Mengaku Tak Dilibatkan Prabowo dalam Pertemuan dengan Megawati, Sandi:Pak Prabowo Hargai Posisi Saya
Sandiaga Uno mengaku tidak dilibatkan dalam pertemuan antara Prabowo dan Megawati. Ini komentarnya.
Penulis: Sri Juliati
Editor: Tiara Shelavie

Sandiaga Uno mengaku tidak dilibatkan dalam pertemuan antara Prabowo dan Megawati. Ini komentarnya.
TRIBUNNEWS.COM - Calon Wakil Presiden Sandiaga Uno akhirnya buka suara terkait pertemuan Prabowo Subianto dengan Megawati Soekarnoputri.
Sandiaga mengaku tidak dilibatkan dalam pertemuan kedua pimpinan partai politi tersebut.
Hal itu diungkapkan Sandi dalam acara Indonesia Lawyers Club (ILC) yang tayang pada Selasa (30/7/2019) kemarin.
Semula, Sandi mengatakan, setiap langkah yang dilakukan Prabowo, baik Prabowo maupun Sandiaga kerap berkonsultasi.
Begitu juga dengan rencana pertemuan Ketua Umum Partai Gerindra tersebut dengan Megawati.
Baca: Sandiaga Gagal Fokus Dengar Pengamat Sebut Puan Maharani Bisa Jadi Cawapres Prabowo di Pilpres 2024
Baca: 4 Nama dari Gerindra Diprediksi Jadi Calon Menteri Jokowi, Ada Sandiaga Uno dan Adik Prabowo?
Sandiaga mengaku ditelepon oleh Prabowo jelang pertemuan.
"Malam itu, saya baru kembali ke Indonesia dan Pak Prabowo telepon, kita berkomunikasi," ujar Sandiaga.
Dalam telepon, Prabowo, lanjut Sandiaga, bilang akan ada pertemuan dan pertemuan itu tinggal menunggu waktu.
"Pak Prabowo sampaikan, kalau tidak ada yang berubah, pertemuan itu akan terjadi besok," kata dia.
Untuk lokasi pertemuan, saat itu belum diketahui walau hari sudah malam.
Baca: Istri Sandiaga Uno Bakal Melawan Anak Maruf Amin di Pilkada Tangsel 2020 ?
Baca: Namanya Tak Disebut dalam Bursa Capres 2024, Sandiaga Gagal Fokus saat Dikompori Effendi Gazali
Prabowo juga mengatakan, pertemuan tersebut tidak akan melibatkan Sandiaga.
"Pak Prabowo juga menyampaikan, dalam bahasa Inggris, 'this meeting will not include you,' jadi saya memang tidak dilibatkan di pertemuan itu," tiru Sandiaga.
Menurutnya, sikap Prabowo yang menghubungi jelang pertemuan sangat terbuka karena menghargai posisi Sandiaga.
"Menurut saya, Pak Prabowo sangat terbuka, Pak Prabowo menghargai posisi saya," kata Sandiaga.
Sandiaga juga mengapresiasi apa yang dilakukan Prabowo dan menyebut, pertemuan itu akan mendapat tanggapan positif dari masyarakat.
Baik oleh pendukung Prabowo maupun Jokowi serta masyarakat lain.
Baca: Menurut Rocky Gerung, Dari Pertemuan Prabowo & Megawati Terlihat Ada Pihak yang Mau Disingkirkan
Baca: Kabar Terkini Kabinet Jokowi-Maruf: Nama Sudah Masuk, Kriteria hingga Sinyal dari Sandiaga Uno
Sandiaga juga tidak menampik sebagian pendukung fanatik Prabowo yang menyesalkan adanya pertemuan tersebut.
"Setelah saya temui satu per satu, mereka dapat mengerti. Saya jelaskan Pak Prabowo mengedepankan kepentingan bangsa dan negara, kepentingan rakyat."
"Ini 3 bulan lebih setelah tanggal 17 April, it's time to move on," jelas Sandiaga.
Berikut petikan pernyataan Sandiaga dalam ILC:
Diketahui, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto bertemu Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri pada Rabu (24/7/2019).
Pertemuan itu digelar di kediaman Megawati di Jalan Teuku Umar, Menteng, Jakarta Pusat, pukul 12.30 WIB.
Dalam pertemuan dua tokoh sentral dari dua koalisi ini menyebut beberapa pernyataan penting terkait politik pasca-Pemilu 2019.
Prabowo misalnya yang mengungkap kedekatannya dengan Megawati dan keluarganya.
"Kedatangan saya sebagai suatu sowan kekeluargaan, karena saya merasa dari dulu dekat dengan Ibu Megawati dan keluarga," ujar Prabowo seusai pertemuan.
"Menyambung persahabatan lama, saat ini saya selalu merasa dapat penghormatan dan perlakuan yang baik," ujar Prabowo.

Prabowo mengaku, pihaknya bersedia untuk saling membantu untuk mengatasi masalah kebangsaan.
"Melalui pertemuan ini kami ingin melanjutkan dan menyambung tali persaudaraan dan hubungan yang rukun sehingga kita bisa membantu mengatasi masalah kebangsaan," ujar Prabowo.
Selain itu, ia juga mengungkapkan, Megawati sama-sama memiliki jiwa patriot dan berkomitmen pada Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
"Kami sama-sama patriot. Berkomitmen pada NKRI. Jadi, kalau ada perbedaan itu biasa," lanjut dia.
Sementara itu, Megawati mengungkapkan, ia mempersilakan Prabowo bertemu Presiden Joko Widodo.
"Kalau mau ketemu boleh saja, karena dalam rangka menjalin persahabatan, persaudaraan demi bangsa dan negara," ujar Megawati.
Diungkapkan juga, Prabowo mengajak Megawati untuk melakukan pertemuan dengan Presiden Jokowi.
Tak hanya itu, ia pun bersedia menemani Prabowo jika ingin bertemu Jokowi.
"Kalau menurut saya, 'langsung saja, Mas (Prabowo), kalau mau ketemu Pak Jokowi'," ucap Megawati.
Sementara itu, Sandiaga Uno menegaskan sikapnya untuk tetap menjadi oposisi pemerintahan Joko Widodo-Ma'ruf Amin.
"Sebagai seorang yang berkomitmen terhadap demokrasi kita juga harus berani tetap setia untuk mengawal pembangunan ini sebagai oposisi," ujar Sandiaga di kawasan Kemang, Jakarta Selatan, Sabtu (13/7/2019).
Sandiaga meyakini, pemerintah ke depannya menbutuhkan check and balance melalui keberadaan oposisi.
Mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta itu mengatakan, oposisi berfungsi mengawasai kinerja pemerintah dan memberikan masukan.
"Saya sangat betul-betul terhormat dapat kesempatan untuk menjadi oposisi dan terus mengontrol mengawasi kinerja pemerintah memberikan masukan," kata Sandiaga.
Sinyal akan tetap jadi oposisi ini juga disampaikan Sandiaga lewat cuitan di akun Twitter-nya, @sandiuno.
Dalam postingan ini, Sandiaga menegaskan akan berada di luar pemerintahan.
"Meski berada di luar pemerintahan, saya akan tetap membantu pemerintah untuk sama-sama mencarikan solusi.
Selamat malam semuanya. Selamat beristirahat. Sampaikan salam untuk keluarga di rumah," tulis Sandi.
Di cuitan sebelumnya, Sandi mengunggah foto dengan Rizal Ramli.
Selama ini, Rizal ramli dikenal sebagao tokoh yang kritis dan berseberangan dengan pemerintah.
"Makan dengan sahabat saya, Bang @RamliRizal , sambil berdiskusi dan saling update tentang perekonomian Indonesia.
Kita sepakat bahwa 2 isu utama yang harus kita segera benahi bersama ialah masalah sulitnya mendapat lapangan kerja dan harga-harga kebutuhan pokok yang kurang stabil." tulis dia.
(Tribunnews.com/Sri Juliati) (Kompas.com/Retia Kartika D/Kristian Erdianto)