Ambulans Gerindra yang Angkut Batu Nunggak Pajak 4 Tahun
Masa berlaku surat tanda nomor kendaraan (STNK) mobil tersebut telah habis sejak 25 Februari 2018.
Editor: Hasanudin Aco
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mobil ambulans berlogo Partai Gerindra plat nomor B 9686 PCF yang diamankan polisi saat kerusuhan 22 Mei, ternyata menunggak pajak.
Berdasarkan penelusuran melalui laman resmi Samsat Jakarta, mobil tersebut diketahui menunggak pajak kendaraan bermotor selama 4 tahun, sejak 25 Februari 2015.
Masa berlaku surat tanda nomor kendaraan (STNK) mobil tersebut telah habis sejak 25 Februari 2018.
Mobil tersebut dikenakan denda Pajak Kendaraan Bermotor (PKB) Rp 390.600 di luar pajak pokok Rp 1.627.500.
Mobil itu juga dikenakan denda Sumbangan Wajib Dana Kecelakaan Lalu Lintas Jalan (SWDKLLJ) sebesar Rp 100.000.
Baca: Curhat Yayan, Sopir Ambulan Milik Gerindra yang Kini Ditahan: Saya Belum Dibayar
Mengenai keberadaan mobil dari Tasikmalaya, Jawa Barat berada di Jakarta, pengurus Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Partai Gerindra Kota Tasikmalaya, Jawa Barat menegaskan, mobil ambulans yang dikirim ke Jakarta pada 22 Mei bukan untuk memfasilitasi kerusuhan.
Sekretaris DPC Partai Gerindra Kota Tasikmalaya, Andi Warsandi mengakui, mengirimkan ambulans ke Jakarta untuk memfasilitasi massa yang beraksi pada 22 Mei.
"Tujuannya untuk mengantisipasi kelelahan para peserta aksi di Jakarta. Untuk kepentingan bantuan kemanusiaan," kata dia saat ditemui di Kantor DPC Partai Gerindra Kota Tasikmalaya.
Andi mengaku kaget mendapat informasi di media sosial yang menyebut bahwa ambulans mereka membawa batu-batu saat kerusuhan di Tanah Abang, Jakarta.
Menurut Andi, pengiriman satu unit ambulans dilakukan atas instruksi Dewan Pimpinan Daerah (DPD) Partai Gerindra Jawa Barat (Jabar).
Melalui intruksi dari DPD Partai Gerindra Jabar, pihaknya diminta mengirimkan ambulans ke Sekretariat Nasional partainya di Jakarta.
"Ambulans kami berangkatkan selepas tarawih, ada tiga orang yang berangkat di antaranya sopir dan dua pengurus kami," kata Andi.
Hingga Rabu (22/5), ia belum bisa memastikan kabar yang beredar sudah terkonfirmasi.
Pasalnya sopir ambulans dan dua pengurus yang berangkat ke Jakarta itu masih belum dapat dihubungi.