Kader Muda Golkar Dukung Bamsoet untuk Jadi Ketua Umum Golkar
Inisiator BPPG Abdul Aziz mengungkapkan alasannya mendukung Bamsoet untuk maju sebagai Ketum Golkar.
Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sejumlah kader muda yang bergabung dalam Barisan Pemuda Partai Golkar (BPPG) menggelar deklarasi mendorong Bambang Soesatyo (Bamsoet) untuk maju menjadi calon Ketua Umum Golkar di Musyawarah Nasional (Munas) mendatang.
Inisiator BPPG Abdul Aziz mengungkapkan alasannya mendukung Bamsoet untuk maju sebagai Ketum Golkar.
Menurut Aziz, Bambang Soesatyo paling getol mengampanyekan kemenangan calon presiden Joko Widodo (Jokowi).
"Mas Bamsoet mendukung habis Pak Jokowi," kata Abdul Aziz kepada Tribunnews, Minggu (16/6/2019).
Aziz yang juga Ketua Umum DPP Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) ini mengungkapkan, KNPI secara jelas juga mendukung Jokowi.
Baca: Mobil Tabrakan dengan Bus Sempati Star di Jalan Medan-Banda Aceh, 5 Penumpang Meninggal
Baca: Didiagnosis Kanker Otak, Agung Hercules Rupanya Pernah Bicara Soal Kondisi Kesehatannya 7 Bulan Lalu
"Saya yang juga selaku Ketua Umum DPP KNPI mendeklarasikan dukungan ke Pak jokowi lewat KNPI," jelasnya.
"Mas Bamsoet benar-banar full power dukung pak Jokowi," lanjutnya.
Aziz yang juga Waketum Angkatan Muda Partai Golkar (AMPG) ini mengatakan, hasil Pemilu 2019 menjadi alasan kuat mendorong Bamsoet untuk menjabat sebagai Ketum Golkar.
Sebab, kata Aziz, Golkar bertengger di posisi 3 dengan perolehan suara sebanyak 17.229.789 suara atau 12,31 persen di bawah PDI Perjuangan dan Partai Gerindra perlu di evalusi secara menyeluruh.
Padahal, lanjut Aziz, pada Pemilu 2014 lalu, Partai Golkar mampu menempati posisi kedua dengan perolehan suara sebanyak 18.432.312 atau 14,75 persen.
"Sekarang Golkar terpuruk di peringat ke 3 setelah Partai Gerindra pendapatan suaranya, itu harus dievaluasi menyeluruh. Evaluasi menyeluruh partai itu tertinggainya adalah Musyawarah Nasional (Munas) dari Munas itulah kamu mendengar pertanggungjawaban Airlangga Hartarto sebagai ketum," kata Aziz.
"Diterima atau tidak. Kalau tidak diterima kita cari ketum baru," tambahnya.