Sekjen Perindo: Kita Tak di Posisi Berhitung Kursi
Sekretaris Jenderal Perindo Ahmad Rofiq menjawab soal isu partai non parlemen tidak mendapatkan jatah kursi menteri.
Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sekretaris Jenderal Perindo Ahmad Rofiq menjawab soal isu partai non parlemen tidak mendapatkan jatah kursi menteri.
Namun, akan berada di posisi tertinggi di setiap lembaga atau menjadi ketua atau lembaga
Menurut Rofiq, partainya memang tak punya nilai tawar untuk memperebutkan kursi menteri.
"Perindo dalam posisi tidak sedang berhitung kursi, jadi tidak sedang menunggu. Bila diberi kepercayaan, maka Perindo akan maksimalkan. Dan bila tidak diberikan, maka Perindo juga tidak ada problem. Semua kembali kepada Pak Presiden," kata Rofiq di Jakarta, Kamis (1/8/2019).
Ia hanya menegaskan, partainya, akan terus optimal memberikan dukungan ke Presiden Joko Widodo.
"Amanah apapun yang diberikan presiden, pasti kita jalankan," ungkap Rofiq.
Lebih lanjut, Rofiq pun mengatakan, soal kabar bahwa partai non parlemen tak kebagian jatah menteri dan hanya kepala lembaga, dirinya tak membantah.
Ia juga tak membenarkannya terkait hal itu.
"Biarlah angin berhembus, semua mah proses. Dan Presiden pasti akan memberikan yang terbaik," pungkasnya.
Diketahui, partai-partai pendukung Jokowi-Ma'ruf kini terbagi dua. Mereka yang berada di parlemen seperti PDIP, Golkar, PKB, NasDem, dan PPP.
Sementara yang berada di luar, diantaranya PKPI, PBB, PSI, Hanura, dan Perindo.
Masih Misteri
Susunan kabinet Presiden Joko Widodo (Jokowi) untuk periode kedua masih menjadi misteri.
Namun demikian, Jokowi mengaku saat ini sudah mengantongi nama-nama menteri kabinet Jokowi-Maruf Amin.
Sayangnya, Jokowi tak mengungkap nama-nama yang sudah masuk.
Mantan Wali Kota Solo ini hanya memberi sejumlah kriteria.
Di sisi lain, pertemuan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto dengan Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri memunculkan spekulasi Gerindra bakal masuk dalam kabinet Jokowi-Maruf Amin.
Sejumlah nama kader Partai Gerindra pun dirumorkan bakal jadi menteri Jokowi, termasuk Sandiaga Uno.
Di sisi lain, Sandi justru menegaskan dirinya bakal berada di luar pemerintahan.
Dirangkum dari berbagai sumber, Selasa (30/7/2019), berikut pernyataan terbaru perihal menteri-menteri kabinet Jokowi-Maruf:
1. Jokowi Kantongi Nama-nama Calon Menteri
Jokowi mengaku telah mengantongi nama-nama calon menteri yang akan membantunya.
Banyak nama alternatif yang masuk ke dalam daftar calon menteri dalam Kabinet Kerja Jilid II.
Meski demikian, mantan Wali Kota Solo ini mengaku telah mengantongi sejumlah nama.
"Soal kabinet, saat ini sudah mulai masuk nama-nama."
"Kita mengumpulkan pilihan, jadi memilihnya lebih mudah karena banyak alternatif," katanya setelah makan siang di Rumah Makan Mbah Karto, Sukoharjo, Minggu (23/7/2019), dikutip dari Tribun Solo.
Baca: Jokowi Sengaja Pilihkan Jaket Ulos Rp 2,5 Juta untuk Menteri Basuki: Bayar Sendiri Ya Pak
Jokowi pun masih belum memutuskan siapa saja yang pantas membantunya selama lima tahun ke depan.
2. Sosok Muda
Mantan Gubernur DKI Jakarta ini kembali menekankan adanya sosok muda dalam kabinetnya.
Jokowi juga menyebut ke depannya harus anak muda yang pegang peran.
Menurutnya, sosok muda sangat diperlukan untuk menghadapi tantangan di era mendatang.
"Ke depan, harus anak-anak muda yang memegang peranan," ungkapnya.
Baca: Perpres Mobil Listrik, Menteri Luhut Yakin Pekan Ini Ditandatangani Presiden
Perkembangan dunia yang dinamis memerlukan sosok yang mampu merespons permasalahan dengan cepat.
"Karena dunia berubah cepat, banyak ketidakpastian dan ketidakdugaan yang muncul, sehingga anak muda ini yang bisa merespons," lanjutnya.
Jokowi memang kerap menyampaikan keinginannya untuk menghadirkan anak muda dalam kepepimpinannya kali ini.
2. Parpol Sudah Serahkan Nama ke Jokowi
Ketua DPP Partai NasDem, Taufiqulhadi mengatakan, partainya sudah menjalin komunikasi dengan Presiden Jokowi terkait kabinet yang akan dibentuk.
Komunikasi tersebut dilakukan melalui Ketua Umum Partai NasDem, Surya Paloh karena partai menyerahkan sepenuhnya kepada Ketua Umum dalam membahas kabinet mendatang dengan Jokowi.
"Yang paling sering komunikasi adalah ketua umum maka diserahkan kepada ketua umum namanya siapa saja."
"Nah kalau ditanya apakah sudah bisa saja sudah, bisa saja belum, karena prosesnya sudah berlangsung sejak lama," kata Taufiqulhadi di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa, (30/7/2019).
Ia mengatakan, komunikasi antara Surya Paloh dengan Jokowi dilakukan secara informal.
Tidak hanya NasDem, partai lain pun melakukan komunikasi yang sama melalui ketua umumnya.
"Kadang-kadang pertemuannya bisa saja serentak tetapi bisa saja pertemuannya hanya pimpinan PPP dengan Pak Jokowi saja pimpinan Golkar dengan Pak Jokowi saja, besoknya pimpinan Nasdem," katanya.
Baca: Kementerian LHK Sanggah Data Airvisual Soal Kualitas Udara Jakarta
Taufiqulhadi yakin bila semua partai yang tergabung dalam koalisi Indonesia Kerja (KIK) sudah menyodorkan nama calon menteri kepada Jokowi.
Tinggal saat ini Presiden menentukan mana nama yang cocok dan dianggap paling tepat duduk di kabinet.
"Kalau menyerahkan (nama), belum apa sudah, saya rasa sudah masuk nama-nama ke Pak Jokowi," katanya.
3. Seimbang Parpol dan Profesional
Wakil Presiden terpilih 2019-2024, KH Maruf Amin mengaku masih mengumpulkan sejumlah nama yang dianggap mampu mengemban tugas sebagai menteri membantu tugas presiden dan wakil presiden.
Ditemui usai menghadiri Milad MUI ke-44, Sabtu (27/7/2019) di Hotel Grand Sahid Jaya, Sudirman, Jakarta Pusat, Maruf Amin menyatakan belum ada keputusan definitif soal susunan kabinet pemerintahannya dengan Jokowi.
"Sekarang ini kan masih mengumpulkan, calon-calonnya lagi dikumpulkan," ungkap Maruf Amin.
Senada dengan Jokowi, Maruf Amin menuturkan koposisi kabinet bakal seimbang 60:40 atau 50:50 antara profesional dengan kalangan partai.
Maruf Amin menegaskan kader partai banyak pula yang profesional sehingga tidak perlu diributkan banyak dari partai atau tidak.
"Yang penting ada terwakilkan. Artinya politik dan non-politik. Dari politik juga ada yang profesional," tegasnya.
Baca: Jokowi Akan Kumpulkan Ketua Umum Partai Politik Pendukungnya untuk Bahas Kabinet
Lebih lanjut, Wakil Presiden Jusuf Kalla berujar masih ada waktu untuk Jokowi dan Maruf Amin menyusun kabinet terbaik versi mereka.
"Kan masih ada waktu kurang lebih tiga bulan, kurang sedikit," ujar Jusuf Kalla menambahkan
4. Kader Gerindra Dirumorkan Masuk Kabinet
Sejumlah kader Gerindra dikabarkan bakal masuk dalam kabinet Jokowi-Maruf.
Nama pertama yang disebut-sebut masuk kabinet yakni Edhy Prabowo.
Bagi publik, nama Edhy Prabowo tidak begitu dikenal karena sangat terbatas kemunculannya di media massa.
Namun Edhy Prabowo dikenal sebagai sosok yang dekat dengan Ketua Umum DPP Partai Gerindra, Prabowo Subianto.
Edhy dipercaya untuk menjadi Presiden Direktur dan menjadi Komisaris di PT Kiani Lestari Jakarta, perusahaan kertas milik Prabowo Subianto.
Dia juga dipercaya menjadi wakil ketua umum Gerindra bidang Keuangan dan Pembangunan Nasional DPP Partai Gerindra (2012- sekarang).
Edhy muncul dalam beberapa pertemuan penting mendampingi Prabowo seperti saat bertemu Jokowi dan Megawati Soekarnoputri.
Nama kedua yang disebut bakal masuk kabinet Jokowi-Maruf adalah Sandiaga Uno.
Sejak perhelatan Pilpres selesai, nama Sandiaga Uno ramai disebut-sebut akan jadi menteri Jokowi.
Bahkan Presidium Indonesia Police Watch (IPW) Neta S Pane mengaku memiliki informasi akurat terkait figur yang bakal jadi menteri Presiden Jokowi di kabinet selanjutnya.
"Saya dapat info A1 soal itu (Sandiaga Uno jadi menteri Jokowi)," kata Neta S Pane beberapa waktu lalu.
Baca: Jadi Jubir Prabowo, Dahnil Resmi Masuk Gerindra Tapi Belum Dapat Jabatan Struktural
Nama ketiga yang dirumorkan menjadi menteri dari Gerindra adalah Sekjen DPP Gerindra Ahmad Muzani.
Mantan wartawan yang juga pengusaha ini dikenal sebagai salah satu orang kepercayaan Prabowo Subianto.
Sebelum bergabung Gerindra, Muzani pernah berkiprah di Partai Bintang Reformasi (PBR) sebagai wakil sekjen.
Dipercaya Prabowo menjadi manajer perkebunan kelapa sawit, tak lama kemudian dia gabung Gerindra.
Dua kali Muzani terpilih jadi anggota DPR RI dari daerah pemilihan Lampung.
Dia juga dipercaya sebagai wakil ketua MPR RI utusan Gerindra dan sejumlah jabatan strategis di parlemen.
Selanjutnya yang disebut bakal menjadi menteri Jokowi adalah Hashim Djojohadikusumo.
Hashim Sujono Djojohadikusumo merupakan wakil ketua Dewan Pembina Gerindra.
Adik dari Prabowo Subianto ini dikenal juga seorang pengusaha, pemilik perusahaan Arsari Group yang bergerak dalam bidang pertambangan, program bio-ethanol, perkebunan karet dan lain-lainnya.
Selama Pilpres 2019, Hashim berada di belakang layar untuk membantu pemenangan Prabowo Subianto.
Meskipun jarang muncul di publik namun Hashim dikenal sangat aktif membantu Prabowo di Pilpres 2019 sebagai direktur komunikasi dan media BPN Prabowo.
Baca: Urutan 6 Zodiak Merupakan Pembohong Ulung, Ada yang Berbohong untuk Perdamaian
Soal rumor kader Gerindra masuk dalam kabinet, DPP Partai Gerindra menegaskan bahwa soal jabatan menteri di kabinet pemerintahan sepenuhnya hak prerogatif presiden Jokowi.
"Soal menteri itu hak prerogatif presiden," ujar Wasekjen Partai Gerindra Andre Rosiade ketika dikonfirmasi, Selasa (30/7/2019).
Menurut dia, sejauh ini Gerindra belum menentukan sikap soal koalisi.
"Pak Prabowo sejauh ini belum ada pernyataan sikap terkait hal tersebut," ujar Andre.
Meskipun dia mengakui bahwa Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto merupakan sahabat dari Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri dan Presiden Jokowi.
"Beliau bersahabat sudah sejak dulu," katanya.
Lalu bagaimana jika kader Gerindra ditawarkan masuk kabinet pemerintahan Jokowi-Ma'ruf?
"Pak Prabowo sejak awal akan menawarkan konsep kerakyatan. Konsep kedaulatan energi dan pangan. Itu komitmen beliau sejak dulu," kata Andre.
5. Sandi Tegaskan di Luar Pemerintahan
Seakan menjawab rumor soal dirinya yang dikabarkan bakal menjadi menteri Jokowi, Sandiaga Uno membuat postingan di akun twitternya.
Postingan itu seakan sinyal untuk menjawab rumor yang berkembang.
Sandi menegaskan, ia akan berada di luar pemerintahan.
"Meski berada di luar pemerintahan, saya akan tetap membantu pemerintah untuk sama-sama mencarikan solusi.
Selamat malam semuanya. Selamat beristirahat. Sampaikan salam untuk keluarga di rumah," tulis Sandi.
Di cuitan sebelumnya, Sandi mengunggah foto dengan Rizal Ramli.
Selama ini, Rizal ramli dikenal sebagao tokoh yang kritis dan berseberangan dengan pemerintah.
"Makan dengan sahabat saya, Bang @RamliRizal , sambil berdiskusi dan saling update tentang perekonomian Indonesia. Kita sepakat bahwa 2 isu utama yang harus kita segera benahi bersama ialah masalah sulitnya mendapat lapangan kerja dan harga-harga kebutuhan pokok yang kurang stabil." tulis dia.
(Tribunnews.com/Daryono/Taufik Ismail)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.