Lahan Serasi di Banjar Kalsel Mulai Ditanami
Pelan tapi pasti program Selamatkan Rawa Sejahterakan Petani (Serasi) 2019 di Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan (Kalsel), terus berjalan. Bahkan se
Editor: Content Writer
Dikatakannya, tahun ini Kabupaten Banjar mendapat alokasi 38 ribu hektare untuk kegiatan Serasi yang digulirkan Kementerian Pertanian. Saat ini tim konsultan dari Universitas Lambung Mangkurat (ULM) juga masih terus bergerak di lapangan melakukan survei investigasi desain (SID).
"Kegiatan ini guna menetapkan lahan yang layak untuk pelaksanaan Serasi. Saat ini telah tercatat 22.776 hektare hasil SID. Secara teknis luasan lahan ini telah dinyatakan aman, air bisa dikelola atau diatur," terangnya.
Fachry mengatakan, pihaknya dibantu TNI dalam pelaksanaan Serasi. Pada level di lapangan, PPL didampingi babinsa melakukan pendampingan kepada para petani.
Dikatakannya, tujuh unit ekskavator besar sejak Ramadan lalu beraktivitas di wilayah Cintapuri dan Martapura Barat. Kegiatannya berupa pembuatan atau pembenahan tanggul saluran air.
Sekadar diketahui, pola penanaman program Serasi yakni Tabela (tanam benih langsung). Ini artinya, kondisi lahan mesti macak-macak atau minim air (becek) sehingga benih padi mudah ditaburkan.
"Dua lokasi sejak beberapa pekan lalu mulai jalan kegiatannya yakni di Sungairangas dan Sindangjaya. Kalau yang sudah tanam di Simpanglima," beber Fachry.
Setelah lebaran kegiatan Serasi juga mulai intens direalisasikan di wilayah Kecamatan Mataraman, Astambul, termasuk juga di Karangintan," sebutnya.
Pejabat eselon II di Bumi Barakat ini mengatakan program Serasi memang mempersyaratkan tata air yang baik. Karena itu lahan yang telah ditetapkan sesuai hasil SID, dibenahi tata airnya. Upaya itu penting guna mengendalikan air, terutama saat musim penghujan dan musim kemarau.
Pembenahan tanggul juga dilengkapi pintu-pintu airnya untuk mempermudah mempertahankan genangan air secukupnya di hamparan lahan.
"Dibikin pintu-pintu supaya air di lahan tiral langsung habis. Itu pembuatan tata airnya per kluster. Satu kluster minimal 100 hektare, di blok dengan tanggul keliling," beber Fachry.
"Target kami setidaknya terealisasi 20-an ribu hektare karena kan memang peralatan yang tersedia terbatas," ungkapnya.
Pada lahan lebak realisasinya agak lama karena tanan padi lokal yang ditanam petani panen saat kemarau sekitar Juli atau Agustus hingga September.
"Jadi nanti di sebagian wilayah mungkin realisasinya sekitar Oktober atau November," sebutnya. (*)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.