Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pengembangan Industri Petrokimia Diyakini Bisa Atasi Defisit Neraca Perdagangan

Pengembangan industri petrokimia yang merupakan industri hulu dapat memacu tumbuhnya industri turunan lain di hilir

Editor: Eko Sutriyanto
zoom-in Pengembangan Industri Petrokimia Diyakini Bisa Atasi Defisit Neraca Perdagangan
TRIBUNNEWS.COM/TRIBUNNEWS.COM/Cahyo/Setpres
Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyampaikan niatnya untuk menjadikan Tuban sebagai Kawasan Industri Petrokimia di Indonesia. Ini sebuah keputusan politik yang saya putuskan, kata Presiden Jokowi seusai meninjau kilang-kilang PT Trans Pacific Petrochemical Indotama (TPPI) di Tuban, Jawa Timur, Rabu (11/11/2015). TRIBUNNEWS.COM/Cahyo/Setpres 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Defisit neraca perdagangan saat ini menjadi tantangan terbesar bagi pemerintah. Karena itu, perlu diterapkan berbagai terobosan, agar defisit tak berulang. 

Salah satu cara yang bisa diterapkan dengan mengembangkan industri petrokimia nasional. 

Apalagi, Indonesia hingga saat ini belum memiliki industri petrokimia yang kuat dan terintegrasi. 

Pengembangan industri petrokimia yang merupakan industri hulu dapat memacu tumbuhnya industri turunan lain di hilir.  

Diharapkan hal ini akan mampu meningkatkan ekspor sehingga dapat meningkatkan devisa negara.  

PT TubanPetrochemical Industries (TPI) atau TubanPetro yang secara mayoritas sahamnya dikuasai negara merupakan aset yang potensial karena industri petrokimia yang dihasilkan merupakan industri hulu yang memegang peranan penting.  

Apalagi pengembangan TubanPetro menjadi salah satu Program Prioritas Pemerintah pada tahun 2019 dalam kerangka kebijakan penguatan daya saing jangka menengah dan panjang. 

Baca: Lowongan Kerja PT Petrokimia Gresik Pendidikan SMA/ SMK Sederajat, Buka hingga 8 Agustus 2019

Berita Rekomendasi

Direktur Jenderal Industri Kimia, Tekstil dan Aneka (IKTA) Kemenperin Achmad Sigit Dwiwahjono menuturkan, TubanPetro memiliki peluang besar untuk turut berkontribusi menekan desifit. 

Caranya, dengan memaksimalkan semua potensi anak usaha, terutama PT Trans Petrochemical Pasific Industri (TPPI). 

Langkah pertama, agar dibuat masterplant integrated petrochemical cluster. Dalam masterplan tersebut direncanakan di TPPI yang merupakan anak usaha TubanPetro dibangun aromatic centre dan olefin centre. 

Saat ini, baru terbangun aromatic plant yang menghasilkan benzene toluene dan xylene (BTX), satu-satunya yang dimiliki Indonesia. 

“Rencana strategis Kemenperin terus mendorong agar anak perusahaan TubanPetro yakni TPPI dapat difungsikan memproduksi BTX sesuai dengan desain kapasitasnya. Karena produk-produk tersebut masih diimpor, sehingga bisa dijadikan substitusi impor untuk menghemat devisa,” ucap Sigit dalam pernyataan persnya, Senin(29/7/2019).

Ia mengingatkan, jika pengembangan TubanPetro tidak diakselerasi, maka defisit terus berulang. 

Industri petrokimia hulu-hilir berkontribusi cukup signifikan terhadap defisit neraca perdagangan. Impor terus membengkak, di mana tahun 2018 mencapai USD 15 Miliar. 

Baca: Hadapi Revolusi Industri 4.0, Jasa Marga Bangun Laboratorium Pengembangan Teknologi

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas