Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Benarkah Pengganti Megawati di PDIP Harus Trah Soekarno?

Hingga kini belum ada orang yang dianggap mampu menyamai kharisma Mega, yang menjabat orang nomor satu PDIP sejak 1999.

Editor: Hasanudin Aco
zoom-in Benarkah Pengganti Megawati di PDIP Harus Trah Soekarno?
TRIBUN BALI/RIZAL FANANI
Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnopurtri menyampaikan pidato politiknya dalam pembukaan Kongres ke-V PDI Perjuangan di Bali, Kamis (8/8/2019). Kongres yang akan berlangsung sampai hari Sabtu 10 Agustus 2019 tersebut selain mengagendakan pidato politik Megawati Soekarnoputri juga penyusunan kepengurusan partai. TRIBUN BALI/RIZAL FANANI 

"Upaya mengganti Mega tidak akan ada. Dulu saya mengajukan diri jadi ketua umum karena disuruh Mega, tapi dia berubah pikiran dan maju lagi."

"Sebenarnya upaya ini juga untuk menjadikan dia sebagai simbol ibu bangsa, bukan sekedar simbol PDIP," kata Eros.

Menurut Eros, peran vital yang terlalu lama dipegang Mega bakal menyulitkan politikus lain mengelola PDIP.

Ia berkata, kader PDIP tidak memiliki kesempatan menjaga stabilitas partai sebelum Mega akhirnya turun takhta.

"Kalau selama Mega hidup ada transformasi kepemimpinan, mungkin hanya akan muncul goncangan kecil."

"Tapi kalau ketiadaan Mega karena kehendak Yang Maha Kuasa, goncangan itu akan sangat terasa karena tidak ada satupun kader yang punya kharisma memimpin partai besar yang terdiri dari banyak kelompok, dari Islam, Kristen, hingga simpatisan partai lama," tutur Eros.

Rustriningsih, eks politikus PDIP yang mundur tahun 2013, menyebut kebijakan partai banteng sebenarnya tidak sentralistik di tangan Mega.

Berita Rekomendasi

Namun aspirasi berjenjang dari kader di tingkat bawah dianggapnya kerap kandas di tangan 'orang-orang dekat Mega'.

Rustriningsih mengklaim 30 tahun menjadi kader PDIP sebelum keluar setelah hiruk-pikuk pencalonan gubernur Jawa Tengah.

"Dikatakan sangat sentralistik, tapi juga banyak informasi yang diserap, tapi dari pihak mana, apakah itu bebas nilai atau tendensius."

"Hak berpendapat memang diberikan, tapi keputusan ditentukan segelintir partai, ujungnya semua di ketua umum, tapi sangat bergantung orang-orang di sekitarnya," kata Rustriningsih.

Apa kata PDIP?

Penilaian Eros ditampik Andreas Hugo Pereira, Ketua DPP PDIP. Ia berkata, regenerasi di internal partainya berjalan mulus. Kader PDIP yang kini memegang jabatan publik, dari bupati bahkan presiden disebutnya sebagai bukti.

Halaman
1234
Sumber: BBC Indonesia
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas