OTT Romi Bikin Elektabilitas PPP Turun, Elite PPP: Pemilih Kami Tradisional Dan Banyak Di Pedesaan
Penurunan ini diprediksi karena operasi tangkap tangan (OTT) terhadap Ketua Umum PPP Romahurmuziy.
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Survei terbaru Charta Politika yang dilakukan pada 19-25 Maret 2019 menunjukkan Partai Persatuan Pembangunan (PPP) mengalami penurunan elektabilitas.
Penurunan ini diprediksi karena operasi tangkap tangan (OTT) terhadap Ketua Umum PPP Romahurmuziy.
Apa kata Partai Persatuan Pembangunan (PPP)?
"Kami menghormati hasil survei tersebut sebagai potret dinamika politik d masyarakat. Namun demikian, kami tidak terpaku hanya pada satu lembaga survei," ujar Wakil Sekretaris Jenderal PPP Achmad Baidowi kepada Tribunnews.com, Jumat (5/4/2019).
Dalam sejarah survei, anggota Komisi II DPR RI ini menjelaskan, PPP selalu tidak lolos ambang batas parlemen atau parliamentary threshold sebesar 4 persen, pada Perebutan kursi DPR RI. Namun nyatanya PPP selalu lolos ke parlemen.
"Karena PPP tidak mau lolos survei, PPP mau lolos pemilu," tegas Baidowi.
Selain itu, imbuh dia, pemilih PPP itu tradisional dan banyak di pedesaan. Sehingga seringkali tidak terpotret sebagai sampel survei.
Namun demikian, lebih lanjut menurut dia, hasil survei menjadi cambuk bagi PPP untuk terus bekerja dan bergerak melakukan konsolidasi melalui struktur dan caleg.
"Pemilih PPP itu tradisional dan banyak di pedesaan sehingga seringkali tidak terpotret sebagai sampel survei," jelasnya.
Sebelumnya Direktur Riset Charta Politika Muslimin mengatakan, pada survei periode 22 Desember 2018-2 Januari 2019 elektabilitas PPP masih pada angka 4,3 persen.
Baca: Fahri Nilai Pileg dan Pilpres Berbarengan Timbulkan Efek Buruk yang Tidak Terduga
Sementara, pada survei periode 1-9 Maret 2019, elektabilitas PPP sebesar 3,6 persen.
Pada survei terbaru 19-25 Maret 2019, elektabilitas PPP kembali turun ke angka 2,4 persen. Survei terakhir ini digelar hanya berselang empat hari setelah Romahurmuziy ditangkap oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
Politisi yang akrab disapa Romy itu kini sudah ditetapkan sebagai tersangka dan ditahan atas kasus suap jual beli jabatan.
"Penurunan ini bisa dikatakan karena PPP mengalami goncangan politik saat ketumnya terkena OTT KPK. Dan survei ini dilakukan dalam rentang waktu yang hampir bersamaan dengan OTT," kata Muslimin.
Meski elektabilitasnya turun dan di bawah ambang batas parlemen empat persen, namun Muslimin menilai PPP masih mempunyai peluang untuk lolos ke DPR RI.
Sebab, masih ada potensi margin of error 2,19 persen serta pemilih yang belum menentukan pilihan sebesar 11,7 persen.
"Namun memang harus kerja lebih keras untuk memulihkan citra pasca OTT KPK," jelasnya. (*)