Pemadaman Listrik Terparah Juga Pernah Terjadi 22 Tahun yang Lalu
Direktur Pengadaan Strategis II PLN Djoko Raharjo Abumanan mengatakan pemadaman listrik (black out) hari ini terjadi lagi sejak 22 tahun lalu
Penulis: Malvyandie Haryadi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Pengadaan Strategis II PLN Djoko Raharjo Abumanan mengatakan pemadaman listrik (black out) hari ini terjadi lagi sejak 22 tahun lalu, yakni tahun 1997.
Adapun pemadaman tahun 1997 terjadi pada aliran listrik di Jawa dan Bali. "Black out ini pernah terjadi tahun 1997. Itu pertama kali sistem black out Jawa-Bali," kata Djoko Raharjo Abumanan di Gandul, Depok, Minggu (4/8/2019).
Djoko mengatakan, tahun 2018 black out juga pernah terjadi di Jawa Timur dengan tegangan yang sama seperti hari ini, yakni Saluran Udara Tegangan Ekstra Tinggi (SUTET) 500 KV.
Namun, kejadian itu merupakan black out parsial. Artinya, wilayah yang terdampak hanya di wilayah Jawa Timur.
Baca: Jadwal Community Shield 2019 Liverpool vs Manchester City, Jelang Siaran Langsung di Minggu Malam
Baca: Barcelona Punya Jurus Anyar untuk Datangkan Neymar dari PSG
Baca: Ini Imbauan Anies untuk Warga Jakarta Terkait Padamnya Listrik Ibu Kota
"September 2018 itu terjadi black out parsial di sistem di Jawa Timur. SUTET 500 KV juga. Jadi kalau dari kurun waktu sebenarnya kita tidak sering mengalami black out ini," ujar Djoko.
Sementara saat ini, pemadaman listrik (black out) terjadi lagi di wilayah Jawa Barat, Banten, dan DKI Jakarta. Pihak PLN pun sudah melakukan pemulihan sehingga listrik diperkirakan kembali normal seluruhnya pukul 19.27 WIB.
Untuk menghindari black out terjadi lagi, PLN saat ini tengah membuat aliran listrik untuk Jawa Barat.
Tujuannya agar beban listrik di Jawa Barat bisa tercukupi dengan aliran listrik tersebut.
"Dengan adanya aliran listrik baru itu, kita berharap kebutuhan listrik Jawa Barat tidak dipasok dari sisi Timur. Kami harap nanti beban yang ada di Barat bisa dicukupi di Barat. Ini yang kita harapkan dengan masuknya aliran baru itu, titik kritis bisa dikurangi," pungkas Djoko.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul PLN: Pemadaman Listrik Black Out Hari Ini Terjadi Lagi setelah 22 Tahun Lalu
Imbauan Anies
Gubernur DKI Anies Baswedan mengeluarkan sejumlah imbauan kepada warga menyikapi padamnya aliran listrik di seluruh wilayah Jakarta, Minggu (4/8/2019).
Sejak siang tadi, Anies melakukan inspeksi ke stasiun MRT Benhil memastikan proses pasca evakuasi berjalan lancar, lalu memastikan pelayanan RSUD Tanah Abang dan RSUD Tarakan milik Pemprov DKI Jakarta tetap berjalan meski dengan dukungan genset/UPS.
Sehubungan dengan padamnya Aliran listrik dari PLN ke DKI Jakarta maka diserukan agar:
1. Hubungi Jakarta Siaga 112 atau kanal pengaduan resmi lainnya bila memerlukan bantuan kedaruratan.
2. Hemat dalam penggunaan air.
3. Kurangi perjalanan karena lampu2 pengatur lalu lintas sebagian besar tdk berfungsi.
Baca: Gempa Banten Dikabarkan Bakal Diikuti Gempa Dahsyat 9 SR, Begini Penjelasan BMKG
Baca: UPDATE: PLN Mengaku Berhasil Recovery Bertahap Pemadaman Listrik
Baca: Manchester United vs Chelsea di Laga Perdana Liga Inggris Jesse Lingard Patut Main
Baca: TERKINI Listrik Mati Ibu Kota: Diperkirakan Normal Pukul 19.27 WIB hingga Imbauan Anies Baswedan
4. Hemat menggunakan baterei pada semua alat komunikasi.
5. Tidak menyebarkan informasi yang belum terkonfirmasi kebenarannya.
"Bagi masyarakat Jakarta yang memiliki kerabat/keluarga sedang dirawat perlu disampaikan bahwa semua Rumah Sakit Umum Daerah di Jakarta memiliki genset/UPS dan semua berfungsi dengan baik sehingga tidak ada gangguan dalam pelayanan kesehatan di rumah sakit. Alhamdulillah," ujar Anies di akun media sosialnya.
Perbaikan bertahap
PLN mengaku berhasil mengalirkan tegangan listrik ke Gardu Induk Tegangan Extra Tinggi (GITET) Balaraja pada pukul 17.00 dan untuk selanjutnya menuju ke PLTU Suralaya agar dapat beroperasi secara bertahap mencapai kapasitas 2800 MW.
Selain itu dari GITET Gandul akan disalurkan ke PLTGU Muara Karang untuk memasok aliran listrik ke DKI Jakarta, diperkirakan bertahap hingga 3 jam untuk pulih secara keseluruhan.
"Fokus kami mengirim pasokan ke PLTGU Muara Karang dan PLTGU Priok agar sistem DKI - Jakarta segera pulih. Saya selaku Plt Dirut PLN dan jajaran Direktur PLN memimpin langsung proses recovery dari pusat pengendali beban Sistem Jawa-Bali. Baik di Pusat maupun di Unit. Kami mohon maaf atas ketidaknyamanan kondisi pada hari ini, dan saat ini semua upaya dikerahkan untuk merecovery sistem Jawa -Bali secara keseluruhan, khususnya Area Jawa Barat, Banten dan DKI," Ungkap Plt Dirut PLN Sripeni Inten Cahyani.
Baca: Gempa Banten Dikabarkan Bakal Diikuti Gempa Dahsyat 9 SR, Begini Penjelasan BMKG
Baca: TERKINI Listrik Mati Ibu Kota: Diperkirakan Normal Pukul 19.27 WIB hingga Imbauan Anies Baswedan
Baca: Max Verstappen Raih Pole Position Pertama di Musim 2019
Baca: Sosok Pelaku Perusak Rumah Susi Pudjiastuti, Ternyata Seorang Pengusaha yang Kerap Hina Sang Menteri
Baca: Viral Twitter, Pengantin Curhat Pesta Nikahannya Jadi Seperti Rumah Dukun Karena Mati Lampu Jakarta
Sebelumnya PLN telah berhasil mengoperasikan PLTA Saguling dan PLTA Cirata yang berfungsi sebagai penstabil daya dan tegangan sekaligus untuk mengirimkan pasokan listrik dari Timur ke Barat menuju PLTU Suralaya. Melalui GITET Cibinong, Depok, Gandul, Lengkong, Balaraja dan Suralaya.
Dengan masuknya GITET Balaraja yang akan menuju ke PLTU Suralaya diperkirakan akan beroperasi secara bertahap hingga 6 jam ke depan untuk penormalan seluruh sistem Jawa Barat dan Banten.
pemadaman yang dialami pelanggan listrik di Jawa Barat, Jakarta dan Banten berawal dari gangguan beberapa kali pada Saluran Udara Tegangan Extra Tinggi (SUTET) 500 kV Ungaran- Pemalang.
"PLN telah melakukan upaya-upaya maksimal dan akan melakukan evaluasi internal untuk mencegah terulangnya kejadian hari ini," Tutup Inten.
Penumpang KRL
Pemadaman listrik ini juga membuat KRL Commuter Line mengalami gangguan.
Akibatnya, penumpang di Stasiun Depok Baru, misalnya, membludak pada Minggu (4/8/2019) menjelang sore.
Dari pantauan, penumpang terlihat memadati are luar dan dalam stasiun. Di area dalam stasiun, banyak penumpang yang akhirnya duduk-duduk di tangga stasiun.
Penumpang tersebut tengah menunggu kereta ke arah Jakarta dan Bogor yang tak kunjung lewat.
Baca: SEDANG BERLANGSUNG Live Streaming Borneo FC vs PSS Sleman Liga 1 Sore Ini, Tonton di Sini
Baca: Listrik Padam, Uang Pun Kurang, Segelintir Penumpang Pilih Menunggu KRL Berfungsi
Baca: Dikejar Rilis Danur 3, Prilly Latuconsina Sakit dan Diinfus di Lokasi Syuting
"Saya mau ke Bogor, tapi kendala. Daritadi saya tunggu keretanya enggak datang-datang. Kereta Jakarta kereta Bogor enggak datang juga. Kayaknya gangguan juga," kata seorang penumpang, Minggu (4/8/2019).
Sementara, penumpang di luar stasiun rata-rata memegang ponselnya untuk menghubungi keluarga terdekat bila sewaktu-waktu ada sinyal.
Pasalnya banyak penumpang yang tak bisa memesan ojek online.
"Saya dari tadi mau pesan ojek enggak bisa-bisa. Enggak tahu sampai kapan," ungkap seorang penumpang.
Petugas pelayanan Stasiun Depok Baru pun menutup sejumlah pintu tap-in dan tap-out penumpang.
Tujuannya, agar penumpang tak keluar masuk stasiun yang sama karena terkendala jaringan. Hanya 1 pintu tap-in dan 1 pintu tap out yang beroperasi.