Bamsoet Anggap Wajar PDIP Minta Jatah Kursi Paling Banyak
Ketua DPR RI yang juga Politisi Golkar,Bambang Soesatyo (Bamsoet) turut mengomentari pernyataan Megawati Soekarnoputri
Penulis: Theresia Felisiani
Editor: Malvyandie Haryadi
"Kedua karena permintaannya terlalu besar itu akan mengganggu keseimbangan di internal koalisi partai pendukungnya. Karena bagaimanapun selisih antara partai PDIP dengan Golkar dengan Nasedem dan beberapa partai lain kan juga tidak terlalu besar, hanya kurang lebih sekitar 5 sampai 6 persen," kata Arya.
Arya menilai, ada banyak hal yang mempengaruhi kemenangan Jokowi dalam Pilpres 2019 selain kerja politik bersama dan performa Jokowi.
"Kalau permintaannya terlalu besar itu akan merepotkan presiden karena presiden harus menegosiasikan soal permintaan yang besar ini kepada partai-partai koalisi lain. Saya kira dari sisi nominal itu terlalu besar, sulit dipenuhi Presiden. Mungkin angka yang paling moderat di angka 6 itu sudah paling besar," kata Arya.
Baca: Kereta Kesehatan Layani Warga Berobat Secara Gratis
Arya menilai, cara Megawati menyampaikan hal tersebut di depan publik luas "membuat Jokowi tidak nyaman".
"Pernyataan Bu Mega tentu di satu sisi adalah "membuat Jokowi tidak nyaman" juga. Dalam situasi di mana Jokowi berada pada posisi yang cukup sulit di tengah menegosiasikan dua poros ini dan tengah menegosiasikan apakah akan ada partai baru atau tidak, kemudian muncul pernyataan permintaan itu, saya kira itu membuat posisi Jokowi menjadi tidak nyaman dalam menolak koalisi ini," kata Arya.
Menurut Arya cara Megawati tersebut merupakan bentuk kesadaran PDI-P yang melihat Jokowi belum banyak bicara soal apa yang diprioritaskannya dalam kabinet.
Kedua, Arya menilai cara itu adalah respon PDI-P yang ingin menunjukan kepada publik bahwa partai berlogo banteng bermoncong putih itu atas manuver politik partai-partai lain.
"Pertama saya melihat, PDI-P sadar Jokowi belum banyak hal soal apa prioritas dia soal kabinet. Kedua itu adalah respon PDIP atas manuver yang dilakukan beberapa partai. Jadi PDIP ingin menunjukan kepada publik bahwa dia punya investasi jangka panjang dengan Jokowi," kata Arya.
Baca: Survei: 33,3 Persen Responden Setuju Pemerintah Bantu Pemulangan Rizieq Shihab
Untuk itu, Arya menilai Jokowi harus memebrikan sinyal kepada partai PDI-P dan publik bahwa kendali penuh terhadap pembentukan kabinet.
"Saya kira presiden harus memberikan sinyal kepada partai soal bagaimana agenda presiden dalam pembentukan kabinet ke depan. Sinyal itu harus ditangkap oleh Presiden. Presiden harus menunjukan kepada publik bahwa presiden punya otoritas dan memegang kendali penuh dalam pembentukan kabinet," kata Arya.
Diberitakan sebelumnya, Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri, secara blak-blakan meminta kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) agar partainya diberi jatah kursi menteri yang paling besar diantara kelompok politik lainnya.
Hal itu secara terbuka disampaikan Megawati di dalam pidatonya di pembukaan kongres V PDI Perjuangan (PDIP) di Grand Inna Bali Beach Hotel, Kamis (8/8/2019).
Baca: 53 Tahun Cosmas Batubara Simpan Foto Lama Istri di Dompet, Ada Tulisan Romantis di Baliknya
Acara itu turut dihadiri Presiden Jokowi, Wapres Jusuf Kalla dan Wapres terpilih periode berikutnya Maruf Amin, dan para ketua umum parpol koalisi plus Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto.
Awalnya Megawati bercerita bagaimana dirinya menjaga partainya untuk selalu konsisten dengan perjuangan. Selama 10 tahun memerintah, Presiden SBY selalu menawari dirinya agar bergabung ke pemerintahan.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.