Arswendo Atmowiloto Meninggal Dunia, Ini Kiprah sang Penulis Keluarga Cemara Semasa Hidup!
Sastrawan dan wartawan senior Arswendo Atmowiloto meninggal dunia, ini kiprahnya semasa hidup. Termasuk menulis naskah Keluarga Cemara.
Penulis: Fitriana Andriyani
Editor: Whiesa Daniswara
TRIBUNNEWS.COM - Sastrawan dan wartawan senior Arswendo Atmowiloto meninggal dunia, Jumat (19/7/2019) sekitar pukul 17.50 WIB.
Berdasarkan pesan yang diterima oleh Tribunnews.com Arswendo Atmowiloto meninggal di kediamannya Kompleks Kompas, Jalan Damai, Pesanggrahan, Jakarta.
"Berita duka: telah meninggal dunia dengan tenang pak Arswendo Atmowiloto hari Jumat, 19 Juli 2019 pukul 17.50 di rumah kompleks kompas jalan damai, pesanggrahan, jakarta. Kabar pemakaman dll menyusul," bunyi pesan singkat yang diterima Tribunnews.com.
Baca: KABAR DUKA, Sastrawan Senior Arswendo Atmowiloto Meninggal Dunia
Baca: BREAKINGNEWS : Arswendo Atmowiloto Meninggal Dunia
Kabar tersebut dibenarkan Wakil Pemimpin Redaksi Kompas yang juga tetangga dekat Arswendo, Tri Agung Kristanto.
"Betul (meninggal dunia), pukul 17.55 anaknya, Soni Wibisono menyampaikan bahwa papa sudah enggak ada," ujar Tri, Jumat sore.
Berdasarkan berita yang beredar sebelumnya, Arswendo dirawat di Rumah Sakit Pusat Pertamina Jakarta akibat penyakit kanker prostat.
Arswendo Atmowiloto dikenal sebagai penulis dan wartawan Indonesia yang aktif di berbagai majalah dan surat kabar seperti Hai dan Kompas.
Sebagai seorang sastrawan, Arswendo menulis cerpen, novel, naskah drama, dan skenario film.
Salah satu naskah paling terkenal yang ia tulis yakni naskah Keluarga Cemara yang diangkat dalam sinetron di RCTI tahun 1996-2002 dan difilmkan dan diangkat ke layar lebar pada tahun 2019.
Baca: Putri Arswendo Tegaskan Kabar Arswendo Meninggal Hoaks, Saat Ini Butuh Istirahat
Baca: Dikabarkan Meninggal, Sahabat Sebut Kondisi Terkini Arswendo Atmowiloto, Perlu Istirahat
Mangutip Wikipedia, Arswendo pernah menempuh pendidikan tinggi di Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan (IKIP) Solo (sekarang Universitas Sebelas Maret) tetapi tidak tamat.
Kiprahnya di bidang sastra juga ia rajut sebagai pemimpin Bengkel Sastra Pusat Kesenian Jawa Tengah, Solo (1972).
Arswendo juga pernah mengikuti International Writing Program di Universitas Iowa, Iowa City, Amerika Serikat pada tahun 1979.
Ia pernah mengelola tabloid Bintang Indonesia setelah menemui Sudwikatmono, penerbitnya.
Arswendo berhasil menghidupkan tabloid itu, tapi ia hanya bertahan tiga tahun.
Ia kemudian mendirikan perusahaannya sendiri, PT Atmo Bismo Sangotrah, yang memayungi sedikitnya tiga media cetak: tabloid anak Bianglala, Ina (kemudian jadi Ino), serta tabloid Pro-TV.
Sebagai sastrawan dan wartawan, kehidupan Arswendo tak bisa dijauhkan dari kontroversi.
Baca: Derita Kanker Prostat, Penulis Keluarga Cemara, Arswendo Atmowiloto Kini Banyak Tidur
Baca: 2 Bulan Menderita Kanker Prostat, Arswendo Atmowiloto Dikabarkan Drop pada Senin Pagi
Pada tahun 1990, ketika menjabat sebagai pemimpin redaksi tabloid Monitor, ia ditahan dan dipenjara karena satu jajak pendapat.
Ketika itu, Tabloid Monitor memuat hasil jajak pendapat tentang siapa yang menjadi tokoh pembaca.
Arswendo terpilih menjadi tokoh nomor 10, satu tingkat di atas Nabi Muhammad yang terpilih menjadi tokoh nomor 11.
Sebagian masyarakat Muslim marah dan terjadi keresahan di tengah masyarakat.
Arswendo kemudian diproses secara hukum sampai divonis hukuman 5 tahun penjara.
Berikut adalah sejumlah karya yang telah dihasilkan Arswendo Atmowiloto:
Bayiku yang Pertama (Sandiwara Komedi dalam 3 Babak) (1974)
Sang Pangeran (1975)
Sang Pemahat (1976)
The Circus (1977)
Saat-saat Kau Berbaring di Dadaku (1980)
Dua Ibu (1981)
Serangan Fajar (diangkat dari film yang memenangkan 6 Piala Citra pada Festival Film Indonesia) (1982)
Pacar Ketinggalan Kereta (skenario dari novel "Kawinnya Juminten") (1985)
Anak Ratapan Insan (1985)
Airlangga (1985)
Baca: Said Didu dan Rocky Gerung Menumpang Mobil Ambulans, Arswendo: Ini Penyalahgunaan Sosial
Baca: Arswendo Usulkan Napi yang Rajin Baca dan Menulis Diberikan Remisi
Senopati Pamungkas (1986/2003) - dianggap sebagai bestseller oleh Gramedia
Akar Asap Neraka (1986)
Dukun Tanpa Kemenyan (1986)
Indonesia from the Air (1986)
Garem Koki (1986)
Canting (sebuah roman keluarga) (1986) - dianggap sebagai bestseller oleh Gramedia
Pengkhianatan G30S/PKI (1986)
Lukisan Setangkai Mawar (17 cerita pendek pengarang Aksara) (1986)
Telaah tentang Televisi (1986)
Tembang Tanah Air (1989)
Menghitung Hari (1993)
Baca: Ahok tak Ditahan, Kapolri Beberkan Perbedaan dengan Kasus Arswendo, Lia Eden hingga Jessica
Baca: Menag: Tidak Bisa Disamakan Kejadian Arswendo, HB Jassin dengan Ahok
Sebutir Mangga di Halaman Gereja: Paduan Puisi (1994)
Projo & Brojo (1994)
Oskep (1994)
Abal-abal (1994)
Khotbah di Penjara (1994)
Auk (1994)
Berserah itu Indah (kesaksian pribadi) (1994)
Sudesi: Sukses dengan Satu Istri (1994)
Sukma Sejati (1994)
Surkumur, Mudukur dan Plekenyun (1995)
Kisah Para Ratib (1996)
Senja yang Paling Tidak Menarik (2001)
Pesta Jangkrik (2001)
Keluarga Cemara 1
Keluarga Cemara 2 (2001)
Keluarga Cemara 3 (2001)
Kadir (2001)
Keluarga Bahagia (2001)
Darah Nelayan (2001)
Dewa Mabuk (2001)
Mencari Ayah Ibu (2002)
Mengapa Bibi Tak ke Dokter? (2002)
Dusun Tantangan (2002)
Fotobiografi Djoenaedi Joesoef: Senyum,
Sederhana, Sukses (2005)
Kau Memanggilku Malaikat (2007)
Imung
Kiki
Mengarang Itu Gampang
Sinetron
1 Kakak 7 Ponakan (RCTI, 1996)
Keluarga Cemara (RCTI, 1996-2002)
Deru Debu (SCTV, 1994-1996)
Jalan Makin Membara II (SCTV, 1995-1996)
Jalan Makin Membara III (SCTV, 1996-1997)
Imung (SCTV, 1997)
Ali Topan Anak Jalanan (SCTV, 1997-1998)
(Tribunnews.com/Fitriana Andriyani)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.