Ada 'Penumpang Gelap' , Banyak Liku Pertemukan Prabowo dengan Jokowi dan Megawati
Upaya Dasco menghubungkan komunikasi antara Prabowo dengan Presiden Jokowi dan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri, panjang dan penuh lika liku.
Penulis: Taufik Ismail
Editor: Fajar Anjungroso
Laporan Wartawan Tribunnews, Taufik Ismail
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua Umum Gerindra Edhy Prabowo mengatakan bahwa pernyataan kolega separtainya Sufmi Dasco Ahmad bahwa ada 'penumpang gelap' di dalam lingkaran pendukung Prabowo Subianto hanya untuk menyampaikan pesan bahwa upaya menjalin komunikasi dengan kubu Joko Widodo ( Jokowi) tidaklah mudah.
"Intinya ini 'penumpang gelap' hanya untuk menyampaikan bahwa ada hal dalam kondisi kita bahwa tidak mudah melakukan komunikasi, baik kemarin di (pertemuan) MRT, dan lain-lain," kata Edhy di Menara Kompas, Jakarta, Senin, (12/8/2019).
Menurut Edhy, upaya Dasco menghubungkan komunikasi antara Prabowo dengan Presiden Jokowi dan Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri, panjang dan penuh lika liku.
Dasco justru menjadi orang yang dituduh mengkhianati Prabowo karena menghubungkan komunikasi antara dua kontestan Pilpres 2019 itu.
"Mungkin pak Dassco menyampaikan itu karena beliau merasa selalu jadi yang dituduh," kata Edhy.
Padahal menurutnya, Dasco mendapatkan restu dari Prabowo untuk menjalin komunikasi dengan kubu Jokowi. Dasco mendapatkan perintah atau tugas dari Prabowo untuk menghubungkan komunikasi dengan Jokowi dan Megawati.
"Padahal beliau (Dasco) ditugaskan oleh Ketum. Saya saksinya, saya yang back up, tapi beliau yang ditunjuk langsung oleh pak Prabowo untuk menjadi penghubung dan beliau sudah lakukan itu," katanya.
Baca: Sebut Ada Penumpang Gelap di Kubu Prabowo saat Pilpres 2019, Gerindra: Prabowo Sudah Baca Situasi
Apa yang dilakukan Dasco tersebut menurut Edhy sangat baik dan berhasil. Tanpa banyak bicara dan gembar-gembor, Dasco berhasil menghubungkan Prabowo dengan Jokowi sehingga terwujudlah pertemuan antara keduanya di Stasiun MRT 13 Juli lalu dan pertemuan dengan Megawati pada 24 Juli 2019.
"Tidak mudah loh tanpa banyak bicara dan bekerja tahu-tahu muncul hasilnya. Jadi saya pikir sudah selesai, lupakan saja (penumpang gelap)," pungkasnya.
Sebelumnya Wakil Ketua Umum Partai Gerindra, Sufmi Dasco mengamini ada "penumpang gelap" di kubu Prabowo-Sandiaga Uno ketika Pilpres 2019 kemarin.
Menurut Sufmi Dasco, Prabowo bisa meninggalkan penumpang gelap tersebut dan membuat kelompok-kelompok tersebut gigit jari.
Dengan tegas, Sufmi Dasco menyatakan penumpang gelap tersebut mencoba memanfaatkan Prabowo demi kepentingan mereka.
"Soal penumpang gelap, bukan karena kita singkirkan. Prabowo jenderal perang Bos. Dia bilang sama kita, kalau diadu terus, terus dikorbankan, saya akan ambil tindakan tidak terduga. Dia banting stir, dan orang-orang itu gigit jari," tutur Sufmi Dasco, Jumat (9/8/2019) dii Hotel Ashley, Jakarta Pusat.
Sayangnya Sufmi Dasco enggan menjelaskan siapa penumpang gelap yang dia maksud. Tindakan Prabowo yang melarang pendukungnya berdemo di Mahkamah Konstitusi (MK) ketika sidang sengketa Pilpres 2019 sudah membuat penumpang gelap gigit jari.
"Pertama itu di MK. Tidak disangka dan diduga, Prabowo umumkan ke pendukungnya tidak melakukan demo dan tidak ke MK supaya tidak terjadi hal yang tidak diinginkan. Ini sudah diluar banyak dugaan orang," paparnya.
"Sesudah di MK, masih ada yang ngomong sama Pak Prabowo. Pak kalau mau rakyat marah, ulama dan emak-emak disuruh ke depan biar jadi korban. Prabowo pikir, emang gue bodoh. Kan kasihan emak-emak serta ulama mau dikorbankan," tutur Sufmi Dasco lagi.
Terakhir Prabowo banting stir lagi dengan menghadiri pertemuan dengan Presiden Jokowi di Stasiun MRT Lebak Bulus. Ini semakin membuat para penumpang gelap makin gigit jari.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.