Tanggapan Pertemuan Jokowi-Prabowo: PKS Minta Ada Deklarasi Oposisi, Ketua Garda 212 Menolak
Dua calon presiden yang bertarung dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 lalu, Joko Widodo (Jokowi) dan Prabowo Subianto akhirnya bertemu
Penulis: Daryono
Editor: Siti Nurjannah Wulandari
TRIBUNNEWS.COM - Dua calon presiden yang bertarung dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2019 lalu, Joko Widodo (Jokowi) dan Prabowo Subianto akhirnya bertemu, Sabtu (13/7/2019) pagi.
Pertemuan ini merupakan pertemuan pertama Jokowi-Prabowo pasca-Pilpres 2019 berlangsung.
Bukan di Istana, Jokowi bertemu Prabowo di stasiun MRT Lebak Bulus, Jakarta.
Dari pantauan Tribunnews.com, Prabowo tiba di lokasi lebih dulu sekitar pukul 09.50 WIB.
Prabowo didampingi sejumlah elite Gerindra seperti Wakil Ketua Umum Gerindra, Edhie Prabowo dan Sekjen Gerindra, Ahmad Muzani.
Tak lama kemudian Jokowi tiba.
Baca: Jokowi dan Prabowo adalah Negarawan Sejati
Keduanya kompak mengenakan kemeja putih meski modelnya berbeda.
Jokowi mengenakan kemeja putih berkantong satu yang menjadi khasnya berpakaian selama ini.
Sementara, Prabowo mengenakan kemeja putih berkantong dua, khas model kemeja yang kerap dipakai Prabowo.
Seusai menjajal MRT, Jokowi dan Prabowo pun kemudian santap siang bersama di restoran Sate Khas Senayan, FX, Jakarta Selatan.
Lantas apa tanggapan partai-partai eks pendukung Prabowo atas pertemuan ini?
Apa pula respons elemen masyarakat yang mendukung Prabowo seperti Garda 212?
Sejumlah partai memberi respons positif, namun Garda 212 menyatakan tak setuju pertemuan Jokowi-Prabowo.
Baca: Ali Ngabalin Minta Rizieq Buat Vlog, Andre Rosiade: Harusnya Abang Ditegur Jokowi
Berikut rangkumannya:
1. PKS Minta Prabowo Tetap Deklarasikan Jadi Oposisi
Ketua DPP Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Mardani Ali Sera mengatakan pertemuan antara Prabowo Subianto dan Joko Widodo akan membawa kesejukan di tengah masyarakat.
Hanya saja, PKS menyarankan setelah pertemuan tersebut Prabowo memberikan pernyataan akan tetap berada di jalur oposisi.
"Pertemuan antar pemimpin membawa kesejukan. Dan akan baik jika Pak Prabowo menyatakan #KamiOposisi," ujar Mardani saat dihubungi Tribunnews, Sabtu (13/7/2019).
Menurut Mardani, pernyataan Prabowo akan tetap oposisi meski telah bertemu Jokowi, sangat baik bagi kesehatan demokrasi.
Sebaliknya bila tidak dilakukan maka akan memunculkan kekecewaan para pendukung Prabowo-Sandi di Pemilu Presiden 2019.
"Jika pertemuan tidak diikuti dengan deklarasi #KamiOposisi akan membuat kekecewaan pendukung," tuturnya.
Baca: Sambut Baik Pertemuan Jokowi dan Prabowo, ARJ Ajak Kedua Pendukung Silaturahmi
Mardani yakin, Prabowo akan tetap bersama PKS berada di barisan oposisi.
Prabowo bersama PKS akan menjalankan peran oposisi untuk memperjuangkan kepentingan rakyat.
"PKS tetap yakin Pak Prabowo dan semua pendukungnya akan bersama dalam #KamiOposisi," pungkasnya.
2. Demokrat Beri Apresiasi
Partai Demokrat mengapresiasi pertemuan antara Joko Widodo dengan Prabowo Subianto pasca Pemilu Presiden 2019.
Ketua Bidang Hukum dan Advokasi Demokrat Ferdinand Hutahaean mengatakan pertemuan tersebut dapat menurunkan ketegangan yang terjadi di tengah masyarakat selama proses Pemilu 2019.
"Tentunya partai Demokrat mengapresiasi, karena ini bertujuan untuk mempersatukan masyarakat. Pertemuan ini dapat menurunkan tensi politik dan polarisasi yang terjadi di masyarakat sekarang ini," kata Ferdinand saat dihubungi, Sabtu (13/7/2019).
Selain itu menurutnya pertemuan tersebut menunjukan bahwa ke dua tokoh baik itu Jokowi maupun Prabowo memiliki sifat negarawan.
Baca: Tanggapan TKN terkait Pertemuan Jokowi dengan Prabowo
Keduanya menurunkan ego masing masing demi terciptanya persatuan dan kesatuan.
"Saya yakin ini terjadi karena dua tokoh menurunkan ego masing-masing, bila tidak maka tidak akan pernah bertemu, sehingga Demokrat sangat mengapresiasi ini," pungkasnya.
3. Gerindra Sebut Pertemuan Jokowi-Prabowo Jadi Awal Berdamai
Wakil Ketua Umum Gerindra Arief Poyuono mengatakan bahwa pertemuan antara Joko Widodo dengan Prabowo Subianto pasca Pemilu Presiden 2019 sudah dinantikan lama oleh masyarakat.
Pertemuan tersebut diharapkan menjadi momentum awal bagi kedua pendukung pasangan Capres-Cawapres untuk bisa berdamai atau bersilaturahmi.
"Silahturahmi ini sebagai simbol agar para pendukung mengikuti saling bersilahturahmi juga, " ujar Arief melalui pesan tertulisnya, Sabtu (13/7/2019).
Pertemuan tersebut menurutnya didasarkan pada tujuan yang sama yakni memajukan bangsa dan negara Indonesia.
"Kita semua satu bangsa satu tanah air dan punya tujuan yang sama yaitu bekerja untuk Indonesia agar mencapai masyarakat Adil Makmur," katanya.
Baca: Pengamat : Prabowo Telah Akui Kemenangan Jokowi di Pilpres 2019
Selain itu ia mengatakan bahwa pertemuan antara Prabowo dan Jokowi di stasiun MRT Lebak Bulus menutup cerita Pilpres 2019. Pesta demokrasi diakhiri dengan jabatan tangan antara dua kontestan.
"Pertemuan ini sekaligus menutup buku cerita pesta demokrasi indonesia kita yang diakhiri dengan everybody happy, yang nantinya bisa menjadi bahan bacaan bagi generasi berikutnya," pungkasnya
4. Garda 212 Tak Setuju Pertemuan Jokowi-Prabowo
Ketua Garda 212 Ustaz mengaku tidak bisa berkomentar apa-apa terkait pertemuan antara Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto dan presiden terpilih Joko Widodo di MRT, Sabtu (13/7/2019).
"Saya termasuk pendukung 02 tidak setuju kalau Pak Prabowo ketemu Jokowi," kata Sambo kepada Tribunnews lewat pesan singkat, Sabtu (13/7/2019).
Namun, guru mengaji Prabowo saat di Yordania itu menghargai pendapat dan keputusan Pak Prabowo.
"Memang berat mengambil keputusan dalam posisi Pak Prabowo sekarang ini. Kita juga harus menghargai pendapat dan pandangan mayoritas pendukung 02 yang menolak pertemuan tersebut," pungkasnya.
(Tribunnews.com/Daryono)