Presiden Marah dan Kesal Pada PLN, Politisi PKB Anggap itu Wajar
Menurut Politikus PKB itu, pemadaman listrik di Jakarta dan kota-kota lainnya sangat membahayakan keamanan negara
Penulis: Taufik Ismail
Editor: Johnson Simanjuntak
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Anggota Komisi VII DPR RI Abdul Kadir Karding menilai wajar Presiden Joko Widodo (Jokowi) marah dan kesal kepada jajaran direksi PLN. Karena pemadaman listrik di Ibu kota Jakarta dan dan kota-kota penyangga sangat memalukan.
"Saya kira jangankan pak Jokowi, kami saja betul-betul prihatin kok bisa terjadi apalagi pak Jokowi yang seorang presiden, mestinya tak boleh terjadi hal seperti ini. Jadi kekesalan dalam bentuk mimik muka itu saya kira wajar terjadi karena itu satu hal dalam tanda petik memalukan," kata Karding saat dihubungi, Senin, (5/8/2019).
Menurut Politikus PKB itu, pemadaman listrik di Jakarta dan kota-kota lainnya sangat membahayakan keamanan negara dan merugikan perekonomian Indonesia. Jakarta merupakan pusat pemerintahan serta pusat ekonomi Indonesia.
Baca: PDIP Tak Akan Calonkan Kepala Daerah dari Parpol Lain di Pilkada 2020
"Kalau terjadi di desa saja bolehlah kita maklumi walaupun itu juga engga boleh terjadi. Tapi kalau terjadi di Jakarta, pusat ibukota ataupun di Jawa, Banten pusat perekonomian, pusat pergerakan publik dan lebih parah lagi ketahanan energi kita dari sisi keamanan berbahaya," katanya.
Menurutnya pihak PLN harus mulai memetakan ketersediaan pasokan listrik serta distribusinya hingga 25 atau 30 tahun ke depan. Sehingga kejadian pemadaman tidak berulang.
Sebelumnya, selama kurang lebih 20 menit, Presiden Jokowi menyambangi Kantor Pusat PT PLN ( Persero) di Jakarta Selatan, pada Senin (5/8/2018) pagi.
Maksud kedatangannya ingin mendengarkan langsung penjelasan dari PLN terkait pemadaman listrik di Jakarta dan sekitarnya sejak Minggu (4/8/2018) kemarin. Jokowi marah kepada jajaran direksi PLN karena pemadaman listrik tersebut.
"Pagi hari ini saya ingin mendengar langsung, tolong disampaikan yang simpel saja. Kemudian kalau ada hal yang kurang ya blak blakan saja. Sehingga bisa diselesaikan dan tidak terjadi lagi untuk masa-masa yang akan datang," tanya Jokowi.
Baca: Listrik Padam Massal, Presiden Jokowi Diminta Copot Menteri BUMN dan Menteri ESDM
Merespon itu, Plt Direktur Utama PLN Sripeni Inten Cahyani yang baru dilantik 2 Agustus lalu langsung memberikan penjelasan pada Jokowi dan rombongan menteri yang turut hadir.
Nampaknya penjelasan dari Sripeni terlalu teknis dan berbelit. Jokowi lantas menegur Sripeni.
"Penjelasannya panjang sekali. Pertanyaan saya bapak ibu semuanya kan orang pinter-pinter apalagi urusan listrik dan sudah bertahun tahun. Apakah tidak dihitung ?Apakah tidak dikalkukasi kalau akan ada kejadian-kejadian. Sehingga kita tahu sebelumnya. Kok tahu-tahu drop," tegas Jokowi.