Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Siapa Sosok WNI di Luar Negeri yang Disebut Wiranto dan Hendropriyono Hingga Buat BPN Bereaksi?

Wiranto Sebut Ada WNI di Luar Negeri Ingin Benturkan TNI dengan Polri. Hendropriyono sebut WNI tersebut warga keturunan. BPN Prabowo-Sandiaga bereaksi

Editor: Imanuel Nicolas Manafe
zoom-in Siapa Sosok WNI di Luar Negeri yang Disebut Wiranto dan Hendropriyono Hingga Buat BPN Bereaksi?
Tribunnews/Irwan Rismawan
Menko Polhukam, Wiranto (tengah depan) bersama Panglima TNI, Marsekal TNI Hadi Tjahjanto (kiri depan) dan Kapolri, Jenderal Pol Tito Karnavian (kanan depan) serta pejabat lainnya mengikuti rapat koordinasi kesiapan akhir pengamanan tahapan pemungutan dan penghitungan suara Pileg dan Pilpres Tahun 2019 di Jakarta, Senin (15/4/2019). Rapat tersebut untuk memastikan seluruh penegak hukum dan penyelenggara serta pengawas Pemilu 2019 semakin solid untuk mensukseskan Pilpres dan Pileg 17 April 2019 nanti. Tribunnews/Irwan Rismawan 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam), Wiranto menuding ada tokoh yang berdiam di luar negeri melontarkan pernyataan nada menghasut, antara lain ingin membenturkan anggota TNI dengan anggota Polri.

Meski tak menyebut nama orang yang dimaksud, Wiranto mengatakan pihak tersebut membangun isu bahwa 70 persen TNI dapat dipengaruhi untuk berpihak pada langkah inkonstitusional.

Baca: Wiranto Bentuk Tim Pengkaji Ucapan Tokoh, Pakar Hukum Beberkan Ini: Apakah Kepolisian Tak Mampu?

"Saya mendengarkan ada pihak tertentu yang mengatakan bahwa atau pihak tertentu yang sudah mencoba untuk mengadu domba antara tentara atau militer dengan polisi, ada. Mengatakan 70 persen TNI sudah dapat dipengaruhi untuk berpihak pada langkah-langkah inkonstitusional," ujar Wiranto saat membuka rapat terbatas tingkat menteri di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta Pusat, Senin (6/5/2019).

Hadir dalam rapat itu antara lain Mendagri Tjahjo Kumolo, Menkominfo Rudiantara, dan Wakapolri Komjen Pol Ari Dono Sukmanto.

Rapat terbatas digelar untuk memetakan kejadian mana saja yang bisa menjadi potensi pelanggaran hukum selama Pemilu 2019 untuk tetap menjaga suasana damai di bulan Ramadan 2019.

Rapat ini untuk memetakan kejadian apa saja selama Pemilu 2019 yang masuk pelanggaran hukum untuk segera dilakukan tindakan hukum yang tegas.

“Ada banyak cacian, hinaan, dan hasutan yang mengganggu keamanan nasional dan kenyamanan masyarakat,” ujar Wiranto.

Berita Rekomendasi

Lebih lanjut, Wiranto mengimbau pihak yang menuding TNI mendukung tindakan inkonstitusional harus membuktikan tuduhannya.

Jika tidak, pihak tersebut harus menerima risiko berhadapan dengan hukum.

"Tidak bisa dibiarkan ngomong seenaknya saja di negeri ini," ujarnya.

Wiranto juga mempersilakan seluruh aparat penegak hukum untuk menginventarisasi dan mengamati segala hal yang masuk ke dalam kategori pelanggaran hukum.

Baca: Komentar Sandiaga Uno Tentang Rencana Wiranto Bentuk Tim Kajian Ucapan Tokoh

Ia juga meminta aparat mengambil tindakan apa untuk menindak pelanggaran hukum tersebut.

"Dengan demikian maka ini nanti keluar dari rapat koordinasi bukan lagi dituduh sebagai kesewang-wenangan TNI-Polri, bukan lagi dituduh langkah diktatorial dari pemerintah," ujar Wiranto.

Tokoh Penghasut

Wiranto juga mengaku geram dengan seorang tokoh yang tengah berada di luar negeri tersebut.

Ia menyebut tokoh tersebut mengompori dan mengahasut masyarakat untuk melakukan langkah-langkah inkonstitusional setiap hari.

Baca: Wiranto: Ada yang Bilang 70% TNI Bisa Dipengaruhi Bertindak Inkonstitusional, Itu Omong Kosong!

Menko Polhukam, Wiranto (kiri) bersama Kapolri, Jenderal Pol Tito Karnavian (kanan) serta pejabat lainnya mengikuti rapat koordinasi kesiapan akhir pengamanan tahapan pemungutan dan penghitungan suara Pileg dan Pilpres Tahun 2019 di Jakarta, Senin (15/4/2019). Rapat tersebut untuk memastikan seluruh penegak hukum dan penyelenggara serta pengawas Pemilu 2019 semakin solid untuk mensukseskan Pilpres dan Pileg 17 April 2019 nanti. Tribunnews/Irwan Rismawan
Menko Polhukam, Wiranto (kiri) bersama Kapolri, Jenderal Pol Tito Karnavian (kanan) serta pejabat lainnya mengikuti rapat koordinasi kesiapan akhir pengamanan tahapan pemungutan dan penghitungan suara Pileg dan Pilpres Tahun 2019 di Jakarta, Senin (15/4/2019). Rapat tersebut untuk memastikan seluruh penegak hukum dan penyelenggara serta pengawas Pemilu 2019 semakin solid untuk mensukseskan Pilpres dan Pileg 17 April 2019 nanti. Tribunnews/Irwan Rismawan (Tribunnews/Irwan Rismawan)

Baca: Ahmad Dhani Siapkan Surat Kecaman untuk Dua Pensiunan Jenderal Pendukung Jokowi

"Ada lagi tokoh di luar negeri, setiap hari ngomong ngomopori masyarakat, mengahsut masyarakat. Untuk apa? Untuk melakukan langkah-langkah inkonstitusional," ujar Wiranto.

Dia tak menyebut siapa tokoh yang dimaksud.

Ia juga tak menyebut berada di negara mana sang tokoh berada ketika mengompori dan menghasut masyarakat.

Ia hanya mengatakan langkah inkonstitusional yang digaungkan tokoh di luar negeri tersebut tidak dibenarkan.

"Apa langkah yang kita lakukan. Tindakan hukum apa yang harus kita lakukan," ujarnya.

Wiranto juga mengungkit media sosial yang mendukung tindakan inkonstitusional. Ia meminta Kemkominfo lebih tegas dalam mengambil tindakan.

"Kalau perlu kita hentikan. Kita tutup demi keamanan nasional ada UU yang mengijzinkan kita untuk melakukan itu," ujarnya.

Ia menyampaikan tindakan tegas yang dilakukan oleh pemerintah merupakan upaya untuk mempertahankan NKRI, dan kedamaian masyarakat selama Ramadan.

Wiranto mencontohkan ada beberapa hal yang bisa dimasukkan dalam kategori potensi pelanggaran selama pelaksanaan proses Pemilu 2019.

Ia mengatakan, ada juga isu yang menyebut pemerintahan saat ini diktator.

Padahal isu itu sengaja dihembuskan supaya pemerintah takut mengambil keputusan tegas.

Baca: Wiranto Tegas Perbolehkan Shutdown Media, Fahri Hamzah: Kebebasan Mau Ditutup Itu Salah

“Langkah tegas yang diambil bukan berarti pemerintah diktator, isu seperti itu sengaja dihembuskan supaya pemerintah takut mengambil keputusan,” ujar Wiranto.

Tindakan tegas terhadap hal-hal tersebut ada dalam konstitusi negara, ada hukum yang izinkan pemerintah melakukan hal itu, supaya masyarakat damai di bulan Ramadan ini,” kata pendiri dan mantan Ketua Umum Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura).

Reaksi BPN Prabowo-Sandiaga

Sementara Juru Bicara Badan Pemenangan Nasional (BPN) Prabowo-Sandiaga, Andre Rosiade menyayangkan pernyataan Menteri Kordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menkopolhukam), Wiranto soal adanya orang di luar negeri yang menghasut rakyat melakukan tindakan inkonstitusional.

Menurut Andre Rosiade, pernyataan Wiranto tersebut justru menimbulkan keresahan di masyarakat.

Baca: Respons BPN Prabowo-Sandi Sikapi Pernyataan Wiranto Soal Ada Orang di luar Negeri Hasut Masyarakat

Wakil Sekretaris Jenderal Partai Gerindra, Andre Rosiade
Wakil Sekretaris Jenderal Partai Gerindra, Andre Rosiade (Ilham Rian Pratama/Tribunnews.com)

"Saya menyayangkan pernyataan itu. Seharusnya pemerintah tidak menambah mengeluarkan pernyataan yang menimbulkan keresahaan," ujar Andre Rosiade.

Menurut Andre Rosiade, tidak ada masyarakat sekarang ini yang ingin melakukan tindakan inkonstitusional.

Bila ada satu atau dua orang melontarkan protes atau kritik, menurutnya hal itu bukan tindakan inkonstitusional.

"Tidak ada rakyat yang akan melakukan tindakan inkinstitusional. Saya bingung pemerintah takut atau seolah olah takut adanya tindakan inkonstitusional," katanya.

Andre Rosiade menduga pernyataan Wiranto tersebut seperti sengaja untuk menyebar ketakutan di masyarakat.

Sehingga masalah dugaan kecurangan Pemilu 2019 menjadi terabaikan.

"Apakah pernyataan itu sengaja untuk menakut nakuti, sehingga dugaan adanya kecurangan pemilu tidak terpantau?" katanya.

Jangan Memprovokasi

Terpisah, mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN), AM Hendropriyono meminta Warga Negara Indonesia (WNI) keturunan agar tak memprovokasi masyarakat pascapemilu 2019.

Hendropriyono menyebut, budaya masyarakat Indonesia sangat menghormati pemimpinnya.

Baca: Hendropriyono Ingatkan Jangan Asal Tuduh: Kalau Ada Kecurangan, Buktikan

Mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN), AM Hendropriyono saat ditemui di Sekolah Tinggi Hukum Militer (STHM), Matraman, Jakarta Timur, Jumat (12/4/2019).
Mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN), AM Hendropriyono saat ditemui di Sekolah Tinggi Hukum Militer (STHM), Matraman, Jakarta Timur, Jumat (12/4/2019). (Tribunnews.com/ Fransiskus Adhiyuda)

Sehingga, WNI keturunan tak memprovokasi usai gelaran Pemilu.

"Saya ingin memperingatkan bangsa indonesia, WNI keturunan supaya sebagai elite yang dihormati oleh masyarakat kita, cobalah mengendalikan diri jangan menjadi provokator. Jangan memprovokasi rakyat," kata Hendropriyono di Gedung Lemhanas, Jakarta, Senin (6/5/2019).

Hendropriyono mastikan, ucapannya tak memiliki maksud apa pun apalagi bernuansa saentimen suku, agama, ras dan antargolongan (SARA), dan unsur sentimen terhadap suatu golongan.

Ia hanya khawatir, masyarakat di lapisan bawah terprovokasi akibat ujaran dan perkataan tokoh WNI keturunan yang bisa menimbulkan perpecahan bangsa.

Terlebih, ada ajakan untuk melawan pemerintah dengan cara aksi-aksi di jalanan.

"Masyarakat keturunan arab WNI tau lah posisinya yang dimuliakan oleh masyatakat kita. Dengan dimulaikanlah,dia itu dalam posisi yang mengayomi masyarakat," kata dia.

"Jangan memprovokasi masyarakat melakukan politik jalanan, mengajak pawai, apapun namanya kedaulatan rakyat, tapi itu dijalanan dan tidak disiplin," ucap Hendropriyono.

Baca: Hendropriyono Angap Aneh Jika Ijtima Ulama Menghasilkan Keputusan Politik

Mantan Ketua Umum PKPI ini meminta masyatakat agar tak terprovokasi terhadap ujaran dan perkataan para tokoh WNI keturuann yang menyebarkan kebencian kepada pemerintah.

"Kalau tidak ada yang mengingatkan, lalu siapa yang ingatkan trus semau-maunya aja ngomong maki-maki. Bahasanya kasar, dan tidak pantas didengar oleh cucu-cucu kita. Masa dengar seperti itu kepada seorang presidennya, terhadap pemimpinnya. Enggak boleh," tutup Hendropriyono. (tribun network/zal/tis)

BACA JUGA ARTIKEL VIRAL BERIKUT !

  Wisuda Tak Dihadiri Orangtua, Pemuda Ini Terduduk Lemas dan Menangis, Curhatannya Viral

 Fotografer Tak Sengaja Temukan Foto Lawas Jokowi Cium Tangan Gus Dur, Ada Hal Besar Terungkap!

 Reino Barack Rela Kalungkan Tas Syahrini di Leher Saat Jalan-jalan ke Mall, Ekspresinya Jadi Sorotan

 Mulan Jameela Hadiri Dinner Syahrini & Reino Barack, Penampilannya Mewah Tak Kalah dari Pengantin

 Foto Pernikahan Gadis Cantik & Pria Afrika, Kisah Cintanya Viral, Bertemu Jodoh di Saat Tak Terduga

 Foto Viral Wanita Menyusui Anaknya di Hari Pernikahan, Identitas Terungkap, Seorang Artis Terkenal

 Viral Pria Pamer Foto Menyusui Bayinya, Ia Bukan Cari Sensasi: Saya Lakukan Demi Ibunya

 Lihat Posturnya, Wanita Bernama Puspa Dewi Ini Bak Gadis, Padahal Umur Aslinya Sudah Nenek-nenek !

 Banjir Doa untuk Adik Ayu Ting Ting yang Sudah Meninggal, Banyak yang Tak Sangka Tahu Kisah Hidupnya

 Reino Barack Rela Kalungkan Tas Syahrini di Leher Saat Jalan-jalan ke Mall, Ekspresinya Jadi Sorotan

 Viral Foto Ruang Doa 2 Agama Berbeda Saling Bersebelahan, Ini Cerita Menyentuh Sang Fotografer

 Viral Foto Driver Ojol Tunggu Pesanan Sambil Sibuk Membaca, Perhatikan saat Fotonya Di-zoom

 BUKTI BARU Disodorkan Keluarga, Setelah Visum Tunjukkan Keperawanan Audrey Utuh, Tak Ada Kekerasan

 LENGKAP Doa Niat Puasa Ramadan Sebulan Penuh & Tips Makan Sahur Agar Tidak Lapar

 HAL-HAL YANG MEMBATALKAN PUASA : Apakah Mimpi Basah Mengugurkan Puasa? Begini Cara Mandi Wajib

 Keutamaan Doa Selama 10 Hari Pertama Ramadhan 1440 H/2019, Lakukan dengan Khusyuk!

 Keutamaan Salat Tarawih dari Ramadhan 1 hingga ke-30, Beda Pahala Setiap Hari, Niat Lengkap

 Blak-blakan, Aisyahrani Ceritakan Respon Luna Maya Saat Diundang ke Gala Dinner Syahrini & Reino

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas