KPK Bakal Dalami Peran Nazaruddin dan Dua Adiknya Terkait Kasus Gratifikasi Bowo Sidik
KPK bakal mendalami peran mantan Bendahara Umum Partai Demokrat, M Nazarudin serta dua adiknya soal pengurusan Dana Alokasi Khusus (DAK)
Penulis: Ilham Rian Pratama
Editor: Adi Suhendi
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Ilham Rian Pratama
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Penyidik KPK bakal mendalami peran mantan Bendahara Umum Partai Demokrat, M Nazarudin serta dua adiknya, Muhammad Nasir dan Muhajidin Nur Hasim soal pengurusan anggaran Dana Alokasi Khusus (DAK) Kabupaten Kepulauan Meranti, Riau.
Pendalaman peran tiga kakak-beradik itu masih berkaitan dengan penyidikan kasus gratifikasi yang menjerat tersangka anggota Komisi VI DPR Fraksi Partai Golkar, Bowo Sidik Pangarso.
"Lebih terkait pada kebutuhan KPK untuk mendalami informasi terkait pengurusan anggaran DAK yang salah satunya seingat saya di Kabupaten Kepulauan Meranti," ujar Juru Bicara KPK, Febri Diansyah, di Gedung Merah Putih KPK, Setiabudi, Jakarta Selatan, Kamis (18/7/2019).
Baca: Antasari Azhar Ingatkan Pansel Teliti Pilih Calon Pimpinan KPK
Baca: Hakim PN Jakarta Pusat Diserang Pengacara, Mahkamah Agung: Ini Penghinaan Terhadap Lembaga Peradilan
Baca: MA Kecam Peristiwa Pengacara Aniaya Hakim di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat
Baca: 77.447 Jemaah Haji Indonesia Tiba di Madinah
Alasannya, komisi antirasuah hingga saat ini terus menelusuri sumber-sumber gratifikasi yang diterima Bowo Sidik.
"Kami menduga dalam penelurusan sumber-sumber gratifikasi ini, ada salah satu sumber yang memiliki keterkaitan dengan pengurusan anggaran DAK tersebut," tutur Febri.
Bowo merupakan tersangka kasus suap bidang pelayaran antara PT Pupuk Indonesia Logistik dengan PT Humpuss Transportasi Kimia dan gratifikasi.
Sebelumnya, Muhajidin, adik Nazaruddin menyampaikan surat tidak bisa hadir memenuhi panggilan pada Rabu (17/7/2019) dengan alasan sakit.
KPK memanggil Muhajidin sebagai saksi untuk tersangka Bowo, dan Indung dari pihak swasta, tersangka lainnya dalam kasus tersebut.
KPK sebelumnya telah mengirimkan dua kali panggilan terhadap Muhajidin untuk jadwal 5 Juli dan 15 Juli 2019.
Selanjutnya pada 1 Juli 2019, penyidik KPK juga telah memeriksa anggota Komisi VII DPR Fraksi Partai Demokrat, Muhammad Nasir yang juga adik dari Nazaruddin.
Terkait pemeriksaan Nasir, KPK mendalami pengetahuan saksi terkait dugaan aliran dana gratifikasi kepada tersangka Bowo Sidik.
KPK juga menjadwalkan ulang pemeriksaan untuk M. Nazaruddin sebagai saksi untuk kasus tersebut.
Sedianya, M. Nazaruddin dijadwalkan diperiksa pada 9 Juli 2019 di Lapas Sukamiskin Bandung, tetapi yang bersangkutan sakit dan akan dijadwalkan ulang.