Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Sebelum Meninggal Aurel Sempat Cerita pada Sang Adik: Dipukuli Senior di Paskibra, Tubuhnya Lebam

Aurel cerita kepada adiknya, katanya dipukuli oleh seniornya di Paskibra. Tubuhnya juga lebam-lebam.

Editor: Dewi Agustina
zoom-in Sebelum Meninggal Aurel Sempat Cerita pada Sang Adik: Dipukuli Senior di Paskibra, Tubuhnya Lebam
TRIBUNJAKARTA.COM/JAISY RAHMAN TOHIR
Wakil Wali Kota Tangsel, Benyamin Davnie, saat melayat almarhum Aurellia Qurratuaini, Paskibraka Tangsel di kediamannya di bilangan Cipondoh, Tangerang, Kamis (1/9/2019) 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Suasana duka menggelayuti rumah pasangan Fahri Abdulrahman dan Sri Wahyuni di Taman Royal 2, Cipondoh, Tangerang, Banten, Jumat (3/8/2019).

Putri dari Fahri dan Sri, Aurellia Quratu Aini (16), baru saja meninggal secara mendadak diduga karena dipersekusi seniornya saat mengikuti kegiatan pelatihan pasukan pengibar bendera di Lapangan Cilenggang, Serpong.

Ibunda Aurel, Sri, terlihat tergolek lemas di kediamannya. Sri yang berkerja di Kementerian Dalam Negeri ini menganggap bahwa Aurel masih hidup.

Ia pun terus menerus memanggil buah hatinya itu. Senyum manis putrinya kini hanya menjadi kenangan.

"Aurel... sini nak, Aurel," kata Sri terisak tangis.

Sesekali Sri terdiam. Namun tiba-tiba saja tangisnya meledak.

"Aurel... Aurel..." ucap sang bunda menangis histeris.

Berita Rekomendasi

Fahri, ayahanda dari almarhumah pun juga tak kuasa menahan sedih. Kedua matanya memerah dan tampak lemas.

"Ibunya memang belum siap kehilangan Aurel. Karena Aurel memang meninggal secara tiba-tiba," ujar Faried.

Faried memaklumi kondisi istrinya itu. Ia menyebut kesehatan Sri pun semakin menurun.

"Ibunya kondisinya saat ini memang sedang drop. Saya juga yang lelaki masih sulit menerima kejadian ini," paparnya.

Baca: Pelaku Perusakan Rumah Menteri Susi Ditangkap, Ibunda Mengaku AS Sangat Membenci Menteri Susi

Baca: Misteri Pembunuhan Amelia Mahasiswi Lulusan IPB Mulai Terkuak, Pelakunya Tertangkap di Cianjur

Aurel menghembuskan nafas terakhir setelah sempat dilarikan ke rumah sakit. Jenazah sudah dimakamkan di TPU Selapajang, Kota Tangerang, kemarin.

Paman Aurel, Romi, menyebut kematian keponakannya yang tengah mengikuti kegiatan Paskibra ini meninggal dunia secara mendadak.

Wakil Wali Kota Tangsel, Benyamin Davnie, saat melayat almarhum Aurellia Qurratuaini, Paskibraka Tangsel di kediamannya di bilangan Cipondoh, Tangerang, Kamis (1/9/2019)
Wakil Wali Kota Tangsel, Benyamin Davnie, saat melayat almarhum Aurellia Qurratuaini, Paskibraka Tangsel di kediamannya di bilangan Cipondoh, Tangerang, Kamis (1/9/2019) (TRIBUNJAKARTA.COM/JAISY RAHMAN TOHIR)

Menurutnya, kematian Aurel dirasa sangat janggal oleh keluarganya.

Romi menceritakan detik-detik kepergian siswi yang duduk di kelas XI MIPA 3, SMA Islam Al Azhar BSD, Tangerang Selatan tersebut.

"Kemarin itu kami keluarga kumpul di rumah ini. Karena ada acara nenek kami yang sedang ulang tahun. Kami sekeluarga melihat ada yang berbeda dari Aurel," ujar Romi.

Aurel pun turut serta dalam pertemuan keluarga itu.

Menurut Romi, wajah Aurel itu terlihat pucat pasi.

