Hardiyanto Kenneth Sayangkan Aksi Ricuh 21-22 Mei di Ibu Kota
Dalam aksi tersebut, ada enam orang meninggal dunia dan ratusan orang terluka akibat bentrok dengan petugas keamanan.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Aksi damai 21-22 Mei di Jakarta, tepatnya di depan Kantor Bawaslu Republik Indonesia berlangsung ricuh.
Dalam aksi tersebut, ada enam orang meninggal dunia dan ratusan orang terluka akibat bentrok dengan petugas keamanan.
Menanggapi hal tersebut, Politisi muda Partai Persatuan Demokrasi Perjuangan (PDIP), Hardiyanto Kenneth sangat menyayangkan kejadian itu.
Dirinya menilai, bahwa sebenarnya hal itu sudah bisa diantisipasi sejak dini, tapi para pendemo masih tidak mau mengindahkan hingga akhirnya terjadi bentrok.
"Banyak korban jiwa dan luka. Fasilitas umum rusak dan dibakar serta ratusan orang ditangkap, itu bukan aksi damai. Gara-gara hal tersebut banyak toko tidak buka dan masyarakat tidak bekerja, kalau demo damai berubah menjadi anarkis maka kita semua yang akan menerima kerugian, karena itu akan berdampak negatif kepada ekonomi kita," tegas Hardiyanto Kenneth dalam keterangannya, Kamis (23/5/2019).
Baca: Media Internasional Soroti Kerusuhan di Jakarta 21-22 Mei
Menurut pria yang kerap disapa Kent itu, jika masyarakat serta elite politik menerima hasil Pemilu dengan lapang dada, sportif, dan kesatria, tidak akan ada kejadian yang membuat coreng nama Indonesia di dunia internasional, perlu diketahui semua mata dunia melihat peristiwa yang terjadi di Indonesia.
Jika terjadi hal-hal yang tidak baik akan menjadi preseden buruk untuk Indonesia dan akan berdampak negatif terhadap Iklim investasi, serta tidak langsung akan muncul rasa tidak percaya terhadap stabilitas keamanan dan politik di dalam negeri.
Kata Kent, apabila ada pihak yang tidak puas dengan hasil Pemilu, maka ada jalur konstitusi yang disediakan, yakni dapat menggugat hasil pilpres ke Mahkamah Konstitusi (MK).
"Coba diindahkan hal itu, saya yakin tidak akan terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Jadi tolong saling menahan diri supaya masyarakat adem dan tentram, ini kan bulan suci Ramadan, jadi jangan dirusak dengan hal-hal yang tidak baik," tuturnya.
Kata pria yang lolos Pileg DPRD DKI Jakarta 2019 itu, sudah saatnya kita maju bersama-sama membangun bangsa yang lebih maju dan sejahtera. Tidak perlu adanya debat kusir yang akhirnya membuat bangsa yang tercinta ini hancur lebur. Pejabat negara dan tokoh politik harus segera ambil sikap akan hal tersebut.
"Sudah saatnya kita bergandengan tangan. Dan para elite politiknya berangkulan dan duduk bersama membicarakan nasib bangsa ke depan," sambung pria yang juga pengusaha dan advokat itu.
Menurutnya, dua pasangan calon presiden dan calon wakil presiden beberapa waktu lalu sudah bisa mendinginkan suasana, baik itu Joko Widodo dan Prabowo Subianto.
Jokowi dalam pidatonya mengatakan, bahwa dirinya meminta dukungan dari masyarakat karena telah diberikan amanah. Sementara Prabowo Subianto akan mengambil langkah di MK.
"Sikap Pak Jokowi dan Pak Prabowo sudah benar itu, tidak perlu lagi ada demo, tinggal tunggu saja hasil proses secara konstitusional di MK," tuturnya.
Kent pun mengapresiasi kinerja Polri dan TNI dalam mengamankan Aksi 21-22 Mei di sejumlah tempat di ibukota.
"Saya apresiasi setinggi tingginya kepada kawan TNI dan Polri atas dedikasinya mengamankan ibukota, dan bisa menahan diri dari segala provokasi dari para pendemo di depan Kantor Bawaslu," tutupnya.