Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Mentan Amran Janji Tak akan Kendor Hingga Selesainya Jabatan

Pentingnya pangan sebagai penyanggah ekonomi sekaligus memenuhi perut 265 juta orang Indonesia, membuat Menteri Pertanian Amran Sulaiman tetap konsist

Editor: Content Writer
zoom-in Mentan Amran Janji Tak akan Kendor Hingga Selesainya Jabatan
Kementan
Ilustrasi 

Komitmen Amran dalam memberantas mafia pangan mendapatkan apresiasi dari pengamat politik ekonomi Ichsanuddin Noorsy. Berdasarkan kinerja sejak awal bertugas, dia menilai hanya sosok Amran yang layak dihormati dan dihargai.

“Sulit menemukan pejabat yang berani jujur dalam segala hal. Sebelum penentuan jabatan harusnya ada audit posisi. Sayangnya tak satu pun institusi yang mampu menjawabnya,” ulasnya.

Di tangan Amran, pertanian Indonesia kembali menggeliat. Data yang ada menyebutkan inflasi pangan terus mengalami penurunan. Dari angka 10,56 persen pada 2014,menjadi 1,26 persen pada akhir 2018.

Ichsanuddin menyebut, Amran masih layak mendapat kesempatan melanjutkan keberhasilannya di kabinet saat ini. Hanya saja, tantangannya akan semakin besar. Banyak pihak yang tak nyaman dengan kebijakan memihak para petani. “Saya menyebutkan tantangan pertanian kedepan adalah pertarungan Amran melawan para mafia pangan,” tegasnya.

Stok Melimpah, Beras Bulog Terancam Busuk

Direktur Utama Bulog Budi Waseso (Buwas) menyebut gudang Bulog sudah hampir penuh. Selama ini, Bulog terus memaksimalkan penyerapan beras dari petani.

"Kapasitas gudang kita 2,6 juta ton, sekarang sudah mencapai 2,3 juta ton. Tinggal 300 ribu ton lagi penuh, tidak bisa menyerap lagi. Tinggal nunggu busuk karena tidak disalurkan," kata Buwas saat mengunjungi Sukoharjo, Jumat (21/6) lalu.

Berita Rekomendasi

Karena itu, Bulog menyayangkan masih ada oknum-oknum yang justru mengimpor beras. Masuknya beras impor dikhawatirkan akan menyebabkan stok beras Bulog semakin sulit disalurkan. Apalagi Bulog tak lagi dilibatkan dalam penyaluran Bantuan Pangan Nontunai (BPNT).

Kondisi ini dikhawatirkan membuat Bulog rugi besar. Apalagi Bulog selama ini menyerap hasil panen petani dengan menggunakan hutang dari perbankan. Bulog dibebani bunga setinggi bunga komersial.

"Kalau beras tidak dikeluarkan kualitasnya turun. Karena bunga bank naik bertambah, kita harus jual tinggi. Tapi kan tidak masuk akal. Kita tunggu saja Bulog dimatikan pelan-pelan," kata dia.(*)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas