Berantas Illegal Fishing, Susi Ajak Negara-negara Buka Data Pemantauan Kapal
sharing data VMS antar negara sangat penting untuk memburu kapal-kapal yang digunakan untuk melakukan aksi illegal fishing
Editor: Imanuel Nicolas Manafe
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemberantasan kasus penangkapan ikan secara ilegal memerlukan kerja sama antarnegara.
Oleh karenanya, Menteri Kelautan dan Perikanan (KP) Susi Pudjiastuti mengajak seluruh negara untuk membuka Vessel Monotoring System (VMS) atau data sistem pemantauan kapal.
Baca: Jika Temukan Orang Buang Sampah ke Laut, Susi Pudjiastuti : Saya Gantung Nanti di Pelabuhan
Ajakan itu disampaikan Susi Pudjiastuti pada acara International Workshop on IUU Fishing and Organized Crimes yang digelar di Kantor Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP).
"Tadi saya minta mereka membuka data VMS-nya," ujarnya di Jakarta, Senin (22/7/2019).
Workshop internasional tersebut diikuti oleh perwakilan sejumlah negara di kawasan Afrika, Timur Tengah dan Pasifik.
Susi Pudjiastuti menilai, sharing data VMS antar negara sangat penting untuk memburu kapal-kapal yang digunakan untuk melakukan aksi illegal fishing alias pencurian ikan.
Memang sudah ada aturan FAO agar pelabuhan-pelabuhan tidak lagi menerima hasil tangkapan ikan dari kapal pencuri ikan.
Tetapi kapal-kapal illegal fishing tersebut, kata Susi Pudjiastuti, melakukan kamuflase sehingga tetap bisa bersandar di pelabuhan.
Salah satunya seperti kapal buruan Interpol yang pekan lalu ditangkap oleh Satgas 115 pimpinan Susi, yakni MV NICA.
"Kalau ke pelabuhan pasti kamuflase kayak kemarin kapal NICA kan pakai (status) kapal kargo," kata dia.
Saat ini ungkap menteri nyentrik asal Pangandaran itu, sudah ada 6 negara yang mau sharing data VMS.
Selain itu sudah ada 16 negara yang sudah komitmen tentang kejahatan perikanan trans-nasional.
Susi sendiri terus mendorong agar komitmen itu bisa menjadi kesepatan bersama negara-negara di dunia melalui resolusi PBB.
Baca: Lakukan Illegal Fishing di Laut Natuna, 3 Kapal Ikan Vietnam Ditangkap 2 KRI Koarmada I
"Kita perlu 70 negara minimal untuk jadi resolusi, jadi masih PR besar. Tetapi tidak boleh pesimis, Juanda saja bisa menggolkan negara kepulauan," kata dia.
"Bayangkan kalau tidak ada Juanda seluruh dunia lautnya kayak apa, cuma 3 mil (dari garis pantai) semuanya. Karena Juanda kita punya 200 nautical mile," sambung Susi Pudjiastuti.
Penulis : Yoga Sukmana
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul : Buru Kapal Illegal Fishing, Susi Ajak Negara Lain Buka-bukaan