Respons Kepala BPPT Sikapi Instruksi Presiden Jokowi Soal Kebakaran Hutan dan Lahan
Bencana kekeringan serta kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang terjadi di beberapa daerah di tanah air terus menjadi perhatian pemerintah.
Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Adi Suhendi

Laporan Wartawan Tribunnews, Fitri Wulandari
TRUBUNNEWS.COM, JAKARTA - Bencana kekeringan serta kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang terjadi di beberapa daerah di tanah air terus menjadi perhatian pemerintah.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) pun mengaku malu karena asap yang dihasilkan dari karhutla itu sampai ke negeri tetangga, yakni Malaysia dan Singapura.
Padahal rencananya ia akan mengunjungi kedua negara tersebut.
Pernyataan itu disampaikan Jokowi saat memberikan pengarahan kepada peserta Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Pengendalian Karhutla Tahun 2019 di Istana Negara, Jakarta Pusat, Selasa (6/8/2019).
Jokowi meminta agar hotspot yang tersebar di banyak daerah, mulai dari Riau hingga Kalimantan itu segera dipadamkan.
Baca: Hendardi: Pansel Calon Pimpinan KPK Bukan Alat Pemuas ICW
Baca: Respons Jusuf Kalla Sikapi Hasil Ijtimak Ulama IV: Jangan Alergi Dengan Kata Syariah
Baca: Ma’ruf: Umat Kehilangan Mbah Moen Sang Ulama Besar
Baca: Hasil Autopsi: Hampir Seluruh Wajah Khoriah Alami Luka Akibat Hantaman Benda Tumpul
Menurutnya, pemadaman harus dilakukan meskipun titik api masih belum berdampak besar dan meluas.
"Jangan meremehkan adanya hotspot, jika api muncul langsung padamkan, jangan tunggu sampai membesar," ujar Jokowi dalam pertemuan tersebut.
Menanggapi instruksi tersebut, Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Hammam Riza yang turut hadir dalam Rakornas, mengatakan instruksi tersebut akan segera dilaksanakan.
"Tadi juga Menkopolhukam dan Pak Presiden juga menegaskan lagi 'tidak ada lagi keraguan', sekecil apapun apinya harus dipadamkan, jangan tunggu sampai besar," kata Hammam.
BPPT juga akan menyiapkan sejumlah langkah pencegahan agar hotspot tidak meluas.
Namun, jika nantinya karhutla benar-benar terjadi, maka pihaknya akan menyiapkan strategi lainnya yakni water bombing untuk memadamkan api.
"Kemudian siapkan langkah-langkah, yang paling bagus itu mencegah, kalau memang sudah terjadi ya harus segera water bombing," jelas Hammam.
Menurut mantan Deputi Bidang Teknologi Pengembangan Sumberdaya Alam (TPSA) BPPT itu, masyarakat juga perlu diikutsertakan dalam upaya tersebut, mereka harus mendapatkan sosialisasi terkait pentingnya menjaga hutan dan lahan.