Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Cerita Asal-usul Seragam Khas Kopassus yang Melegenda, Sempat Dipakai Marinir AS Lho!

Awalnya, pasukan Komando menggunakan seragam loreng dengan corak khusus yang dikenal dengan sebutan seragam loreng ‘Macan Tutul.’

Editor: Choirul Arifin
zoom-in Cerita Asal-usul Seragam Khas Kopassus yang Melegenda, Sempat Dipakai Marinir AS Lho!
Tribun Jateng/Suharno
Prajurit Kopassus Grup II Kandang Menjangan menyanyikan yel-yel sebelum mengikuti upacara Hari Pahlawan, Senin (10/11/2014). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Awal mula penggunaan seragam bermotif loreng darah mengalir di Kopassus memang memiliki cerita cukup panjang. Makna di baliknya pun cukup mendalam.

Sebuah buku berjudul 'Sintong Panjaitan Perjalanan Seorang Prajurit Para Komando' karya Hendro Subroto menceritakan,  perubahan seragam loreng 'darah mengalir' menjadi pakaian dinas lapangan (PDL) Kopassus terjadi saat Kolonel Moeng Pahardimulyo menjadi Danjen Kopassus, pada 1958-1964.

Dalam sejarah Kopassus, seragam loreng darah mengalir pernah melegenda saat Kopassus yang waktu itu masih bernama Resimen Para Komando Angkatan Darat (RPKAD) melakukan operasi pembersihan pemberontakan DI/TII.

Awalnya, pasukan Komando menggunakan seragam loreng dengan corak khusus yang dikenal dengan sebutan seragam loreng ‘Macan Tutul.’

Aslinya, pakaian loreng tersebut adalah buatan Amerika yang diproduksi pada masa PD-II dalam jumlah sangat besar untuk digunakan pasukan marinirnya (U.S. Marines).

Seiring dengan berakhirnya PD-II, pakaian seragam ini diberikan sebagai bantuan kepada tentara Kerajaan Belanda, yang pada akhirnya diberikan kepada angkatan perang Indonesia kaitannya dengan kemerdekaan RI.

ULANG TAHUN KOPASSUS - Para prajurit Kopassus melakukan aktraksi ketangkasan prajurit diselah-selah perayaan Hut ke 67 Kopassus, di Markas Kopassus Cijantung, Jakarta Timur, Rabu (24/4/2019). Hut Ke 67 Kopassus dihadiri oleh para mantan Danjen Kopassus diantaran Prabowo Subiyanto. (Warta Kota/Adhy Kelana)
ULANG TAHUN KOPASSUS - Para prajurit Kopassus melakukan aktraksi ketangkasan prajurit diselah-selah perayaan Hut ke 67 Kopassus, di Markas Kopassus Cijantung, Jakarta Timur, Rabu (24/4/2019). Hut Ke 67 Kopassus dihadiri oleh para mantan Danjen Kopassus, diantaranya Prabowo Subianto. (Warta Kota/Adhy Kelana) (Wartakota/Adhy Kelana)

Pakaian inilah yang kemudian dibagikan sebagai seragam khusus prajurit-prajurit satuan Komando.

BERITA TERKAIT

Pakaian loreng Macan Tutul ini cukup terkenal sebagai ciri khas prajurit prajurit Baret Merah kala itu, utamanya di kalangan masyarakat Jawa Barat,

Hal ini lantaran Kopassus sering melakukan berbagai operasi dalam rangka menumpas gerombolan DI/TII.

Beberapa tahun kemudian, dengan semakin berkurangnya persediaan pakaian loreng Macan Tutul yang sudah tidak diproduksi lagi di negara asalnya, kemudian dilakukan upaya untuk membuat sendiri pakaian seragam khusus bagi prajurit Baret Merah.

ULANG TAHUN KOPASSUS - Para prajurit Kopassus melakukan aktraksi ketangkasan prajurit diselah-selah perayaan Hut ke 67 Kopassus, di Markas Kopassus Cijantung, Jakarta Timur, Rabu (24/4/2019). Hut Ke 67 Kopassus dihadiri oleh para mantan Danjen Kopassus diantaran Prabowo Subiyanto. (Warta Kota/Adhy Kelana)
ULANG TAHUN KOPASSUS - Para prajurit Kopassus melakukan aktraksi ketangkasan prajurit diselah-selah perayaan Hut ke 67 Kopassus, di Markas Kopassus Cijantung, Jakarta Timur, Rabu (24/4/2019). Hut Ke 67 Kopassus dihadiri oleh para mantan Danjen Kopassus diantaranya, Prabowo Subianto. (Warta Kota/Adhy Kelana) (Wartakota/Adhy Kelana)

Komandan Menparkoad Kolonel Inf Moeng Parhadimoeljo menyetujui penggunaan pakaian seragam yang dirancang dengan corak khusus yang khas dan kemudian dikenal dengan nama loreng ‘Darah Mengalir.’

Pakaian loreng baru itu secara resmi diperkenalkan kepada publik untuk pertama kali pada acara parade dan defile pasukan di lapangan parkir Senayan dalam Hari Ulang Tahun Angkatan Bersenjata tanggal 5 Oktober 1964

Pada tahun 1985, dan seiring dengan diberlakukannya kebijakan reorganisasi satuan-satuan di TNI AD, dan salah satunya merubah Kopassandha menjadi Kopassus, penggunaan seragam khusus loreng Darah Mengalir bagi satuan inipun sempat dihapuskan. 

Prajurit prajurit Baret Merah ini kemudian menggunakan seragam loreng dengan corak yang sama dengan satuan-satuan lainnya di jajaran TNI, yang digunakan hingga saat ini.

Pada tahun 1992, dirintis kembali untuk penggunaan seragam khusus loreng Darah Mengalir diberlakukan kembali untuk Kopassus dengan mempertimbangkan kepentingan pembinaan korps.

Usulan tersebut kemudian mendapat persetujuan dari komando atas dengan kebijakan bahwa penggunaannya terbatas pada acara-acara tradisi dan kegiatan-kegiatan lainnya dalam intern satuan, sedangkan pakaian dinas lapangan yang resmi tetap menggunakan pakaian seragam loreng TNI. 

Atas dasar persetujuan tersebut, pakaian seragam loreng Darah Mengalir diproduksi kembali dengan corak yang telah disempurnakan, dan sejak tahun 1992 mulai digunakan oleh prajurit-prajurit Kopassus.

Di samping itu, seragam loreng darah mengalir kopassus juga memiliki makna yang cukup mendalam

Hal ini sempat diungkapkan oleh panglima TNI Hadi Tjahjanto melalui twitternya saat memperingati HUT ke-67 kopassus kemarin

"Loreng darah mengalir bukan sekadar corak desain belaka, namun punya makna filosofis mendalam. Prajurit Baret Merah tak pernah gentar menghadapi musuh negara, walau harus bersimbah darah." tulis Hadi Tjahjanto dalam tweet-nya. 

Mantan Komandan Jenderal (Danjen) Komando Pasukan Khusus ( Kopassus) Prabowo Subianto di acara perayaan HUT Ke-67 Kopassus di i Markas Kopassus, Cijantung, Jakarta Timur, Rabu (24/4/2019).
Mantan Komandan Jenderal (Danjen) Komando Pasukan Khusus ( Kopassus) Prabowo Subianto di acara perayaan HUT Ke-67 Kopassus di i Markas Kopassus, Cijantung, Jakarta Timur, Rabu (24/4/2019). (TRIBUN JAKARTA)

Selain seragam corak darah mengalir, satu lagi yang menjadi ciri khas kopassus adalah pisau komando

Misalnya, gapura bentuk pisau komando ketika masuk ke wilayah Kopassus di Cijantung, tugu pisau komando di pantai Permisan Cilacap tempat pembaretan prajurit Kopassus, gambar pisau komando ada di salah satu logo Kopassus

Kopassus memang identik dengan pisau komando yang memiliki dua bilah ini. Tapi tidak banyak yang tahu soal asal usul pisau komando ini.

Kenapa kehadirannya begitu fenomenal di dunia pasukan khusus, terutama di kalangan Kopassus?

Dikutip dari buku 'Weapon, a Visual History of Arms and Armours' karya Roger Ford

Ide pembuatan pisau komando ini muncul dari William Ewart Fairbairn yang saat itu mendapat tugas khusus sebagai kepala polisi di Shanghai, Tiongkok.

Di tahun 1930-an terjadi banyak pertempuran antar geng di Shanghai.  

Prabowo hadiri HUT Kopassus pakai baret merah, teringat masa saat masih kurus.
Prabowo hadiri HUT Kopassus pakai baret merah, teringat masa saat masih kurus. (Instagram @rizky_irmansyah)

Fairbairn berpikir, anggotanya harus dibekali sebuah senjata beladiri jarak dekat yang efektif dan mematikan

Bersama salah satu partnernya di kepolisian Shanghai yang bernama Eric Anthny Sykes, William Ewart Fairbairn membuat sebuah pisau berbilah dua dengan penampang yang tidak terlalu lebar, namun panjang.

Panjang pegangannya mencapai 10 cm, sedangkan panjang bilah pisaunya mencapai 18 cm.

Tidak seperti pisau pada umumnya, pisau komando buatan Fairbairn & Sykes didesain bukan untuk mengiris, melainkan menusuk.

Baca: Kasus Ikan Asin, Hotman Paris Nyindir, Halo Pengacara Muda: Lihat Caraku Nanganin Kasus

Bilah pisau komando didesain agar bisa menembus sela-sela tulang iga manusia, sehingga bisa langsung menusuk jantung musuh.

Tidak cuma menciptakan pisau, Fairbairn dan Sykes kemudian juga menciptakan sebuah teknik beladiri dengan pisau buatannya yang mereka beri nama “Defendu System”.

Baca: Pasrah Hadapi Diabetes dan Batu Ginjal, Dorce Gamalama Siapkan Kain Kafan hingga Surat Wasiat

Saat Fairbairn ditarik pulang ke Inggris, ia mendapat perintah untuk memberikan pelatihan Defendu System kepada anggota pasukan khusus Inggris. 

Penerjun payung Wanita Indonesia, Naila Novaranti yang juga pelatih terjun payung Kopassus, dalam memperingati Hari Ulang tahunya, pada 16 November 2018 kemarin melakukan terjun payung di atas Mount Everest di Nepal yang menjulang hingga ketinggian 8.848 meter. TRIBUNNEWS.COM/IST
Penerjun payung Wanita Indonesia, Naila Novaranti yang juga pelatih terjun payung Kopassus, dalam memperingati Hari Ulang tahunya, pada 16 November 2018 kemarin melakukan terjun payung di atas Mount Everest di Nepal yang menjulang hingga ketinggian 8.848 meter. TRIBUNNEWS.COM/IST (TRIBUNNEWS.COM/IST/HO)

Namun, mengapa pisau komando Fairbairn & Sykes malah terkenal di AS?

Saat Perang Dunia II meletus dan AS mulai mempersiapkan militernya ke medan perang, Fairbairn ditugasi ke AS untuk memperkenalkan pisau ini kepada Office of Strategic Services (OSS).

OSS adalah agen intelijen AS di masa Perang Dunia II. 

Baca: Kasus Ikan Asin, Hotman Paris Nyindir, Halo Pengacara Muda: Lihat Caraku Nanganin Kasus

AS menilai pisau komando buatan Fairbairn ini sangat efektif untuk digunakan oleh agen intelijen mereka.

Pisau Fairbairn & Skyes kemudian menjadi idola di kalangan pasukan khusus dunia.

Baca: Dahnil Anzar: Prabowo Paham Kekecewaan Para Pendukung karena Keputusannya Temui Jokowi

Royal Marines, 1st Independent Parachute Brigade Plandia, ParaCommando Brigade Belgia, Grup Gerak Khas Malaysia, dan pasukan Komando Singapura adalah beberapa pengguna setia pisau komando ini.

Kehadirannya di Indonesia sendiri tidak terlalu jelas.

Beberapa literatur menyebut bahwa pisau komando ini diperkenalkan di masa-masa awal Kopassus saat masih menyandang nama Kopassandha.

Yang jelas, pisau komando ini telah menjadi simbol tangguhnya pasukan baret merah di dalam perjalanan bangsa ini.

Artikel ini tayang di Surya.co.id dengan judul Awal Mula Loreng 'Darah Mengalir' Jadi Seragam Khas Kopassus, Sempat Pakai Seragam untuk Marinir AS

Sumber: Surya
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas