Sempat Ancam Jokowi dan Wiranto, Pria Berserban Hijau Akhirnya Menyesal
Fahri, pria berserban hijau pengancam Presiden Jokowi dan Menkopolhukam Wiranto, mengaku menyesal atas ucapannya.
Editor: Malvyandie Haryadi
![Sempat Ancam Jokowi dan Wiranto, Pria Berserban Hijau Akhirnya Menyesal](https://asset-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/ancam-jokowii.jpg)
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Fahri, pria berserban hijau pengancam Presiden Jokowi dan Menkopolhukam Wiranto, mengaku menyesal atas ucapannya.
Karena itu, ia berencana menyampaikan permohonan maaf ke Jokowi.
Hal ini diungkapkan oleh Fahri C Suhadi, kala diperiksa sebagai saksi pelapor, Selasa (12/6/2019).
"Dalam pertemuan kemarin, yang bersangkutan menyesal akan perbuatannya dan bilang dia mau minta maaf kepada Presiden," ungkap Suhadi ketika dikonfirmasi, Rabu (13/6/2019).
Menurutnya, Fahri melakukan aksi pengancaman terhadap dua tokoh nasional itu, lantaran terbawa suasana.
Baca: Robby Sugara Meninggal Dunia, Aktor Senior yang Sudah Bintangi Lebih dari 40 Judul Film
Baca: Jadwal MotoGP Catalunya Live Trans7: Perbandingan Catatan Marquez dan Rossi di Sirkuit de Barcelona
Baca: Tahun Depan, Menhub Fokus ke Angkutan Massal Darat dan Kereta Api
Baca: Kasus Dugaan Makar Sofyan Jacob, Polisi Sudah Periksa 20 Saksi dan Ahli
Di mana, yang bersangkutan juga mengaku tindakannya merupakan spontanitas semata.
"Cuma karena ada euforia yang terbangun, sehingga ia melakukan hal-hal yang konyol itu," jelas Suhadi.
Kendati menyesal dan meminta maaf, Suhadi tetap menegaskan proses hukum akan tetap berjalan.
Agar ke depannya, kata dia, semua pihak dapat mengambil pelajaran dari kasus ini, untuk tidak sembarangan menghina maupun mengancam membunuh kepala negara.
"Proses hukum tetap harus berjalan, karena enggak bisa dicabut begitu saja," ucapnya.
"Saya mengimbau kepada pihak-pihak yang memang tidak suka dengan paslon 01, jangan sampai menghina kepala negara (Presiden Jokowi)," tuturnya.
"Karena walau bagaimana, kepala negara ialah orang yang harus kita hormati, yang harus kita junjung tinggi, karena ia adalah simbol negara, pemimpin kita," sambung Suhadi.
Sebelumnya, polisi menangkap Muhammad Fahri, pria yang mengancam membunuh Presiden Jokowi, melalui video yang viral di media sosial beberapa waktu lalu.
Kasubdit Ranmor Ditreskrimum Polda Metro Jaya AKBP Sapta Maulana Marpaung mengakui, sebelumnya pihaknya salah tangkap.