Wiranto: Adiknya Pilih Nomor 2, Kakaknya Nomor 1 Lalu Musuhan, Itu Pertunjukan Paling Aneh di Dunia
Wiranto menerangkan bahwa ajang pesta demokrasi seperti Pilpres 2019 bukan tempat saling fitnah maupun saling hujat.
Penulis: Danang Triatmojo
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menko Polhukam Wiranto menerangkan bahwa ajang pesta demokrasi seperti Pilpres 2019 bukan tempat saling fitnah maupun saling hujat.
Melainkan hanya sebatas kewajiban konstitusional semata.
Pemilu hanya arena memilih pemimpin.
Bukan mengadu keduanya.
Tapi yang terjadi malah sebaliknya.
Kata Wiranto, banyak masyarakat bertengkar dan saling musuhan cuma karena beda pilihan.
Hal itu ia ungkap ketika bercerita soal satu keluarga dimana adik memilih nomor 2 sedangkan sang kakak cenderung ke nomor 1.
Padahal katanya, beda pilihan adalah hal biasa dalam gelaran pesta demokrasi.
"Adiknya milih nomor 2, kakaknya nomor 1 lalu nggak mau bicara karena musuhan. Ini pertunjukan paling aneh di dunia. Mau berbeda kemudian kok kebersamaannya tergerus," ujar Wiranto dalam sambutannya di acara Rakornas Kewaspadaan Pemilu 2019 di Hotel Grand Paragon, Jakarta Pusat, Rabu (27/3/2019).
Baca: Ferdinand Hutahaen Minta Kasus Tiffani Jangan Dianggap Sandiwara Tapi Kreativitas
Kemudian dia kembali mencontohkan, ada kelompok masyarakat yang senang dengan postur tubuh kurus, ada pula yang suka tubuh gemuk.
Bertengkar dengan pilihan postur tubuh kemudian malah bertengkar.
Padahal, dia yang punya tubuh kurus bisa menjadi gemuk.
Begitu pun dia yang punya postur tubuh gemuk, juga bisa jadi kurus jika nasibnya sengsara.
Baca: Daftar Lengkap Kenaikan Gaji PNS, TNI-Polri, Berlaku Mulai Januari 2019 dan Cair Sebentar Lagi
Perbandingan beda pilihan yang diutarakan Wiranto itu langsung disambut gelak tawa dari peserta Rakornas yang memadati ruangan.
"Aku pilih yang gemuk, aku pilih yang kurus. kurus, gemuk, kurus, gemuk, terus berkelahi. Lho salah, yang kurus bisa gemuk, yang gemuk bisa kurus kalau sengsara nasibnya," ujarnya seraya gelak tawa mengiringi ceritanya itu.
Atas hal itu Wiranto menyebut menjatuhkan pilihan dalam Pemilu bukan sesuatu yang berat bila ketika menghadapinya kita punya hati yang tulus dan terbuka.
"Pemilu ini enteng-enteng aja kalau kita hadapi dengan hati yang tulus terbuka. Milih pemimpin bukan berkelahi," tutur Wiranto.