Rhenald Kasali: Mobilisasi Massa Tidak Perlu, Tunjukan Jiwa Besar
Akademisi dan praktisi bisnis Rhenald Kasali memandang mobilisasi massa ataupun opini untuk mengklaim kemanangan tidak diperlukan. Ia menyarankan
Editor: FX Ismanto
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Akademisi dan praktisi bisnis Rhenald Kasali memandang mobilisasi massa ataupun opini untuk mengklaim kemanangan tidak diperlukan. Ia menyarankan, sebaiknya Capres harus percaya diri dan tunjukan jiwa dan leadership.
“Mobilisasi baik massa maupun opini tidak diperlukan,” kata Rhenald kepada wartawan, Jumat (19/4/2019).
Ia berpandangan, setiap deklarasi klaim kemenangan hanya akan menimbulkan dorongan serupa dari kontestasi lain. Menurutnya, para Capres menahan diri dan hentikan cara-cara yang menyerupai kampanye. Saat ini,
“(Karena) tahapan kampanye sudah selesai. Untuk setiap kasus serahkan kepada lembaga hukum. Mari hormati konstitusi,” ujarnya.
Karena, sambung Rhenald, sudah letih diaduk-aduk perasaannya. “Kalau kita cinta tanah air, stop! pihak tahan diri dan jadilah manusia dewasa yang memang layak memimpin. Jangan ke kanak-kanakan,” pungkasnya.
Sementara, Pengamat Politik dari Universitas Indonesia Donny Gahral Adian mengatakan, melakukan mobilisasi massa untuk memaksakan kehendak di luar jalur hukum yang sah adalah tindakan inkonstitusional dan berpotensi makar.
Hal itu telah dilakukan Prabowo Subianto bersama para pendukungnya setelah usai pemungutan suara.
“People power sebagai mobilisasi massa untuk menjatuhkan pemerintahan yang sah adalah tindakan berpotensi makar dan inkonstitusional. People power itu untuk menjatuhkan pemerintahan yang otoriter, bukan untuk proses penghitungan suara dalam sebuah pemilu yang demokratis,” kata Donny dalam pernyataan resminya, Jumat (19/4/2019).
Dia melanjutkan, hendaknya kubu Prabowo-Sandi yang kalah dalam penghitungan cepat (quick count) berhenti untuk melakukan mobilisasi massa.
“Menyerahlah pada kedaulatan rakyat. Tunjukkan bagaimana berdemokrasi secara dewasa,” seru Donny.