Kiara Prediksi 3.000 Barel Minyak Mentah Pertamina Tumpah dan Cemari Laut Jawa
Kiara mencurigai sebanyak 3.000 barel minyak mentah tumpah ke laut dan telah mencemari laut Jawa akibat kebocoran pipa Pertamina.
Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Adi Suhendi
“Sejak tanggal 14 Juli 2019 kemarin tim dari Amerika Serikat itu sudah berada di Kantor PHE di Jalan TB Simatupang dan besok Minggu setelah Rig Soehanah dipasang di lokasi mereka akan berangkat untuk melakukan penutupan sumur,” ungkap Dharmawan dalam konferensi pers di Gedung Pusat Pertamina, Gambir, Jakarta Pusat, Kamis (25/7/2019).
Baca: Jimly Nilai Komposisi Kabinet Jokowi 50 Persen Parpol 50 Persen Profesional Jauh Lebih Baik
Baca: Jefri Nichol Mengeluh Sulit Tidur Kepada Sutradara Robby Ertanto Sebelum Konsumsi Ganja
Baca: Ketua Umum Golkar Sebut Kursi Pimpinan MPR Masih Jadi Jatah Koalisi Jokowi
Baca: Pengamat Baca Makna Pertemuan Surya Paloh dengan Anies Baswedan Sebagai Bentuk Ketidaksetujuan
Dharmawan mengatakan perusahaan asal Amerika Serikat tersebut berpengalaman menangani sumber kebocoran Deepwater Horizon di Teluk Meksiko yang terbesar dalam sejarah Amerika Serikat.
Rig Soehanah diperkirakan akan terpasang di lokasi pada Sabtu (27/7/2019) untuk membantu proses penutupan sumur tersebut.
Rig tersebut dioperasikan untuk menggantikan anjungan YYA-1 yang dikabarkan miring sebesar 12 derajat saat terjadinya kebocoran berlangsung sehingga tidak bisa digunakan untuk melakukan penutupan terhadap sumur minyak.
Kini Pertamina masih menunggu hasil survei Geohazard atau perhitungan risiko kerusakan yang diperkirakan akan berlangsung hingga Sabtu (26/7/2019).
“Setelah hari Minggu besok semua alat akan dipersiapkan dan pada tanggal 3 Agustus 2019 akan dilakukan pengeboran pada sumur tersebut dan secara bertahap akan dilakukan pemompaan semen untuk menutup sumur. Proses penutupan menggunakan semen berlangsung cepat sekitar 3 hari,” jelasnya.
Dharmawan menegaskan seluruh proses agar semuanya dapat dikendalikan hingga alat-alat ditarik dari lokasi akan berlangsung selama kurang lebih 7-8 minggu.
Ia menegaskan baru setelah itu akan dilakukan pembersihan terhadap seluruh lingkungan yang terdampak.
“Kami saat ini masih fokus untuk melakukan penutupan sumur dan memastikan agar tumpaham minyak atau oil boom tak berdampak pada masyarakat dengan melakukan oil isolation. Kami juga mengerahkan masyarakat termasuk nelayan untuk membersihkan minyak yang tumpah baik di offshore maupun di onshore. Juga mendapatkan bantuan Giant Octopus Skimmer dari Singapura untuk mengisap tumpahan minyak,” tegasnya.
Dharmawan mengatakan setelah ditutup sumur minyak itu tidak akan dipergunakan lagi.
“Namun akan dilakukan kajian untuk membuat sumur minyak baru di blok tersebut melihat potensi cadangan minyak dengan volume diperkirakan mencapai 4 juta meter kubik dan dengan produksi 3 ribu barrel minyak bumi per hari,” katanya.
Tercemar minyak mentah
Sejumlah pantai wisata di Kabupaten Karawang ditutup untuk umum karena tercemar oleh tumpahan minyak mentah (crude oil) dari kilang Pertamina Offshore Borth West Java (ONWJ).
Penutupan dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Karawang untuk mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan terhadap wisawatan pantai Karawang.