Kemendikbud: Rata-rata Nilai UN SMA dan Sederajat Meningkat
Sebagai cermin hasil pembelajaran, hendaknya hasil UN menjadi umpan balik peningkatan mutu pembelajaran di kelas.
Editor: Hendra Gunawan
Ujian nasional tahun 2019 diikuti 8,3 juta peserta didik dengan 103 ribu satuan pendidikan. Sebanyak 91 persen atau lebih dari 7,5 juta peserta didik dan warga belajar mengikuti UNBK. Jumlah peserta UNBK meningkat 19 persen dari jumlah peserta UNBK tahun 2018.
Daya Juang Siswa dari Keluarga Ekonomi Lemah
Kepala Balitbang Kemendikbud mengungkapkan beberapa hasil angket ujian nasional tahun 2019. Salah satu yang menarik dari hasil angket UN 2019, sebanyak 19 persen responden angket yang memiliki capaian UN tinggi merupakan siswa yang berasal dari latar belakang keluarga dengan ekonomi kurang menguntungkan atau ekonomi lemah. Mereka disebut Totok sebagai siswa berdaya juang (ketahanmalangan) tinggi.
"Anak-anak yang dalam kehidupan sehari-hari serba kekurangan, setelah kita cek, ternyata nilai mereka tinggi. Belajar dalam kondisi kekurangan ternyata bisa berprestasi baik. Ini luar biasa. Anak dengan resilience atau ketahanmalangan," terang Totok.
Angket diisi oleh 50 peserta di setiap sekolah pelaksana UNBK usai mengerjakan soal. Angket ini bertujuan untuk menggali informasi non-kognitif agar diperoleh analisis menyeluruh mengenai faktor-faktor yang memengaruhi capaian siswa.
Ada lima jenis angket yang dapat dikerjakan oleh siswa seusai mengerjakan UN. Namun, setiap siswa hanya perlu mengerjakan satu jenis paket saja.
Pertanyaan di dalam angket terkait indikator sosial-ekonomi seperti pekerjaan dan pendidikan orangtua serta kepemilikan barang. Selain itu, digali juga persepsi siswa dalam mengenali bakat dan keunggulan diri, serta cita-cita (aspirasi) siswa.
"Persoalan ketahanmalangan ini bisa menjadi kriteria karakter anak Indonesia yang perlu ditumbuhkan," tambah Kabalitbang. (*)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.