Mbah Moen Wafat, DPP PPP Bakal Gelar Salat Gaib dan Tahlil Selama 7 Hari Berturut-turut
Salat gaib dipimpin oleh KH Muhyidin Ishaq, Pimpinan dan Pengasuh Pondok Pesantren Miftahul Ulum, Jakarta Selatan.
Penulis: Fransiskus Adhiyuda Prasetia
Editor: Willem Jonata
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fransiskus Adhiyuda
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Dewan Pengurus Pusat Partai Persatuan Pembangunan (PPP) menggelar tahlil bersama dan salat gaib untuk almarhum KH Maimoen Zubair atau Mbah Moen di kantor DPP PPP, Jl Diponegoro 60, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (6/8/2019).
Salat gaib dan tahlil digelar setelah salat magrib hingga waktu salat isya. Salat dipimpin oleh KH Muhyidin Ishaq, Pimpinan dan Pengasuh Pondok Pesantren Miftahul Ulum, Jakarta Selatan.
Dalam acara ini hadir Plt Ketum PPP Suharso Monoarfa, Sekjen PPP Arsul Sani, Waketum PPP Mardiono, politisi senior Emron Pangkapi serta sejumlah pengurus harian partai.
Pengurus DPP PPP juga mengintruksikan kepada pengurus wilayah dan cabang untuk menggelar kegiatan yang sama di kantor DPW dan DPC seluruh Indonesia.
Baca: Ini Pesan Terakhir Mbah Moen Kepada Gus Yasin
Mbah Moen yang meninggal di Mekkah Arab Saudi, Selasa (6/8/2019) pagi merupakan Ketua Mejelis Syariah PPP.
“Sehubungan dengan wafatnya Ketua Majelis Syariah DPP PPP, KH. Maemoen Zubair Selasa, 6 Agustus di Makkah Al-mukarramah, diharapkan untuk mengadakan Salat Gaib, Doa Bersama dan Pembacaan Tahlil di Sekretariat masing-masing,” tulis surat edaran yang ditandatangani oleh Plt Ketum PPP Soeharso Monoarfa dan Sekjen PPP Arsul Sani.
Baca: Mbah Moen Wafat di Mekkah, Dua Putranya Segera Terbang ke Tanah Suci
Dalam sambutannya Suharso mengenang kesan terakhirnya dengan Mbah Moen.
Ia bercerita, Mbah Moen seperti sudah tahu akan meninggal dunia. Mbah Moen seperti berpamitan.
Saat bertemu Hamzah Haz yang merupakan Mantan Wapres yang juga mantan Ketua Umum PPP beberapa waktu lalu, Mbah Moen beberapa kali memeluk dan mencium.
"Mbah Moen memeluk dan mencium, memeluk dan mencium, memeluk dan mencium. Tidak seperti biasanya," cerita Suharso sambil terisak.
Suharso juga menyebut Mbah Moen menaril dan memegang tangannya dengan erat pada pertemuan terakhir. Suharso menyebut Mbah Moen seperti orang tuanya sendiri.
Hal yang sama juga dirasakan Arsul. Ia menyebut pertemuan terakhirnya dengan Mbah Moen, ulama itu meluangkan waktu panjang untuk ngobrol tentang masa depan Indonesia dan juga tentang PPP.
Arsul minta kader PPP meneladani Mbah Moen dari banyak aspek, karena Mbah Moen merupakan sosok yang lengkap. Beliau merupakan ulama yang juga merupakan politisi senior yang selalu ingin berjuang dan berkontribusi untuk kebaikan NKRI.
"Semoga beliau memperoleh maghfiroh-Nya, ampunan-Nya, seluruh amalan beliau mengantarnya sebagai orang sholeh," kata Arsul.
Arsul juga meminta pada tahlilan hari kedua dan selanjutnya, lebih banyak lagi kader dan pengurus PPP untuk mengikuti acara ini.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.