Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Melanie Subono: Warga Ibukota Berhak Mendapatkan Kualitas Udara yang Bagus

Enggak ada urusan dipolitisir, yang mempunyai hak bernafas yang merasa kerugian, yang tahu kualitasnya hidup kami di Jakarta sudah sangat berkurang

Penulis: Glery Lazuardi
Editor: Johnson Simanjuntak
zoom-in Melanie Subono: Warga Ibukota Berhak Mendapatkan Kualitas Udara yang Bagus
KOMPAS.com/ANDI MUTTYA KETENG
Melanie Subono diabadikan usai koferensi pers kasus satwa liar di Kedai Tjikini, Jakarta Pusat, Selasa (24/1/2017). 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Aktivis Melanie Subono menegaskan masyarakat Indonesia mempunyai hak untuk mendapatkan kualitas udara bersih selama tinggal di wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya.

Atas hal tersebut, dia bersama dengan 29 orang lainnya mengajukan gugatan terkait hal-hal yang mengakibatkan kerusakan dan pencemaran lingkungan di wilayah DKI Jakarta dan sekitarnya ke Pengadilan Negeri Jakarta Pusat.

"Enggak ada urusan dipolitisir, yang mempunyai hak bernafas yang merasa kerugian, yang tahu kualitasnya hidup kami di Jakarta sudah sangat berkurang," kata Melanie, di PN Jakarta Pusat, Kamis (1/8/2019).

Dia menegaskan, hak paling mendasar bagi manusia adalah bernapas. Menurut dia, bernapas sudah menjadi bagian dari hak hidup sebagai warga negara.

"Salah satu hak paling mendasar di hak asasi adalah bernafas. Dan ini sudah diakui bukan hanya di Indonesia, tetapi di dunia bahwa kualitas hidup kita, tanah air, air bayar, nafas kami empot-empotan," kata dia.

Baca: Usai Melahirkan Bayinya di Toilet Lalu Membekapnya, Mahasiswi di Denpasar ini Kembali Ikuti Ujian

Selain itu, kata dia, warga ibukota juga perlu mendapatkan data dan informasi yang akurat mengenai kualitas udara. Namun, dia menyayangkan, sejumlah alat yang dipergunakan untuk mengukur kualitas udara tidak berfungsi.

"Kami berhak diberikan data yang jelas, kayak misalnya di Bundaran Hotel Indonesia, Gelora Bung Karno tidak jarang mesinnya rusak atau data tidak akurat. Sebenarnya, kami berhak mendapatkan data yang jelas," kata dia.

Berita Rekomendasi

Oleh karena itu, melalui gugatan itu dia mengharapkan, agar pemerintah menyadari masyarakat mempunyai hak bernapas.

"Tapi come on nafas kami enggak lo anggap sebagai hak yang baik," tambahnya.

Sebelumnya, Majelis Hakim Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Pusat menjadwalkan persidangan perkara gugatan atas hal-hal yang mengakibatkan kerusakan dan pencemaran lingkungan.

Sidang dengan nomor perkara 374/Pdt.G/LH/2019/PNJkt.Pst itu akan digelar di ruang sidang Kusuma Atmadja 2, pada Kamis (1/8/2019).

Penggugat perkara ini adalah Warga Negara Indonesia (WNI). Sebanyak 30 warga negara mengajukan gugatan alias citizen law suit (CLS).

Baca: Niatnya Ramah Lingkungan, Ada Bahaya di Balik Mengisi Ulang Botol Plastik Kemasan

Penyampaian gugatan itu melibatkan orang-orang dari berbagai latar belakang dan lintas profesi. Mulai dari mahasiswa sampai advokat. Para penggugat akan dibantu oleh Tim Advokasi Ibu Kota (Gerakan Inisiatif Bersihkan Udara Koalisi Semesta).

Para penggugat melayangkan gugatan kepada Presiden RI Joko Widodo, Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya, Menteri Kesehatan Nila F. Moeloek, Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo, dan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan.

Halaman
12
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas