Bertemu Ulama Sufi di Pekalongan, Menhan Minta Ulama Jaga Keutuhan NKRI
Menteri Pertahanan (Menhan) Ryamizard Ryacudu meminta ulama untuk menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
![Bertemu Ulama Sufi di Pekalongan, Menhan Minta Ulama Jaga Keutuhan NKRI](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/menhan-ryamizard-ryacudu-di-jawa-tengah.jpg)
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Pertahanan (Menhan) Ryamizard Ryacudu meminta ulama untuk menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Permintaan tersebut untuk menanggapi maraknya isu tentang paham dan aliran yang ingin mengganti ideologi Pancasila.
Baca: Menhan Minta Tidak Menyeret Negara Lain di Pemilu 2019
Hal itu disampaikan Ryamizard saat menghadiri Thoriqoh Kebangsaan Konferensi Ulama Sufi Internasional yang mengambil tema "Mengimplementasikan Tasauf untuk Kebahagiaan Umat Manusia dan Keselamatan Negara" di Pekalongan, Jawa Tengah, Senin (8/4/2019).
"Tema yang diambil pada kesempatan kali ini saya pandang relevan dalam rangka mengingatkan kembali akan hakekat dan jati diri umat Islam Indonesia yang sesungguhnya di tengah maraknya aliran dan faham ideologi lain yang ingin mengganti ideologi Pancasila," ujarnya dalam keterangan yang diterima.
Di era perkembangan modernisasi dan globalisasi saat ini, kata Ryamizard, di samping ancaman-ancaman berbentuk fisik baik ancaman nyata dan ancaman belum nyata,
Indonesia juga harus mewaspadai ancaman disintegrasi bangsa melalui perubahan mindset. Tujuannya adalah merubah ideologi negara Pancasila.
"Dengan kekuatan soft power, ancaman ini terus berupaya secara sistematis, terstruktur dan massif untuk merusak jati diri anak bangsa Indonesia dengan ideologi radikal. Pengaruh mindset ini merusak jati diri anak bangsa yang ujungnya adalah suramnya masa depan generasi muda Indonesia," katanya.
Saat ini, salah satu ancaman yang sangat nyata dan merupakan salah satu bentuk penistaan terhadap agama, negara dan bangsa Indonesia yang sangat berpengaruh terhadap keutuhan dan kesatuan bangsa adalah terorisme dan radikalisme.
Ancaman ini tidak hanya menimbulkan kerugian material dan nyawa serta menciptakan rasa takut dimasyarakat, tetapi juga telah mengoyak keutuhan berbangsa dan bernegara.
"Terorisme dan radikalisme yang kita hadapi saat ini adalah ancaman teroris generasi ketiga. Ciri Khusus dari ancaman terorisme generasi ketiga ini adalah kembalinya para militan asing ISIS dari Timur Tengah serta berevolusinya ancaman dari yang bersifat ter-sentralisasi menjadi terdesentralisasi yang menyebar keseluruh belahan dunia setelah kekalahan ISIS di Syria dan Irak," tegasnya.
Mantan Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) ini menyebut, dalam sejarah kemerdekaan bangsa Indonesia para ulama Thoriqoh memiliki peranan penting dalam membela dan menjaga keutuhan NKRI. Sejak zaman penjajahan Belanda 3,5 abad para ulama thoriqoh tidak pernah surut dalam melakukan perlawanan terhadap kolonial Belanda sehingga mereka mengalami kesulitan menguasai Indonesia secara utuh karena para ulama thoriqoh yang tersebar di seluruh wilayah Nusantara menjadi tokoh perlawanan terhadap penjajahan Belanda.
"Kemudian Belanda mengatur strategi dengan mengirim tokoh orientalis Snouck Hourgronje ke Arab Saudi untuk belajar Bahasa Arab, tujuannya supaya bisa membaca dan memahami kitab-kitab yang menjadi rujukan para ulama thoriqoh Nusantara," ucapnya.
Setelah Snouck Hourgronje melakukan penelitian terhadap kitab-kitab tersebut akhirnya terjawab bahwa ajaran para ulama thoriqoh menjadi akar tumbuhnya nasionalisme dan bangkitnya semangat perlawanan terhadap Belanda.
Belanda kemudian melakukan perampasan buku-buku tasawuf dan tarekat para ulama Nusantara lalu dibawa ke Belanda.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.