Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Jemaah Haji Khusus Dirawat di KKHI Madinah

Pelayanan kesehatan bagi jemaah haji khusus tersebut, membuktikan pemerintah melalui KKHI tidak membeda-bedakan jemaah.

Editor: Eko Sutriyanto
zoom-in Jemaah Haji Khusus Dirawat di KKHI Madinah
Tim P3JH Kementerian Agama RI
Tim Pertolongan Pertama Pada Jamaah Haji (P3JH) Kementerian Agama RI yang bertugas di Masjidil Haram sedang membantu jemaah haji yang mengalami kondisi darurat medis di Masjidil Haram. 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dalam penyelenggaraan ibadah haji, dikenal dua macam penyelenggaraan yaitu penyelenggaraan ibadah haji reguler dan haji khusus atau yang biasa dikenal dengan ‘ONH plus’. Pada tahun 2019, dari total 231.000 jemaah haji Indonesia, ada sekitar 13 ribu jemaah haji khusus.

Meski demikian, layanan kesehatan yang diberikan kepada jemaah haji tidak mengenal diskriminasi. Sepanjang dibutuhkan, petugas kesehatan akan selalu memberikan layanan terbaiknya. Baik jemaah haji reguler maupun haji khusus mendapatkan hak layanan kesehatan yang sama.

Kemarin, Selasa (29/7) waktu Arab Saudi, Klinik Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Madinah menerima dua orang jemaah haji khusus. Pasien pertama, laki-laki berusia 60 tahun, menderita bronkitis akut. Jemaah asal Makassar ini diantarkan ke KKHI Madinah oleh dokter dari Penyelenggara Ibadah Haji Khusus (PIHK), PT. Ananda Group.

“Kami pasang infus dan diobservasi selama 6 jam di UGD,” kata dr. Andi Nilagading, dokter KKHI Madinah yang menangani pasien.

Menurut Nila, dokter jaga UGD yang juga bertugas sebagai public relations KKHI Madinah, saat datang pasien tersebut mengeluhkan sudah tiga hari terakhir mengalami nyeri dan sesak di dada kanannya (angina pectoris). 

Keluhan tersebut disertai batuk yang sudah dua bulan ini sulit berhenti.

Baca: Petugas Haji Tambahan Akan Difokuskan Bantu Jemaah Haji Saat Masa Krisis Armuzna

Ia juga memiliki riwayat hipertensi atau darah tinggi. Usai diobservasi dan diberikan obat, pasien diperbolehkan pulang ke kloternya.

Berita Rekomendasi

Sementara pasien kedua juga seorang laki-laki usia 67 tahun.

Pasien kedua pun merupakan jemaah haji khusus dari PIHK yang sama.

Ia mengeluhkan adanya luka terbuka (ulcus) pada kakinya. Ia memang diketahui memiliki riwayat diabetes mellitus tipe II.

Setelah dilakukan perawatan pada lukanya, pasien meninggalkan KKHI dan bergabung kembali ke kloternya.\

“Ada ulkus ditungkai bawah kiri [betis]. Harus dibersihkan,” terang Nila.

Pelayanan kesehatan bagi jemaah haji khusus tersebut, membuktikan pemerintah melalui KKHI tidak membeda-bedakan jemaah. Layanan berlaku sama bagi siapapun dan kapanpun selam

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas