1 Mei 2019, Indonesia Resmi Jadi Ketua Dewan Keamanan PBB
Kepemimpinan Indonesia di Dewan Keamanan PBB sendiri akan mengambil tema 'Investing in Peace Including Safety and Performance of UN Peace Keeping'.
Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Malvyandie Haryadi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Mulai 1 Mei 2019 ini, Indonesia resmi menjabat Ketua Dewan Keamanan (DK) PBB.
Kepemimpinan Indonesia di Dewan Keamanan PBB sendiri akan mengambil tema 'Investing in Peace Including Safety and Performance of UN Peace Keeping'.
Hal tersebut disampaikan Direktur Keamanan Internasional dan Perlucutan Senjata Kemlu, Grata Endah Werdaningtyas, beberapa waktu lalu, di Kementerian Luar Negeri, Pejambon, Jakarta Pusat.
Grata mengatakan, ada beberapa tolak ukur, Indonesia mengambil tema tersebut.
Pertama, misi perdamaian PBB masih merupakan tools yang paling kuat dari Dewan Keamanan PBB untuk berkontribusi pada perdamaian dan keamanan internasional.
Baca: BNPB Berikan Bantuan Dana Siap Pakai Rp 2,25 M untuk Penanganan Banjir dan Longsor Bengkulu
Baca: Politisi PDIP: Baru Kemarin PAN Serang Jokowi, Hari Ini Bicara Peluang Gabung Koalisi, Etis Tidak?
Baca: Ma’ruf Amin Ditanya Soal Jatah Menteri untuk Kader NU, Ini Jawabannya
Baca: Kenapa TNI AL Tidak Lepaskan Tembakan saat Kapal Perang Indonesia Ditabrak Vietnam?
Kedua, Indonesia telah memiliki rekam jejak terkait tema yang bersangkutan.
Indonesia diketahui, sebagai negara penyumbang pasukan perdamaian terbesar di dunia yakni menduduki urutan 8 dari 124 negara penyumbang pasukan PBB.
"Dan bulan Maret ini kita sudah pecah telor dalam artian untuk pertama kalinya kita mengirimkan lebih dari 100 peace keeper perempuan. Ini suatu yang luar biasa dan ini juga sejalan dengan keinginan sekjen PBB untuk melibatkan, mempromosikan perlibatan dan partisipasi perempuan dalam perdamaian dan keamanan," kata Gatra.
Ia mengatakan, Indonesia telah menyiapkan beberapa agenda dalam kepemimpinan ini, di antaranya open debate on peace keeping dan akan mengeluarkan presidential statement, salah satu outcome untuk meng-address masalah pelatihan dan kapasitas peace keeper.
"Lalu juga kesempatan ini juga akan dipakai oleh Indonesia untuk mendukung kampanye Indonesia untuk pencalonan dewan HAM," ujar dia.
Dijadwalkan pula, Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi akan hadir di New York pada 6-9 Mei 2019, untuk memimpin sidang terbuka Dewan Keamanan PBB pada tanggal (7/5).
Indonesia terpilih sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB pada tahun lalu, setelah mendapat 144 suara di pertemuan Majelis Umum PBB.
Indonesia terpilih menjadi anggota DK PBB untuk masa jabatan 2019-2020.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.