Eks NII: Cegah Sel-sel Tidur Teroris Bangkit Dengan Ciptakan Kondisi Aman Pasca Pengumuman KPU
Bagi Ken Setiawan, pesta demokrasi itu seperti pertandingan atau kompetisi olahraga, lawan adalah teman bermain. Bukan musuh.
Penulis: Srihandriatmo Malau
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Pendiri NII Crisis Center yang juga Mantan Komandan (Negara Islam Indonesia (NII), Ken Setiawan berharap setelah pengumuman KPU akan tercipta kondisi aman dan kondusif.
Dua belah pihak sama-sama menahan diri dan yang menang tidak jumawa dan yang kalah menerima hasil akhir, sebab di situlah puncak demokrasi.
Karena Ken khawatir, bila terjadi konflik maka sel-sel tidur teroris akan bangkit dan menganggap ini adalah jihad.
"Mereka (teroris-red) itu punya ketrampilan dan keahlian, satu orang saja meledakan diri di pusat kerumunan massa. Maka akan terjadi korban berjatuhan di kalangan masyarakat itu sendiri," ujar Ken kepada Tribunnews.com, Senin (13/5/2019).
Pesta demokrasi untuk memilih pemimpin menurut Ken, bukanlah ajang perang suci, antara beriman dan kafir atau baik dan jahat, yang menempatkan sebagai diri sebagai protagonis pihak lain sebagai lawan atau musuh yang harus dibinasakan.
Bagi Ken Setiawan, pesta demokrasi itu seperti pertandingan atau kompetisi olahraga, lawan adalah teman bermain. Bukan musuh.
Baca: Eggi Sudjana Bakal Penuhi Panggilan Penyidik Sore Ini
Sebab, imbuh dia, tanpa lawan mustahil pertandingan akan berjalan tanpa lawan tanding.
Dalam suatu pertandingan sudah biasa ada konflik sampai berujung tawuran antar suporter yang disebabkan oleh berbagai hal. Misalnya wasit yang dianggap curang dalam memutuskan perkara di lapangan.
Tapi di dalam sebuah kompetisi olahraga sudah ditentukan prosedur menyampaikan fakta-fakta bila dianggap ada kecurangan. Jadi bukan dengan tawuran atau berujung kerusuhan.
Dalam sebuah kompetisi pasti ada menang dan ada yang kalah yang di putuskan oleh wasit, begitu juga dengan pesta demokrasi pemilu yang sudah ada KPU.
Untuk itu dia berharap Masyakat bisa menerima keputusan "wasit", yakni KPU. Apa pun itu hasilnya. Dan bila ada ketidakpuasan sudah di sediakan forum di MK.
Bagi Ken, Pemilu adalah puncak perjuangan demokrasi dimana masyarakat menentukan pemimpin untuk masa jabatan beberapa tahun kedepan.
Jadi menurut Ken, Pesta demokrasi ini harus disikapi positif seperti sebuah permainan atau kompetisi yang pasti ada menang dan kalah.
"Pesta demokrasi itu identik dengan pesta yang sudah seharusnya di isi dengan kebahagiaan dan keceriaan bukan di maknai sebagai perang sehingga kita saling bermusuhan," ucapnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.