanpa dialog antar agama."
Menurut Raja Juli, mendekati pemilu, politisasi agama membuat antarkelompok masyarakat rentan terjadi kecurigaan.
"Duduk bersama, berdialog, saling mendengarkan seperti ini merupakan salah satu cara menangkal hoaks," kata Raja Juli.
Baca: Erwin Aksa Bawa Gerbong Pengusaha Dukung Prabowo-Sandi, Jusuf Kalla Tertawa: Susah Diatur
Raja Juli mengatakan, kunci kerukunan antar umat beragama adalah kerendahan hati untuk mengakui bahwa masing-masing orang boleh melakukan klaim kebenaran (truth claim).
Raja Juli mengatakan di era post-truth di mana kebenaran objektif tidak lagi penting. Yang menyeruak adalah "kebenaran" subjektif yang mengaduk-aduk emosi, mengedepankan sentimen-sentimen SARA.
Konteks ini dimanfaatkan rentan dimanfaatkan oleh kelompok tertentu yang menyukai jalan pintas untuk meraih kekuasaan.
Baca: ICW Sebut Ada Konglomerat di Balik Partai Baru, Jubir PSI Buka Suara: Mari Pakai Logika Bisnis
"Jika kita menerima bahwa semua orang boleh melakukan truth-claim atas agamanya masing-masing, saya kira cara-cara kampanye murahan yang menggunakan SARA tidak akan mempan," kata Raja Juli.
Hadir pula sebagai pembicara beberapa tokoh lintas agama antara lain perwakilan dari Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Kalteng, Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia Wilayah (PGIW) Kalteng, Perwakilan Umat Budha Indonesia (Walubi) Kalteng, Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Kalteng, dan Uskup Palangkaraya Mgr. Aloysius Maryadi Sutrisnaatmaka.