Sandiaga Uno Mengaku Tak Dilibatkan dalam Rekonsiliasi Prabowo-Jokowi
Saat mendapat giliran bicara di ILC tvOne, Sandiaga Uno menceritakan detik-detik sebelum Prabowo memutuskan bertemu Jokowi
Editor: Tiara Shelavie
Menurut Sandiaga, sebagai bagian dari mantan calon wakil presiden pasangan Prabowo, dirinya sudah memberikan pandangan pribadinya. Namun keputusan tetap ada di tangan Prabowo dan partai-partai pengusung.
Bahkan, kata Sandi, dirinya sudah diminta mundur dari jajaran petinggi Partai Gerindra oleh Prabowo sendiri.
"Pak Prabowo konsekwen, meski saya diminta mundur tapi beliau selalu bertanya tentang pandangan saya. Ya saya sampaikan bahwa mengawal pemerintahan dari legislatif bisa, apalagi (Gerindra) sebagai pemenang nomor dua terbanyak. Melalui masyarakat juga bisa," kata Sandiaga Uno.
Kritik Wacana Pilpres 2024
Di acara ILC tvOne, Selasa (30/7/2019) malam, Sandiaga Uno juga memberikan kritik soal wacana Pilpres 2024.
Sandiaga menilai hal tersebut terlalu prematur untuk dibahas.
"Energi kita keluarkan begitu besar di Pilpres 2019. Ada Rp 25 triliun lebih anggaran yang terpakai, perjuangan mengadu gagasan, tiba-tiba sekarang sudah ngomong 2024. Menurut saya ini prematur sekali," kata Sandiaga Uno.
Sandiaga menilai, wacana Pilpres 2024 hanya menarik bagi pengamat.
Tapi bagi rakyat kebanyakan, justru memilih untuk menagih janji-janji pemerintah.
"Ada 60 persen masyarakat Indonesia menunggu perbaikan ekonomi yang dijanjikan bulan-bulan kemarin. Kalau dalam beberapa bulan ke depan tidak terlihat saya khawatir masyarakat akan kecewa," ujarnya.
Menurut Sandiaga Uno, sebagai presiden terpilih Jokowi tidak perlu menunggu pelantikan untuk mengganti menteri-menterinya.
"Ganti menteri nggak usah nunggu Oktober, bisa sekarang. Bisa dijalankan lebih awal, sehingga yang dijanjikan bisa direalisasikan lebih cepat. Koalisinya pak Jokowi sudah cukup untuk menelurkan satu kebijakan yang ditunggu-tunggu masyarakat. Tapi sekali lagi, ini pandangan pribadi saya," pungkas Sandiaga Uno.
Pandangan Jenderal (Purn) Djoko Santoso
Mantan Panglima TNI periode 2007-2010 sekaligus mantan Ketua Badan Pemenangan Nasional Prabowo-Sandiaga Jenderal TNI (Purn) Djoko Santoso enggan menanggapi terkait pertemuan antara Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dan Ketua Umum Partai PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri di kedimana Megawati, Menteng Jakarta Pusat pada Rabu (24/7/2019) lalu.