Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Dua Tahun Pengusutan Kasus Teror Novel Baswedan Mandeg, Jokowi Didesak Bentuk TGPF Independen

Menurut Yudi, walaupun teror terus terjadi, pegawai KPK konsisten terus menangkapi para koruptor tanpa peduli resiko yang dihadapi.

Penulis: Ilham Rian Pratama
Editor: Choirul Arifin
zoom-in Dua Tahun Pengusutan Kasus Teror Novel Baswedan Mandeg, Jokowi Didesak Bentuk TGPF Independen
TRIBUNNEWS/HERUDIN
Aktivis antikorupsi dan wadah pegawai (WP) KPK memperingati 500 hari penyerangan air keras kepada penyidik KPK Novel Baswedan, di gedung KPK, Jakarta, Kamis (1/11/2018). Peringatan digelar untuk mendorong pemerintah dalam hal ini Presiden Joko Widodo atau Jokowi menyelesaikan kasus-kasus penyerangan terhadap para aktivis. WP KPK juga mengaitkan kasus tersebut dengan tewasnya aktivis HAM, Munir Said Thalib pada 2004 lalu. TRIBUNNEWS/HERUDIN 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ilham Rian Pratama

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tragedi kriminalisasi berupa penyiraman air keras terhadap penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan, oleh orang tak dikenal selama 2 tahun ini praktis mandeg. 

Kasus ini akan tepat menginjak tahun ke-2 pada Kamis (11/4/2019) besok. Selama itu pula polisi belum kunjung berhasil mengungkap dalangnya serta pelaku sebenarnya dari tindakan brutal tersebut.

Ketua Wadah Pegawai KPK Yudi Purnomo Harahap mengatakan, sejak kejadian yang menimpa Novel Baswedan tersebut, rentetan teror terhadap penyidik KPK terus terjadi.

Mulai dari teror terhadap kediaman pimpinan KPK hingga penganiayaan pegawai KPK. namun kasus-kasus itu tetap tidak terungkap.

Menyikapi hal itu, ribuan masyarakat Indonesia anti korupsi yang terdiri dari Koalisi Masyarakat Sipil, sejumlah tokoh nasional, budayawan, serikat buruh, serikat karyawan, musisi, gerakan mahasiswa dan lainnya akan mendatangi gedung KPK. 

Baca: Nissa Sabyan dan Al Ghazali Dijadwalkan Meriahkan Kampanye Prabowo-Sandi di Stadion Sriwedari

Mulai pagi hingga malam mereka akan menyatakan sikap dukungan mereka kepada KPK agar tidak kendor memberantas korupsi. 

Berita Rekomendasi

“Korupsi merupakan musuh bersama bagi seluruh rakyat negeri ini kecuali tentu saja bagi koruptor dan pendukungnya,” kata Yudi kepada wartawan, Rabu (10/4/2019).

Baca: Selisih Tipis, Survei Voxpol: Jokowi-Maruf 48,8 Persen, Prabowo-Sandiaga 43,3 Persen

Menurut Yudi, walaupun teror terus terjadi, pegawai KPK konsisten terus menangkapi para koruptor tanpa peduli resiko yang dihadapi.

Terbukti dengan ditangkapnya 30 tersangka OTT (Operasi Tangkap Tangan) oleh penyidik KPK sepanjang tahun 2018 dan merupakan yang terbanyak sepanjang sejarah KPK. 

Wadah pegawai KPK tetap menuntut Presiden Jokowi dengan mendesak agar segera membentuk TGPF (Tim Gabungan Pencari Fakta) Independen.

Baca: Ramalan Zodiak Hari Ini Rabu 10 April 2019: Proyek Impian Libra Terwujud, Scorpio Sukses Berbisnis

Lembaga yang akan berada di bawah langsung presiden harus dibentuk sebagai wujud keseriusan Jokowi memberantas korupsi di negeri ini sekaligus solusi bahwa satu satunya cara menghentikan teror kepada KPK adalah menangkap pelaku terornya.

Yudi menambahkan, Wadah Pegawai KPK menyampaikan berterima kasih untuk seluruh Masyarakat Indonesia yang akan datang pada esok hari karena itu akan semakin menyemangati kami dalam memberantas korupsi yang merupakan kejahatan luar biasa di negeri ini. 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas