Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Kelompok Cendana Dituding Dalangi Aksi 21-22 Mei Berujung Kerusuhan

"Aksi 22 menurut saya bentuk kekecewaan dari beberapa kelompok terhadap penyelenggara pemilu. Jadi wajar ada aksi unjuk rasa," katanya

Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
zoom-in Kelompok Cendana Dituding Dalangi Aksi 21-22 Mei Berujung Kerusuhan
TRIBUN/DANY PERMANA
Massa aksi terlibat bentrokan dengan aparat Kepolisian di kawasan Slipi, Jakarta Pusat, Rabu (22/5/2019). Massa aksi pendukung salah satu pasangan capres yang sebelumnya berunjuk rasa di depan Bawaslu, menyerang Asrama Brimob Petamburan dan membakar beberapa kendaraan. TRIBUNNEWS/DANY PERMANA 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum Pimpinan Pusat Pagar Nusa, Muchammad Nabil Haroen, mengatakan adanya aksi unjuk rasa 21-22 Mei kemarin, hal yang biasa.

"Aksi 22 menurut saya bentuk kekecewaan dari beberapa kelompok terhadap penyelenggara pemilu. Jadi wajar ada aksi unjuk rasa sebagai hak konstitusional warga negara. Namun yang kemudian itu menjadi tidak bagus karena disampaikan dengan cara-cara yang anarkis yang tentunya berbeda dengan kelompok-kelompok yang berunjuk rasa dengan damai," ucap pria yang akrab disapa Gus Nabil di DPP PDI Perjuangan, Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (27/5/2019).

Baca: Skenario di Balik Aksi 22 Mei, Ada 3 Eksekutor Bawa Senjata Api Hingga Incar 4 Tokoh Nasional

Ia mengatakan, jika melihat dalang atau aktor, bisa dilihat dari jejak rekamnya.

Bahkan, Gus Nabil menyebut mudah menebaknya.

"Ya tentu kita bisa melihat track record atau rekam jejak ya pihak-pihak yang bermain acara 22. Tidak jauh-jauh, mungkin ada kelompok Cendana atau yang lain. Saya pikir mudah terbaca," ungkap Gus Nabil.

Ia pun mengingatkan, diduga mereka-mereka ini orang yang pernah sakit hati dan meminta aparat bergerak untuk mengungkapkan siapa dalang sebenarnya.

Berita Rekomendasi

"Orang yang sakit hati memendam duka yang lama. Saya minta aparat untuk menyelidiki. Karena buktinya cukup gamblang. Bagaimana ada penggerak demonstran dan dibayar. Saya pikir tidak perlu penyelidikan yang jelimet," ungkap Gus Nabil.

Untuk itu, ia berharap, tidak ada lagi aksi-aksi sedemikian rupa.

"Ya kita hentikan. Jangan sampai mengambil langkah-langkah inkonstitusional," jelasnya.

Baca: Kadernya Jadi Pengacara Prabowo-Sandiaga, Golkar Ancam akan Berhentikan Dorel Almir

Dalam kesempatan yang sama, Wasekjen PDIP Ahmad Basarah, mengatakan dengan adanya Gus Nabil, menggambarkan bahwa partai ini tempat bagi siapapun.

"Karena PDI Perjuangan itu rumah besar kaum kebangsaan. Kebetulan Gus Nabil itu ketua Pagar Nusa yang memilih bergabung ke PDIP. Dengan masuknya, membuktikan ini NU masuk di rumah bangsa, bukan milik satu partai tertentu," ucap Basarah.

Hingga berita ini diturunkan, Tribunnews.com belum mendapatkan klarifikasi dari pihak-pihak yang dituding

Aksi Massa Berujung Ricuh

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas