Sindiran-sindiran Megawati dalam Pidato Politik Kongres PDIP di Bali
Megawati Soekarnoputri melontarkan tantangan kepada Prabowo Subianto jika nanti kembali berseberangan di Pilpres 2024 mendatang.
Editor: Sanusi
TRIBUNNEWS.COM, BALI - Ketua Umum PDI-P Megawati Soekarnoputri sempat mencurahkan perasaannya saat menyampaikan pidato politik di Kongres V, Hotel Grand Inna Bai Beach, Kamis (8/8/2019).
Tak jarang ia juga melontarkan sindiran dengan nada bergurau ke lawan politiknya yang hadir, Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto.
Misalnya saja saat ia menceritakan bagaimana lelahnya berkompetisi saat Pilpres 2019 lalu.
Lalu ia melontarkan tantangan kepada Prabowo jika nanti kembali berseberangan di Pilpres 2024 mendatang.
"Iya lho, kan capek ya kalau disuruh namanya tempur terus. Ya sudahlah nanti tempur lagi di 2024. Siap?" kata Megawati diiringi tawa dan tepuk tangan para tamu undangan.
Prabowo juga ikut tertawa dan bertepuk tangan mendengar pernyataan itu.
Baca: Kehadiran Ahok di Kongres V PDIP: Disebut Khusus oleh Megawati Hingga Jadi Pusat Perhatian
Sindiran Megawati tak hanya berhenti sampai di situ. Ia mengaku sempat jengkel ketika tim sukses Prabowo Subianto-Sandiaga Uno memindahkan posko kemenangan mereka ke Jawa Tengah dalam kampanye Pemilu 2019 lalu.
Megawati mengatakan, ia merasa jengkel karena provinsi Jawa Tengah merupakan basis pendukung PDI-P yang notabene merupakan partai pengusung pasangan Joko Widodo-Ma'ruf Amin, pesaing Prabowo-Sandi.
"Waktu itu Pak Prabowo katanya dipindahkan poskonya, ini terus terang, dipindahkan ke Jawa Tengah. Saya sudah mikir nih, hmmm gue datangin juga nih si Bowo. Ya dong, jengkel dong, orang sudah tahu itu tempatnya banteng lho," seloroh Megawati.
Pernyataan itu sontak membuat riuh ruangan kongres. Seluruh kader partai berlambang banteng itu pun tertawa.
Mendengar rencana tersebut, Megawati langsung turun ke provinsi Jawa Tengah.
Ia menginstruksikan agar para kader mempertahankan Jawa Tengah sebagai 'kandang banteng'.
"Kalau kalian banteng, berhenti merumput, gosok tanduk kamu! Aduh capek juga lho pak, situ sih bikin-bikin capek saya," ujar Mega menyindir Prabowo.
Enak Jadi Pemenang
Gurauan lain yang dilontarkan Megawati ketika dia berterima kasih kepada Tim Kampanye Nasional Joko Widodo-Ma'ruf Amin (TKN).
Ia mengaku kebingungan mau mengucapkan terima kasih atas kehadiran siapa lagi sebab terlalu banyak yang minta diundang.
"Saya kok enggak diundang, saya kok enggak diundang," ucap Megawati menirukan orang-orang yang ia dengar ingin diundang datang ke Kongres PDI-P di Bali.
Baca: Puan: Megawati Sudah Kantongi 10 Nama Calon Menteri dari PDIP
Ia lalu menceritakan percakapannya dengan Sekjen PDI-P Hasto Kristiyanto.
"Enak lho, To (Hasto) kalau jadi pemenang terus. Semua orang mau merapat. Yang enggak kenal saya saja senyum manis, salaman...," katanya yang disambut tawa para kader dan tamu yang hadir di Hotel Inna Grand Bali Beach.
"Dulu mana mau Pak Jokowi.... Saya sudah merasakan ditinggal orang," kata Mega yang kembali membuat ruangan pun riuh rendah.
Jatah Menteri
Persoalan jatah menteri untuk PDI-P juga tak luput disinggung oleh Megawati. Pernyataan Presiden kelima RI itu membuat geger ruang kongres.
Pasalnya Calon Presiden Terpilih Joko Widodo dan Calon Wakil Presiden Terpilih Ma'ruf Amin juga hadir di ruangan itu.
Awalnya, Megawati bercerita mengenai kekalahannya pada Pemilu 2004.
Susilo Bambang Yudhoyono yang kala itu terpilih menjadi presiden menawarkan sekitar delapan kursi menteri untuk diisi kader PDI Perjuangan. Megawati dengan tegas menolaknya.
Namun kini, lain cerita. PDI Perjuangan semenjak Pemilu 2014 hingga Pemilu 2019 berjaya, apalagi salah satu kadernya telah dua kali menjabat sebagai presiden.
"Kalau nanti (pemerintahan baru) Pak Jokowi, mesti ada menteri (untuk kader PDI-P). Mesti banyak," ujar Megawati dengan suara lantang.
Pernyataan Megawati itu disambut sorak-sorai kader PDI-P yang hadir.
"Orang kita ini pemenang pemilu dua kali. Betul tidak?" kata Megawati.
"Betul," jawab para kader serempak.
Megawati menegaskan bakal menolak apabila Presiden Jokowi hanya memberikan sedikit jatah kursi menteri untuk diisi kader PDI-P.
"Jangan nanti (Jokowi mengatakan), Ibu Mega, saya kira karena PDI-P sudah banyak kemenangan, sudah di DPR, saya kasih empat (kursi menteri). Emoh, tidak mau, tidak mau, tidak mau," ujar Megawati.
Pernyataan itu membangkitkan sorak-sorai para kader. Mereka juga berteriak "tidak mau, tidak mau" sembari bertepuk tangan.
Megawati kemudian berkelakar, "Memang begitu dong. Orang yang enggak dapat saja minta".
"Ini di dalam kongres partai Pak Presiden, saya minta, dengan hormat PDI-P akan masuk ke dalam kabinet dengan jumlah menteri terbanyak. Sip," lanjut Megawati yang kembali disambut sorak-sorai kader.
Orang Nomor 2
Megawati Soekarnoputri resmi menahkodahi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) periode 2019-2024.
Baca: Prestasi Hasto Kristiyanto untuk Megawati
Megawati dipercaya oleh 34 Dewan Pimpinan Daerah (DPD) dan 514 Dewan Pimpinan Cabang (DPC) secara aklamasi untuk memimpin partai berlambang banteng moncong putih itu.
Setelah Megawati resmi menjadi Ketua Umum, lalu siapa yang akan dipilihnya sebagai orang nomor 2 atau Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDI Perjuangan pengganti Hasto Kristiyanto.
Ketua DPP PDI Perjuangan Andreas Hugo Pareira mengatakan, posisi Sekjen akan ditentukan langsung oleh Megawati.
Sebab, siapapun kader PDI Perjuangan harus siap ketika dipilih oleh Ketua Umum untuk bertugas di partai.
Baca: Jawab Pernyataan Megawati, Jokowi Janji Jatah Menteri untuk PDIP Terbanyak
"Itu tergantung ibu ketua umum. Nanti kalau Ibu ketua Umum melihat kalau ini selama periode ini dan penugasan. Kita ini kan petugas partai, di mana pun ditugaskan adalah hal yang biasa," ucap Andreas Hugo di lokasi Kongres V PDIP, di Grand Inna Beach, Sanur, Bali, Kamis (8/8/2019).
'Makanya beda, kongres yang dilakukan PDI Perjuangan sejak ketika mulai tahun 1999, 2000 sampai sekarang," ucap Andreas.
Andreas membeberkan maksud jika kepengurusan termasuk jabatan Sekjen dipilih langsung oleh Ketua Umum.
Hal ini sebagai trandisi yang dilakukan partai sejak kepengurusan tahun 1999.
Baca: Spesialnya Prabowo di Kongres PDIP, Disambut Riuh, Kursi Spesial hingga Disapa Megawati di Panggung
Hal itu dilakukan untuk menghindari 'gesekan' antar kader dan tidak gegabah dalam menenentukan sosok untuk menjabat sebagai Sekjen PDIP.
"Kita tidak sibuk rebutan ketua umum, terus kemudian siapa posisi di mana. Karena yang memilih itu, memilih ketua umum, dan ketua umum yang memutuskan. Anda ada di mana? Selesai, tidak perlu ada kasak - kusuk," kata Andreas.
Ia pun tak mau menakar siapa sosok kuat yang bisa menggantikan posisi Hasto Kristiyanto sebagai Sekjen PDIP.
Menurut Andreas, semua kader partai layak dipilih oleh Megawati sebagai orang nomor 2.
"Kalau layak. Siapa saja. Ini masalah siap atau tidak. Tinggal ibu perlu siapa ada di mana, siapa ada di mana," ungkap Andreas.
Meski demikian, Andreas menyebut, tak menutup kemungkinan jika Hasto Kristiyanto kembali menjadi orang kepercayaan Megawati."Bisa jadi," sebut Andreas.
Ia pun tak mau berspekulasi jika jabatan wakil sekretaris jenderal bisa beranjak sebagai sekretaris jenderal PDIP.
"Dulu sekjen Pak Sabam, abis itu Pak Alex litaay. Kemudian, Pak Pramomo, Pak Tjahjo. Ga ada tuh," tutup Andreas.
Hasto Siap
Politikus PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto menyatakan kesiapannya bila ditunjuk kembali menjadi Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDIP.
"Dalam konteks sejarah partai kita harus siap ditugaskan apa pun, jadi anak ranting itu juga tidak kalah terhormat, karena Ibu (Megawati) selalu menegaskan sebagai petugas partai kita punya tanggung jawab yang sama, kewajiban yang sama dalam menjaga citra partai," ujar Hasto di lokasi Kongres V PDIP, Grand Inna Beach, Sanur, Bali, Jumat (9/8/2019).
Pemilihan sekjen dan struktur kepengurusan periode 2019-2024 akan dilakukan saat Kongres V PDI-P di Hotel Grand Inna Bali Beach, Bali.
"Kalau urusan sekjen atau anak ranting itu kita tidak pernah membedakan pangkat politik," tambah Hasto.
Baca: Bicara Kapasitas Ketua DPR, Puan Ngaku Raih Suara Terbanyak di Pileg
Baca: PDIP Minta Jatah Menteri Paling Banyak, Politisi NasDem: Wajar Tapi Harus Proporsional
Hasto menegaskan bahwa sebagai ketua umum PDIP, Megawati memiliki hak prerogatif untuk menentukan struktur pengurus partai berlambang banteng moncong putih itu.
"Segala sesuatu nanti Ibu Ketua Umum yang mengatur di dalam kewenangan beliau sebagai formatur tunggal," terang Hasto.
Diketahui, kepengurusan DPP PDI-P periode 2015-2019 telah didemisioner bersamaan dengan pengukuhan Megawati sebagai ketua umum, Kamis (8/8/2019) malam.
Setelah itu, kepengurusan periode 2019-2024 akan dipilih oleh Megawati. Rencananya, struktur pengurus partai akan diumumkan pada Sabtu (10/8/2019).
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Sentilan-sentilan Megawati dalam Pidato Politik Kongres PDI-P di Bali"
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.