Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Goenawan Mohamad Kritik Prabowo karena Ungkit Dukungan Politik Ani Yudhoyono

Budayawan Goenawan Mohamad menyatakan calon presiden 02 Prabowo Subianto melanggar asas pemilu.

Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Willem Jonata
zoom-in Goenawan Mohamad Kritik Prabowo karena Ungkit Dukungan Politik Ani Yudhoyono
Fahdi Fahlevi/Tribunnews.com
Goenawan Mohamad 

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Budayawan Goenawan Mohamad menyatakan calon presiden 02 Prabowo Subianto melanggar asas pemilu.

Hal itu menanggapi pernyataan Prabowo bahwa Ani Yudhoyono memberikan dukungan pada Pilpres 2014 dan 2019.

Menurutnya, pilihan politik seseorang dalam pemilu, salah satunya Ani Yudhoyono bersifat rahasia.

“Pilihan seseorang dalam pemilu bersifat rahasia. Itu asas yang dilanggar Prabowo Subianto. Lagi pula bagaimana memverifikasi ke mana suara almarhumah diberikan? Ibu Ani sudah meninggalkan kita,” ujar Goenawan MOhamad lewat akun Facebook, Selasa (4/6/2019).

Baca: Minta Ucapan Prabowo Soal Pilihan Politik Ani Yudhoyono Tak Perlu Dibesarkan, BPN: Itu Kan Spontan

Baca: Di Hadapan Jusuf Kalla, Prabowo Subianto Telepon Orang Minta Hentikan Semua Aksi Massa

Baca: Minta Maaf ke SBY, Prabowo Subianto : Gak Ada Urusan Politik

Goenawan menuturkan pernyataan Prabowo bukan hanya melanggar azas pemilu. Akan tetapi, ia juga menilai pernyataan Prabowo tersebut telah menggangu upacara duka yang ditujukan bagi semua pihak.

Lebih lanjut, Goenawan mengingatkan Ani Yudhoyono merupakan milik semua pihak setelah wafat, yakni milik pendukung paslon 01, Joko Widodo-Ma’ruf Amin dan pendukung paslon 02, Prabowo-Sandiaga Uno.

Berita Rekomendasi

“Tapi Prabowo seperti tak menghendaki itu. Ia menarik Ibu Ani ke kubunya tanpa ada kesempatan bagi yang wafat untuk berkomentar,” ujarnya.

Goenawan mengingatkan politik tidak bisa setiap saat dijalankan. Ia berkata politk perlu jeda, misalnya ketika takziah.

“Para petarung sesekali perlu merenung, manusia, yang fana, yang daif, sering melupakan bahwa hasrat berkuasa acap kali membius, dan manusia lupa ada kehidupan yang bisa memberi makna di luar kedudukan politik,” kata Goenawan.

Di sisi lain, Goenawan berpendapat politik seperti narkoba. Sebab, ia melihat ada orang-orang yang tidak dapat melepaskan politik dari kehidupannya walalupun sejenak.

“Politik sesekali perlu jeda. Apalagi di dalam takziah,” jelasnya.

Sebelumnya, Presiden keenam RI Susilo Bambang Yudhoyono merasa keberatan dengan pernyataan calon presiden Prabowo Subianto terkait pilihan politik istrinya, almarhumah Ani Yudhoyono, dalam Pemilu Presiden.

Keberatan itu disampaikan SBY kepada wartawan seusai mendengar pernyataan Prabowo, Senin (3/6/2019) sore.

Awalnya, Prabowo berbicara kepada wartawan seusai dirinya bertemu SBY untuk menyampaikan duka cita terkait wafatnya Ani Yudhoyono. Pertemuan dilakukan di kediaman SBY di Puri Cikeas, Bogor.

Saat itu, Prabowo ditanya wartawan kenangan apa tentang Ibu Ani yang melekat. Prabowo awalnya mengaku banyak memiliki kenangan tentang Ibu Ani.

Sejak masih remaja, Prabowo mengaku sudah mengenal ayah Ani, Sarwo Edhie Wibowo.

Selama berbicara, SBY berdiri di belakang Prabowo. Saat itu, SBY didampingi besannya, Hatta Rajasa dan Sekjen Demokrat Hinca Panjaitan.

Setelah berbicara, Prabowo kemudian menghampiri SBY dan berjabat tangan. SBY pun mempersilakan Prabowo untuk meninggalkan kediamannya.

Setelah itu, SBY langsung menghampiri kerumunan wartawan di depannya. Ia hanya meminta agar pernyataan Prabowo terkait pilihan politik istrinya tidak diberitakan.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas