Wasekjen Partai Golkar: Kader Muda Harus Tenang Jangan Seperti Penumpang Gelap
Namun, Ibnu mengingatkan pelaksanaan Munas harus sesuai dengan mekanisme partai.
Penulis: Wahyu Aji
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS,COM, JAKARTA - Wasekjen Partai Golkar Maman Abdurahman mengatakan, para pengusul Munas dipercepat itu sebagai penumpang gelap.
Hal ini terkait Barisan Pemuda Partai Golkar (BPPG) untuk mempercepat Munas dalam rangka pergantian ketua umum.
"Siapapun boleh memilih dan dipilih karena itu adalah hak anggota Partai Golkar, yang disebut anggota partai adalah yang sudah memiliki nomor pokok anggota Partai Golkar. Pertanyaan saya itu yang teriak-teriak minta Munas dipercepat dan ingin mendukung Mas Bamsoet jadi Ketua Umum sudah punya nomor pokok anggota Partai Golkar belum? Jangan sampai jadi seperti penumpang gelap yang malah bikin kisruh kondusivitas internal partai lalu jangan sampai Mas Bamsoet dikasih angin sepoi-sepoi saja," kata Maman kepada wartawan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (17/6/2019).
Maman juga mempertanyakan kontribusi BPPG untuk partai.
Maman meminta mereka sadar diri.
Baca: Digadang-gadang Jadi Ketua Umum Golkar, Bamsoet Bilang Tidak Punya Keinginan
"Munas adalah sebuah keniscayaan karena sampai saat ini hanya Partai Golkar satu-satunya partai yang menjalankan mekanisme demokrasi secara utuh di mana membuka ruang demokratis seluas-luasnya namun tetap ada aturan dan mekanisme yang ada, tenang saja Munas pasti akan terwujud tapi sebelumnya bagi teman-teman penumpang gelap yang ingin memilih atau ikut dalam kontestasi Partai Golkar harap urus dulu NPAG dan sadar diri juga sudah pernah berbuat apa untuk Partai Golkar? Kalau memang sudah merasa pernah berbuat sesuatu untuk Partai, saya ingin sampaikan jangan sombong dan merasa yang paling benar atau hebat karena di atas langit masih ada langit, cukup rendah diri saja," kata Maman.
Menurut Maman, perolehan suara Golkar di Pemilu 2019 merupakan pencapaian maksimal di tengah masalah yang dihadapi partai berlambang pohon beringin itu.
"Perolehan 85 Kursi yang diraih oleh kami semua adalah pencapaian maksimal, dan itu adalah upaya kolektif semua kader partai yang dipimpin oleh Ketua Umum Airlangga harus kita apresiasi, tidak mudah menjalankan kapal besi Partai Golkar yang penuh dengan bertubi-tubi masalah jadi mari harus dihargai dan dihormati jangan jadi tong kosong yang nyaring bunyinya," katanya.
Sementara itu, Koordinator Bidang Kepartaian Partai Golkar, Ibnu Mundzir meminta semua kader Golkar untuk menyampaikan aspirasi terkait Munas.
Baca: Desakan Percepatan Munas, Golkar: Sabar
Namun, Ibnu mengingatkan pelaksanaan Munas harus sesuai dengan mekanisme partai.
"Di Golkar ini ada mekanisme kan, yang namanya aspirasi silakan tetapi mekanismenya tetap jalan. Aada aturan organisasi. Istilahnya punya kewenangan dalam konteks munas itu DPD II dan DPD 1. Munas itu ada mekanismenya, sesuai periodesasi jadwal. Kedua, itu diminta, diputuskan di rapimnas. Bahwa itu aspirasi dari kader, ya kami dengarkan," ujar Ibnu saat dikonfirmasi, Senin (17/6/2019).
Namun Ibnu membantah tudingan yang menyebut suara Golkar turun di Pemilu 2019.
Menurutnya, suara Golkar naik meskipun diterpa masalah bertubi-tubi.
"Kabinet ini kan baru setengah tahun. Kondisi Golkar morat-marit dihantam ketua Golkar Pak Novanto kemudian kasus yang lain, itu terus mendorong pencitraan Golkar yang tidak positif. Dalam kondisi itu kan Golkar 6 persen, dalam kerja cepat seperti itu kekompakan seluruh kader, kekompakan seluruh caleg di bawah kepemimpinan DPP, itu gambaran usaha luar biasa," ujar Ibnu.