Program Quick Win Jadi Akselerator Pengembangan Destinasi Super Prioritas Toba
Irfan Wahid ditunjuk sebagai koordinator yang akan memimpin program quick win pengembangan potensi destinasi wisata
Editor: Adi Suhendi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman yang mengoordinasi sektor pariwisata merespons cepat program Percepatan Pembangunan Destinasi Pariwisata Super Prioritas yang menyasar lima destinasi, yaitu kawasan Danau Toba, Borobudur, Manado, Mandalika, dan Labuan Bajo yang dicanangkan Presiden Joko Widodo.
Guna mendukung program Presiden Jokowi tersebut Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman langsung membentuk tim berorientasi "Quick Win" guna mengakselerasi pengembangan potensi berbagai destinasi wisata tersebut.
Tim tersebut bekerja pararel mendukung Badan Otorita Pariwisata yang sudah lebih dahulu ada di sejumlah destinasi tersebut.
Menko Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan mengatakan, Presiden Jokowi menginginkan wisatawan yang sudah berkunjung ke destinasi tersebut dapat terkesan dan menyampaikan kesan baik kepada banyak orang.
Baca: Menhub Budi Karya: Pembangunan Infrastruktur di Danau Toba untuk Mendukung Pariwisata Nasional
Baca: Kemenhub Alokasikan Rp 600 Miliar untuk Mempersolek Danau Toba Jadi Bali Baru
Baca: Menteri Perhubungan Cek Pembangunan Sejumlah Pelabuhan di Danau Toba
Untuk itu, Luhut mengatakan pihaknya harus bergerak cepat, mengingat sektor pariwisata terbukti paling cepat dalam menghasilkan devisa untuk negara.
"Karena itulah program Quick win ini menjadi sangat strategis dalam menggenjot jumlah kunjungan wisman di Indonesia,” ujar Menko Kemaritiman Luhut Binsar Panjaitan dalam keterangan yang diterima.
Menko Kemaritiman pun menunjuk anggota Komite Ekonomi dan Industri Nasional (KEIN) Irfan Wahid sebagai koordinator yang akan memimpin program quick win pengembangan potensi destinasi wisata ini.
Program quick win tersebut berfokus pada optimasi destinasi wisata yang sudah ada maupun belum tergali dengan maksimal di lima destinasi di atas dengan memanfaatkan pendekatan “storynomics tourism” yang dicetuskan Irfan Wahid.
Irfan Wahid mengatakan, gerak cepat telah dilakukan.
Baca: Menpar Minta Lulusan Poltekpar Medan Kelola Danau Toba Agar Jadi Destinasi Kelas Dunia
Baca: Jadi Destinasi Prioritas, Danau Toba Segera Jalankan Strategi Kekinian
Program ini melibatkan kolaborasi lintas kementerian/lembaga terkait, pemda sekitar kawasan Toba, serta peran komunitas lokal dalam hal ini BUMDes dan Pokdarwis (Kelompok Sadar Wisata) untuk mengelola destinasi wisata.
Selain itu, menurut Irfan Wahid, program ini akan membuka peluang Public Private Partnership (PPP) dalam membangun pusat-pusat hiburan seperti theme park yang akan menyerap banyak wisatawan.
Dengan peluang PPP, pengembangan pariwisata Toba bakal bisa diakselerasi sekaligus memberi manfaat ekonomi bagi masyarakat sekitar.
“Setelah mencoba melakukan pemetaan masalah dan potensi destinasi wisata, kami menemukan fakta bahwa Toba sangat kaya akan destinasi-destinasi keren. Mulai dari kekayaan budaya, sejarah, sampai alamnya sungguh membuat tempat ini cocok untuk menjadi salah satu dari lima destinasi wisata super prioritas," jelas Irfan Wahid.
Kini, Irfan Wahid dan tim sedang mengebut persiapan beberapa lokasi destinasi wisata kawasan Toba yang akan dikunjungi Presiden Joko Widodo.
Kunjungan Presiden direncanakan mulai 29 sampai 31 Juli 2019.
Sejumlah destinasi keren di Toba bakal dikunjungi Jokowi, seperti Geosite Sipinsur, Desa Bakkara, The Kaldera, dan Pantai Indah Situngkir.
“Ke depannya, kami akan mengoptimasi destinasi wisata yang sudah ada maupun belum tergali melalui pendekatan storynomics tourism dengan kekuatan budaya Batak sebagai DNA destinasi wisata di kawasan ini. Selain itu, fakta sejarah bahwa Toba merupakan supervolcano dan danau vulkanik terbesar di dunia harus menjadi nilai jual dari kawasan ini dan digaungkan kembali,” terang Ipang, sapaan akrab Irfan Wahid.
Dia menambahkan, program Quick Win ini diharapkan sudah dapat dirasakan dampaknya pada akhir 2019.
“Tujuannya adalah meningkatkan kunjungan wisatawan nusantara dan wisatawan mancanegara di kawasan Toba yang pada beberapa tahun terakhir menurun trennya. Tentu saja muaranya adalah memberi nilai tambah ekonomi ke masyarakat dan negara,” jelasnya.