Tak Hanya Pebulutangkis Minarni Soedarjanto, Ini 6 Tokoh Indonesia yang Pernah jadi Google Doodle
Google Doodle hari ini, Jumat (10/5/2019) menampilkan pebulu tangkis Minarni Soedarjanto, 6 tokoh ini juga pernah tampil di Google Doodle.
Penulis: Fitriana Andriyani
Editor: Sri Juliati
TRIBUNNEWS.COM - Google Doodle hari ini, Jumat (10/5/2019) menampilkan animasi pebulutangkis wanita.
Ketika Google Doodle diklik, Google akan menampilkan hasil pencarian Minarni Soedarjanto.
Siapa dia?
Dikutip dari laman Wikipedia.org, Minarni Soedarjanto merupakan atlet bulutangkis asal Indonesia.
Beliau menjadi Google Doodle dalam rangka memperingati hari kelahirannya.
Minarni Soedarjanto atau Minarni Sudarjanto lahir di Pasuruan, Jawa Timur, 10 Mei 1944.
Pada usia 59 tahun, tepatnya 14 Mei 2003, ia menghembuskan napas terakhir di Jakarta.
Baca: Dengan Teknologi Augmented Reality, Pencarian di Google Search Bisa Tampilkan Gambar 3D
Baca: Spesifikasi dan Harga Nokia 4.2, Ponsel dengan Tombol Google Asisstant Pertama di Indonesia
Semasa hidupnya, Minarni Soedarjanto menjadi pebulutangkis sejak 1959 sampai 1975-an.
Selama menjadi pebulutangkis ia telah menorehkan segudang prestasi baik sebagai pemain tunggal maupun ganda.
Tak hanya Minarni Soedarjanto, Google Doodle juga pernah menampilkan beberapa tokoh Indonesia lainnya.
Berikut tokoh-tokoh Indonesia yang pernah menjadi Google Doodle.
1. Maria Walanda Maramis
Maria Walanda Maramis dikenal sebagai pahlawan yang berusaha memajukan keadaan wanita di Indonesia pada awal abad ke-20.
Maria lahir 1 Desember 1872 dan wafat tahun 1924.
Karena kontribusi dan dedikasinya, beliau diberi gelar Pahlawan Pergerakan Naasional dari pemerintah Indonesia pada 20 Mei 1969.
Pada 8 Juli 1917, Maria bersama beberapa orang mendirikan Percintaan Ibu Kepada Anak Temurunannya (PIKAT) sebagai bentuk kesadaran peran ibu dalam keluarga.
Tujuan didirikannya PIKAT adalah untuk mendidik para wanita mengenai hal-hal rumah tangga, seperti memasak, menjahit, merawat bayi, dan lainnya.
Baca: Fitur Baru Google, Data Riwayat Web Pengguna akan Terhapus Secara Otomatis Tiap Beberapa Bulan
Baca: Cara Mengirimkan File dan Folder Via Google Drive
2. Dewi Sartika
Dewi Sartika menjadi Google Doodle pada hari Minggu (4/12/2016) di hari ulang tahunnya yang ke-132, dilansir dari Tribun Timur.
Dewi Sartika adalah pahlawan nasional yang menjadi perintis pendidikan bagi kaum perempuan.
Peninggalan beliau adalah Sekolah Isteri Pedopa.
Baca: Jokowi: Guru Jangan Sampai Kalah dari Google dan Wikipedia
Dewi Sartika lahir si Sunda 4 Desember 1884 dan meninggal di Cineam, Tasikmalaya 11 September 1947 pada usia 62 tahun.
3. RA Kartini
Setiap kali merayakan "Hari Kartini", Google pun turut serta memperingatinya.
Google Doodle menampilkan sosok RA Kartini dengan nuansa etnik.
RA Kartini dikenal sebagai pelopor kebangkitan perempuan pribumi.
Baliau dikenal dengan bukunya berjudul "Habis Gelap Terbitlah Terang."
Baca: Fitur Terbaru Google Maps, Bisa Jadi Panduan Menjelajahi Kuliner di Berbagai Kota
Baca: Kekuatan Thanos Serang Google, Hilangkan Pencarian dengan Jentikan Jarinya, Ini Caranya
4. Ki Hajar Dewantara
Ki Hajar Dewantara, lahir di Yogyakarta 2 Mei 1889, merupakan Bapak Pendidikan Indonesia.
Satu dedikasinya untuk pendidikan pribumi Indonesia diwujudkannya dengan mendirikan Perguruan Taman Siswa.
Beliau dikukuhkan sebagai pahlawan nasional yang ke-2 oleh Presiden Soekarno pad 28 November 1959.
Dilansir dari Tribun Timur, Ki Hajar Dewantara menjadi Google Doodle pada 2 Mei 2015 bertepatan dengan hari pendidikan, dan hari ulang tahunnya yang ke-126 Ki Hajar Dewantara.
5. Pramoedya Ananta Toer
Pramoedya Ananta Toer menjadi Google Doodle pada Senin (6/2/2017) dilansir dari Tribun Timur.
Bertepatan dengan ulang tahunnya yang ke-92.
Pram adalah seorang penulis "Tetralogi Buru", karyanya itu telah diterjemahkan ke dalam lebih dari 41 bahasa.
Baca: Aplikasi MyWuling+ Bisa Diunduh di Google Playstore dan AppStore
6. Samaun Samadikun
Prof. Dr. Samau Samadikun menjadi Google Doodle pada 15 April 2016, dilansir dari Tribun Timur.
Samaun Samadikun oleh ilmuwan dikenal sebagai Bapak Mikroelektronika.
Samaun Samadikun memperoleh The 1998 Award of the Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) untuk menghargai dedikasinya di bidang ilmu pengetahuan
Beliau lahir di Magetan, Jawa Timur, 15 April 1931 dan meninggal di Jakarta, 15 November 2006 pada umur 75 tahun.
7. Bagong Kussudiardja
Bagong Kussudiardja lahir di Yogyakarta, 9 Oktober 1928.
ia menghembuskan napas terakhir di Yogyakarta, 15 Juni 2004 pada umur 75 tahun.
Bagong Kussudiardja tercatat sebagai seorang Koreografer dan Pelukis Indonesia.
Bagong memulai kariernya sebagai penari Jawa klasik di Yogyakarta pada 1954.
Bagong berkenalan dengan seni tersebut melalui Sekolah Tari Kredo Bekso Wiromo, yang dipimpin oleh Pangeran Tedjokusumo, seniman tari ternama.
Baca: Mengenal Sosok Walanda Maramis, Pahlawan Tanah Minahasa yang Tampil Pada Google Doodle Hari Ini
Bagong mendirikan Pusat Latihan Tari (PLT) pada 5 Maret 1958 dan Padepokan Seni Bagong Kussudiardja pada 2 Oktober 1978.
Selama hidupnya, lebih dari 200 tari telah diciptakan, dalam bentuk tunggal atau massal, diantaranya; tari Layang-layang (1954), tari Satria Tangguh, dan Kebangkitan dan Kelahiran Isa Almasih (1968), juga Bedaya Gendeng (1980-an).
(Tribunnews.com/Fitriana Andriyani)