"Mukanya itu pucat banget, seperti kelelahan. Padahal dia (Aurel) tidak memiliki riwayat penyakit," ucapnya.

Tubuhnya pun tampak lemas. Aurel saat itu tak ceria.

"Dia tak mengeluhkan apa-apa. Tapi kami lihat dia ini sangat keletihan karena ikut Paskibra," kata Romi.

Keesokan harinya, yakni pada Kamis (1/8/2019) subuh, Aurel pun meninggal dunia secara mendadak.
Pihak keluarga panik dan penuh haru.

"Tiba-tiba saja dia langsung roboh tadi pagi. Jatuh di rumah. Dan setelah dibawa ke rumah sakit, dia dinyatakan meninggal dunia," ungkapnya.

Romi menyebut, Aurel sempat bercerita dengan adiknya yakni Atarisa. Aurel dan Atarisa merupakan adik kakak usianya hanya terpaut dua tahun.

"Dia cerita ke adiknya, katanya dipukuli oleh seniornya di Paskibra. Tubuhnya juga lebam-lebam," beber Romi.

Sebelum meninggal dunia, Aurel mengikuti pelatihan selama sebulan untuk menjadi pasukan pengibar bendera di Lapangan Cilenggang, Serpong.

Aurel merupakan calon pembawa baki di Upacara Hari Kemerdekaan RI Ke-47 tingkat Kota Tangerang, Banten.

Menurut keterangan Ketua Purna Paskibraka Indonesia (PPI) Tangsel, Warta Wijaya, sosok aurel selama sebulan latihan sangat sehat, bahkan lebih terlihat kuat dibanding temannya yang lain.

"Enggak pernah ngeluh anaknya, selalu ceria selama latihan," kata Warta ketika ditemui di rumah duka.

Ia mengatakan, almarhum Aurel sudah menjadi kandidat pembawa baki yang akan menyerahkan atau menerima bendera merah putih dari Wali Kota Tangsel.

"Aurel sejatinya masuk kandidat pembawa baki. Dengar kabar begini kaget pastinya, enggak nyangka," ujarnya.

Kabar duka meninggalnya Aurel ini sampai ke Wakil Wali Kota Tangerang Selatan Benyamin Davnie.

Benyamin pun mendatangi rumah duka.

"Saya turut duka cita yang sedalam-dalamnya atas meninggalnya almarhum, almarhum adalah kader pemudi yang tangguh dan diandalkan dalam calon pasukan pengibar bendera pusaka. Almarhum meninggal husnul khotimah," ucap dia.

Belum diketahui pasti penyebab dari meninggalnya Aurel.

Namun, Benyamin memastikan jika Aurel sempat dilarikan ke rumah sakit.

"Sempat dibawa ke rumah sakit oleh keluarganya tapi saya enggak dapat info hasil diagnosa dokter," ucap dia.

Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo turut mengucapkan rasa duka cita yang mendalam atas meninggalnya Aurel, putri dari salah seorang pegawai Kemendagri, Sri Mulyani.

Saksi Bisu

Sebuah buku diary milik Aurellia Quratu Aini disebut mengisahkan curahan hati Aurel semasa mengikuti pelatihan paskibra.

Aurel juga menceritakan pengalamannya di paskibra kepada sang adik sebelum ia meninggal.

Ayahanda Aurel, Farid menceritakan, pada Rabu (31/7/2019), putrinya pulang ke rumah usai menjalani latihan Paskibra bersama tim Paskibraka Tanggerang Selatan.

Dalam keadaan lelah, Aurel bercerita, buku diary miliknya beserta empat temannya dirobek oleh seniornya ketika latihan Paskibra.

Buku diary itu merupakan bagian dari tugas yang diberikan seniornya dan sudah ditulis oleh Aurellia beserta anggota yang lain sejak 22 hari selama latihan Paskibraka.

Buku tersebut dirobek usai dikoreksi oleh para senior. Setelah disobek, Aurellia diharuskan menyalin buku tersebut dalam waktu dua hari.

"Ini salah satu bentuk psikologis yang luar biasa kalau menurut kami mengakibatkan down mental dan fisik. Akhirnya dia jam satu mencoba bangun untuk nulis lagi, nggak bisa selesai," kata Farid.

Pukul 04.00, Aurellia nampak tidak berdaya secara fisik untuk menjalani aktivitas. Dia pun ambruk seketika.

Aurellia Quratu Aini seorang paskibraka Tangerang Selatan yang akrab disapa Aurel (jilbab hitam) semasa hidupnya bersama ibunya bernama Sri Wahyuni.
Aurellia Quratu Aini seorang paskibraka Tangerang Selatan yang akrab disapa Aurel (jilbab hitam) semasa hidupnya bersama ibunya bernama Sri Wahyuni. (Warta Kota)

"Jam 4 dia berusaha mau mulai aktivitas. Karena mulai jam 4 dia sudah limbung badannya, sudah capeknya dia limbung langsung nggak sadar kita bawa ke rumah sakit. Ternyata sudah tidak tertolong," ucap Farid.

Nyawanya tidak tertolong ketika ingin dilarikan ke rumah sakit.

"Dokter tidak keluarkan diagnosa karena ketika kita bawa ke sana (RS) bahwa almarhum sudah meninggal," ucap dia.

Farid mengatakan, latihan paskibra yang dialami anaknya sudah berlebihan. Ia menilai seperti itu karena dirinya Purna Paskibraka.

Perlakuan berlebihan itu diberikan oleh para seniornya, bukan para pelatih Paskibra.

"Jadi campur tangan senior di luar pelatih ini ini yang merupakan teror beban psikologis yang sangat luar biasa," ucap dia.

Tak Ingin Diusut Polisi

Farid Abdurrahman (42), ayahanda Aurel mengaku tidak akan membawa kasus meninggalnya paskibraka asal Tangerang Selatan, Aurellia Qurratuaini, ke jalur hukum.

Ia mengaku ikhlas putri kesayangannya itu menghadap Sang Pencipta.

Namun, dia berharap kasus yang menimpa putrinya ini menjadi pelajaran dan pembenahan pihak terkait yang terlibat dalam melatih para paskibraka Tanggerang Selatan.

"Secara langkah hukum ini tidak akan kita lakukan prosedur tindakan. Akan tetapi tindakan untuk melakukan evaluasi secara menyeluruh itu sudah kita sampaikan ke Ibu Wali Kota Tangsel bahwa harus dilakukan evaluasi," ucap dia saat ditemui di rumahnya.

Dia mengaku sudah memberikan masukan kepada Wali Kota Tangerang Selatan Airin Rachmi Diany terkait sistem pelatihan paskibraka, termasuk usul menyediakan tim medis untuk para anggota paskibraka.

"Alhamdulillah mulai tadi sudah ditindak lanjutin oleh Bu Wali Kota, Bu Airin. Saya sudah dapat laporan dari orangtua anggota paskibra yang lain bahwa sudah standby petugas medis di lokasi," kata dia.

Ia kembali menekankan, agar kejadian ini menjadi pelajaran semua pihak yang terlibat dalam melatih para paskibraka untuk tidak menerapkan latihan yang esktrem yang bisa berpotensi pada kematian.

"Kami harapkan dengan adanya kejadian ini sebagai pengalaman sebagai hal yang wajib mereka (pihak pelatih Paskibraka) evaluasi bawah tindakan seperti ini akan berakibat sangat fatal. Baik dari peserta sendiri maupun bagi keluarga yang ditinggalkan," kata Farid.

Aurellia Qurrota Ain Paskibraka calon pembawa baki meninggal
Aurellia Qurrota Ain Paskibraka calon pembawa baki meninggal (Kolase TribunStyle)

Sementara itu, Romi selaku paman Aurel meminta agar pihak Dispora dan Pemokt Tangerang Selatan menyelidiki penyebab kematian keponakannya yang dirasa janggal ini.

"Saya minta kepada Dispora Tangsel usut kasus ini," ujar Romi.

Romi menjelaskan banyak keanehan dalam peristiwa ini. Bahkan ia menyebut tubuh Aurel itu lebam-lebam.

"Tubuhnya lebam membiru. Dia (Aurel) juga sempat cerita kalau pernah dipukul oleh seniornya di Paskibra," ucapnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas