PKAKN Pelajari Logic Model Hasil Audit BPK
PKAKN akan membuat Memorandum of Understanding (MoU) dengan Magister Ekonomi Publik Universitas Gadjah Mada (UGM).
Editor: Content Writer
Kepala Pusat Kajian Akuntabilitas Keuangan Negara (PKAKN) Badan Keahlian DPR RI Helmizar mengatakan, saat ini PKAKN sedang mempelajari Logic Model (LM) untuk membantu para analis dalam membaca audit BPK RI, terutama audit kinerja yang sangat sulit untuk ditentukan efektivitasnya.
Untuk itu, PKAKN akan membuat Memorandum of Understanding (MoU) dengan Magister Ekonomi Publik Universitas Gadjah Mada (UGM).
“Kita akan sama-sama membuat kajian atau penelitian tentang akuntabilitas maupun hasil pemeriksaan BPK. Ini baru tahap penjajakan, agar mereka memberikan masukan-masukan kepada para analis. Setelah masukan itu kita anggap baik, baru kita membuat MoU dengan UGM,” jelas Helmi, sapaan akrabnya, di Wisma Griya Sabha DPR RI, Bogor, Jawa Barat, Jumat (26/4/2019).
Dikatakan oleh Helmi, bahwa LM ini untuk membantu para analis dalam membaca audit BPK, terutama audit kinerja yang menurutnya sangat sulit untuk ditentukan efektivitasnya.
Menurutnya, ada perbedaan persepsi antara BPK dengan LM yang disampaikan kepada PKAKN. Untuk itu Helmi mengatakan ke depannya akan dicarikan benang merahnya untuk menyamakan persepsi dari temuan yang disampaikan.
“Ada perbedaan persepsi antara Logic Model dengan BPK. Kita akan cari benang merahnya, perbedaan itu dimana. Lalu kita menyamakan persepsi nantinya dengan BPK maupun BPKP tentang hasil temuan BPK. Dan tentunya tidak seluruh hasil audit BPK itu benar, tentu ada hal-hal yang perlu dicermati kembali,” ujar Helmi.
Logic Model (LM) adalah gambaran visual logis dari suatu program yang menunjukkan rangkaian/hubungan antara input, aktivitas, sampai dengan output dan outcome yang diharapkan sebagai respon terhadap suatu situasi yang dihadapi organisasi. Dengan pendekatan LM, keterkaitan struktur anggaran dari program, kegiatan, output, komponen, dan jenis belanja, menjadi lebih logis/relevan.
Dalam kesempatan yang sama, Public Sector Governance FED UGM Rusdi Akbar menjelaskan bahwa LM merupakan framework yang simple, termasuk untuk akuntabilitas Dana Desa yang Sumber Daya Manusinya sangat terbatas.
Karena itu, menurut Rusdi dibutuhkan model yang sederhana, mudah dipahami, tetapi sudah menyampaikan pesannya.
“Logic Model ini saya pilih untuk dikenalkan karena kemudahan dan kesederhanaannya. Ini semacam frameworkyang bisa diaplikasikan untuk memahami outcome yang penting untuk penganggaran kinerja. Orientasi hasil itu penting dimana kita punya masalah saat ini dengan orientasi hasil bahwa antara input, output dan outcome itu masih belum nyambung dan itu terjadi di kementerian dan lembaga,” pungkas Rusdi.(*)